23-Kode

193 20 41
                                    

Kalau emang harus saling lepas sekarang, gue ikhlas.

-Kulkas Berjalan-

Mata Rosha mulai terbuka, remang-remang ia melihat sahabatnya–Azra Salsabila bersama kekasihnya sedang berbincang sesuatu, karena kepo akhirnya Rosha memilih untuk mendengarkannya.

"Lo beneran? Nanti putus nangess!" goda Azra pada Brian.

"Ya mau gimana ya? Kalau hatinya bukan buat gue, terus buat apa gue bertahan? Lagian pacaran itu komitmen, sama-sama berjuang juga, kalau kayak gini gue ngerasa cuma gue deh yang berjuang," jelas Brian.

Azra hanya mengangguk mengerti. "Iya deh terserah lo, tapi jangan sampai lo nyesel, karena dari penerawangan gue Rosha mulai suka sama lo."

Brian tertawa renyah. "Cenayang lo? Tapi yang gue lihat dari matanya dari awal dia bukan suka sama gue tapi kagum."

"Yeh, kan awalnya emang kagum, berlanjut naksir, suka, sayang, terus baru dah cinta. Tapi yang gue lihat dari Rosha dia gak buta cinta."

"Gue tau."

"Apa sih yang lo suka dari Rosha? Selain fisik gitu?"

"Lo kira gue suka sama Rosha gara-gara fisik? Ya gak lah!" melirik Rosha lalu tersenyum. "Dia sederhana, lemah lembut, dan penurut, itu sih yang gue suka dari cewek."

"Terus kalau kalian akhirnya putus gimana?"

Brian tertawa miris. "Gue lebih baik kehilangan dia daripada dia kehilangan kebahagiaannya."

"Abis putus lo bakal ngejauhin Rosha?" pertanyaan Azra membuat Brian terdiam.

Jujur Brian sendiri masih bingung dengan dirinya.

"Gue saranin sih jangan, karena itu yang buat Rosha bertahan sama lo, dia takut lo bakal menjauh kalo dia mutusin lo, karena lo adalah tempat dimana dia curhat dan lo juga adalah sahabat cowok pertamanya."

"Gue usahain."

Mendengar hal itu membuat Rosha termenung, pantaskah ia bersama dengan lelaki sebaik dan sesabar Brian? Entahlah, Rosha sendiri bingung dengan perasaannya.

Ia tak menginginkan Brian jauh darinya, namun di lain sisi Rosha tak nyaman menyandang status 'pacaran' dengan Brian.

"Lo udah bangun, Sha?" tanya Azra yang melihat mata Rosha sudah terbuka entah sejak kapan.

Rosha tersenyum lalu mengangguk, berusaha mengambil posisi duduk dibantu oleh Azra. Sementara Brian panas dingin, takut Rosha mendengar percakapannya bersama Azra.

"Pertandingannya gimana?" tanya Rosha.

"Lo di gantiin sama Nayla, untung aja dia mau, walau dipaksa sih. Udah lo istirahat aja, gue mau ke kantin beli makanan buat lo, tunggu." pergi begitu saja meninggalkan Rosha bersama Brian.

Tujuan utama Azra pergi sebenarnya bukan untuk membeli makanan tetapi ingin agar ada ruang untuk mereka berdua bicara, mungkin jika ada dirinya suasana akan menjadi lebih canggung.

"Minum dulu, Sha," ujar Brian, memberikan segelas air putih yang disediakan PMR.

"Makasih, Yan."

Semuanya kembali canggung, sudah beberapa menit tetapi kenapa Azra lama sekali? Sebenarnya Azra memesan makanan apa sih sehingga lama seperti ini.

Kulkas BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang