13-Rumit

339 33 59
                                    

Aku bisa bersaing dengan orang yang mencintainya, tapi aku tak bisa bersaing dengan orang yang dia cintai.

-Kulkas Berjalan-

Sesuai pengumuman upacara kemarin. Hari ini kelas Rosha berdiskusi tentang penataan mading kelas yang akan diikut sertakan dalam lomba mading antar kelas.

Bu Endah selaku wali kelas hanya bisa support anak muridnya untuk semakin semangat dan memberi saran pada mereka agar murid kelasnya menjadi sosok yang mandiri.

Guru tersebut sudah menentukan jadwal untuk menata mading sekolah, yaitu sepulang sekolah secara bergantian. Seperti setengah murid hari ini, dan setengah murid lagi esok hari.

Bu Endah hanya menetapkan jadwal. Jika siapa yang akan menata mading sekolah atau dari mana buku-buku yang akan dipajang biarlah siswa yang mengatur.

"Baik anak-anak sudah paham bukan? Yang tidak hadir pada hari sesuai jadwal maka akan diberi denda membayar kas seluruh siswa di kelas ini. Mengerti?!" tegas bu Endah.

"Yah bu masa hukumannya gitu sih? Ah gak asik lah bu!" seru Iqbal, pacar Azra.

"Iya bu. Rumah saya jauh dari sekolah. Kalo jalan kaki si," tambah Faiz membuat satu kelas tertawa.

"Bu rumah saya ada di Australia, jauh banget kan bu? Nah makanya saya gak usah ikut aja!" ujar Catur ikut-ikutan.

"Halah ngomong aja males! Mereka males nih bu!" seru Ghea selaku bendahara plus satu-satunya OSIS di kelas Rosha.

"Sudah-sudah. Iqbal, Faiz, Catur. Kalian kan bisa naik motor atau sewa ojek online, atau kalian mau ibu denda? Hah?" ujar bu Endah mengancam membuat ketiganya kicep.

"Haha sukurin tuh! Lagian sih guru dilawan!" ledek Azra.

Bu Endah menggeleng. "Nanti yang akan kumpul setelah sepulang sekolah adalah Azra, Brian, Faiz, Ghea, Iqbal, Nayla, Rosha, Tyo, Zena... "

"Yang namanya tidak ibu panggil kalian kumpul besok. Khusus untuk Ghea dan Zena tolong kalian datang setiap hari ya karena kalian bendahara. Ibu harap kalian bisa mengerjakan semaksimal mungkin."

"Baik bu.. "

***

Setelah sepulang sekolah semua berkumpul di kelas seperti instruksi bu Endah. Mereka takut jika nantinya akan diberi denda oleh guru tersebut, tak terkecuali Rosha dan teman-temannya.

"Oke gue udah buat daftar perlengkapan mading yang mau dibeli. Gue sama Brian bakal beli bareng. Lo mau kan Yan?" tanya Ghea pada Brian yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

Brian mendongak, berpikir sejenak lalu mengangguk. "Iya."

Ghea tersenyum senang, namun senyumnya pudar saat Azra menghampirinya. "Ghe. Gue rasa yang beli perlengkapannya Rosha sama Brian aja deh," usul Azra.

Ghea mengerutkan keningnya. "Kenapa harus Rosha?"

"Lo lupa? lo itu komandan di sini. Lo yang atur mading kalo lo gak ada siapa yang atur mading? Rosha kan emang lagi gak ada kerjaan jadi mending dia aja."

Ghea melirik jengah Rosha. "Rosha. Sini bentar."

Rosha yang tadinya sedang bercanda gurau bersama Zena dan Nayla langsung menoleh, menghampiri Ghea yang memanggilnya.

"Kenapa Ghe?"

"Lo mau beli perlengkapan mading sama Brian? Kalo gak mau ya gak papa sih," jelas Ghea malas.

Rosha melirik Brian sebentar yang kini sudah menatapnya lalu mengangguk. "Iya. Gue yang beli. Tapi harus banget sama Brian gitu?"

"Lo maunya sama siapa?" tanya Ghea terdengar jutek. "Nih daftarnya. Jangan sampai ilang dan sampai ada barang yang gak lo dapet. Kalo gak ada cari di toko lain." memberikan kertas daftar mading kelasnya.

Kulkas BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang