10-Mengejar dan Dikejar

274 28 48
                                    


Kertas minyak sih bisa nahan minyak.
Apa kabar gue yang selalu menahan luka
Sewaktu lo gak pernah menerima kehadiran gue?

-Kulkas Berjalan-


Hari ini Rosha berjalan dengan lesu. Bagaimana tidak? Karena kejadian kemarin Rosha jadi sedih sampai matanya sembab karena terus menangis. Tak menyangka bahwa Arfa sejahat itu memanggilnya cewek murahan.

Pagi ini Rosha berangkat bersama Zulfan karena ia sudah pulang dan membawa piala untuk sekolah. Kalau Rosha? Boro-boro matematika saja nilainya maximal 70.

Drum...

Sebuah deruman motor membuat Rosha mengalihkan pandangan. Menatap lekat motor di depannya itu. Tak salah lagi itu adalah motor cowok yang kemarin menolaknya mentah-mentah.

Rosha menatapnya dalam. Sangat sulit sebenarnya untuk melupakan cowok itu. Bahkan ia adalah cinta pertamanya bagaimana tidak sulit coba?

Tak sengaja mata mereka bertemu membuat Rosha langsung mengalihkan pandangan lalu berjalan dengan wajah datar. Tak mau menyapanya dengan senyum seperti biasa.

Keputusannya sudah bulat. Rosha ingin melupakan Arfa!

Arfa hanya melirik Rosha. Acuh tak acuh. Memasukkan kedua tangan kesakunya lalu berjalan dengan percaya diri.

Rosha sampai di kelasnya. Hanya ada dua orang yang sedang berbincang yaitu Nayla dan Zena. Rosha duduk di sebelah Nayla dengan wajah lesu membuat keduanya bertanya-tanya. Ada apa?

"Sha. Are you okay?" tanya Zena kelihatan khawatir.

Rosha hanya bisa mengangguk lalu menangkupkan wajahnya di atas meja. Sementara Nayla dan Zena saling bertukar pandang.

"Kalo ada apa-apa cerita Sha. Jangan diam kayak gini,"nasihat Nayla. "Lo anggap kita temen bukan Sha?"

Rosha langsung menatap Nayla. "Bahkan gue anggap  lo sahabat Nay."

"Yaudah cerita jangan diam aja," desak Zena.

Rosha menghela napas panjang. "Kemarin gue ke perpus buat ngelancarin misi gue yang kelima hari itu. Waktu itu gue ngejar dia. Lama-lama debat sama dia. Terus.." mengingat kejadian kemarin siang.

"Terus?"

Rosha menatap Nayla dan Zena bergantian. "Dia bilang. Jangan jadi cewek murahan. Dengan ngejar cowok duluan. Gitu."

"What?!" keduanya kompak. Terkejut.

"SERIUS?" Tanya Azra yang tiba-tiba saja datang langsung meminta penjelasan Rosha.

Sedangkan Rosha hanya mengangguk lesu. Meratapi nasibnya yang ditolak oleh sang kekasih hati. Ngenes!

"Bagus dong!" ucap Azra membuat ketiga temannya termasuk Rosha terkejut.

"Lo ngeledek gue?" tanya Rosha.

Azra menggeleng lalu duduk di meja Nayla. "Lo perhatiin nih ya Sha. Kebanyakan cowok kalo nolak cewek yang terus ngena dia pasti bakal bilang. 'Lo kayak cewek murahan tau gak!' sementara Jawaban Arfa apa coba?" memperagakan gaya bicara laki-laki.

"Dia bilang. 'Jangan jadi cewek murahan' jelas dong artinya apa!"

"Maksudnya?" tanya Nayla tak mengerti.

"Aduh. Jadi gini. Negatifnya emang ya si Mas kulkas nolak Rosha. Tapi positifnya dia khawatir sama Rosha," jelas Azra.

"Maksud lo Arfa khawatir kalo satu sekolah bully Rosha kalo dia itu cewek murahan karena ngejar dia gitu?" ujar Zena yang mengerti membuat Azra mengangguk.

Kulkas BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang