7-Kulkas Cemburu

413 41 58
                                    


7. Kulkas Cemburu

Kunci kecemburuan adalah rasa gengsi
Kalo lo gak mau cemburu
Makannya jangan gengsi!
-Kulkas Berjalan-


Hari minggu adalah saatnya para jomblowan dan jomblowati rebahan. Melepas penat dari hari-hari yang mereka lewati pada saat melihat couple bermesraan.

Oke skip!

Rosha Annetha. Kebiasaannya pada minggu siang adalah rebahan sambil scroll beranda instagram, story whatsapp, ataupun tik tok. Hari minggu adalah hari surganya tak peduli akan SMS dari operator yang berdatangan karena kuota hendak habis.

Jari Rosha sangat lincah saat menekan keyboard ponselnya. Mencari sesuatu di pencarian instagram. Dan yap! Ketemu! Mata Rosha berbinar saat melihat akun bernama @arf.dvr_ senyum terukir di bibirnya.

Rosha mencari akun Arfa. Ia langsung membuka akun tersebut. Tetapi senyumnya hilang begitu saat melihat akun milik Arfa di privat. Rosha menghembuskan nafas panjang. Apakah ia harus follow akun milik Arfa? Apakah ia akan menerimanya? Argh! Bagaimana ini?

Rosha bangkit dari tempat tidurnya. Mondar-mandir kesana kemari sambil menentukan jawaban. Oh ayolah! Rosha bingung harus bagaimana! Di satu sisi ia ingin sekali stalking akun sosial media Arfa. Namun di sisi lain ia juga takut, bagaimana jika Arfa tak mau menerimanya?

Rosha meraih ponselnya. Tanpa sadar ia sudah menekan tombol biru bertuliskan follow membuat tubuhnya beku di tempat.

Rosha langsung membuang ponselnya sembarang arah. Tetapi masih di atas kasur ya! Kalau di bawah kan bahaya Rosha hanya punya ponsel itu saja.

Tubuh Rosha bergetar hebat. Ia tak tau harus apa? Oh ya Tuhan! Berikan hidayahmu! Rosha menggigit ibu jarinya tegang. Ia mulai meraih ponsel yang tadi ia buang.

Brak.

"ALLAHU AKBAR!" Terima Rosha kaget.

Sementara cowok yang membuka pintu secara tidak sopan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Rosha yang seperti melihat hantu saja.

Rosha mengelus dadanya, melirik tajam sepupunya itu. "Upan! Kalo buka pintu pelan-pelan dong! Kalo gue punya riwayat jantung gimana?! Lo mau tanggung jawab?!"

Zulfan menghentikan aktivitas ketawanya, beralih menatap Rosha serius. "Emang gue ngelakuin apa sampe harus tanggung jawab? Gue kan belum nyentuh punya lo."

Sebuah bantal mendarat di kepala Zulfan. "Mesum!"

Zulfan kembali tertawa. "Ya abisnya lo! Hari minggu malah di kamar mulu. Jalan-jalan kek! Kelihatan banget jomblonya!"

"Emang gue jomblo."

"Ngaku," ujar Zulfan membuat Rosha mendengus kesal. "Yuk ikut gue."

"Kemana?"

"Beli raket badminton sama rubik."

Rosha mengerutkan kening. "Kenapa nggak sendiri aja? Gue males Pan."

"Ya lo harus ikut!"

"Dih maksa." Rosha berdecak. "Kenapa gue harus ikut sih? Kan lo laki bisa sendiri kan?"

"Masalahnya kalo gue sendiri bakal ada banyak cewek yang deketin gue." menyugar rambut kebelakang. "Secara gue ganteng."

"Dih narsis. Ya gak papa kali. Dari pada lo jomblo mulu."

"Tapi kalo gue jalan sama lo otomatis gak akan ada cewek yang deketin gue."

"Kenapa?"

"Setiap gue jalan sama lo. Ada beberapa yang ngira kita pacaran. Dan itu salah satu keuntungannya buat gue." jelasnya. "Udah sekarang ikut gue." menarik tangan Rosha.

Kulkas BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang