22-Pingsan

209 19 41
                                    

Perasaan gue justru semakin rumit. ketika gue belajar buat egois sama dia.

-Kulkas Berjalan-

"SERIUS BRIAN BILANG GITU?" Teriak Azra nyaring membuat semua mata mengarah padanya.

Cafe adalah tempat Rosha, Azra, Zena, dan Nayla berkumpul saat ini. Ya hanya sekedar hangout dengan teman. Rosha menunduk, menahan malu karena semua mata kini mengarah pada meja mereka.

"Buset dah, lemes amat tuh mulut!" ujar Zena membungkam mulut Azra.

"Maaf ya kak, sok lanjut aja makannya, temen saya emang agak geser," seru Nayla meminta maaf pada para pelanggan lainnya tak enak hati karena mengganggu ketenangan mereka.

Bukan hanya Nayla, Rosha juga ikutan meminta maaf, dasar Azra ada berita dikit langsung heboh, kayaknya emang Azra pantasnya ikut eskul jurnalistik deh bukannya musik.

"Hehe ya maaf, gue kan kaget Brian ngomong gitu sama Rosha," ujar Azra menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah tanda-tanda sih," kata Zena misterius.

"Hah tanda-tanda apa?" tanya Nayla, tak paham.

"Tanda-tanda kiamat!" kesalnya.

"Owalah, iya sih udah banyak bencana alam, orang mati dimana-mana, para ulama udah pada mati juga udah banyak tanda-tandanya ih serem," ujar Nayla membuat Zena memukul pelan dahinya. Maklumin ya guys Nayla emang lemot.

"Serah lah, pusing gua," menyerah.

"Kan emang bener, apalagi katanya dunia gak sampai 1500 hijriah, padahal sekarang udah 1400 berapa ya lupa gue,"berusaha mengingat.

Zena mengangkat kedua tangannya menyerah, sementara Azra dan Rosha tertawa melihat kekonyolan kedua sahabatnya.

Azra berhenti tertawa kemudian melirik Rosha. "Sha."

Rosha menoleh. "Iya, Az?"

"Jangan tunggu kehilangan baru bisa menghargai," ucapan Azra sukses membuat Rosha terdiam.

***

Hari ini adalah pertandingan volly antar putri antara kelas XI-C dan XI-G. Kini Rosha dan yang lainnya sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka agar kuat dan bisa menang.

"Sha, Ayo latihan," ajak Ghea pada Rosha.

"Tapi, Ghe. Pesenan gue belum dateng," ujar Rosha.

"Kan nanti bisa makan abis pertandingan, sebentar lagi mau mulai loh." memaksa Rosha.

Rosha hanya mengangguk setuju. "Yaudah guys, gue siap-siap dulu ya, nanti pesenan gue buat kalian aja."

"Loh gak bisa gitu dong, Ghe. Bisa gak sih lo gak usah maksa-maksa? Kan Rosha belum makan masa lo ajak aja, nanti kalah nangees!" ujar Azra gemas sendiri.

"Gatau tuh, pemaksa banget! Enek gue!" tambah Zena, tak suka kelakuan Ghea.

"Kok lo ikut-ikutan sih Zen?" tanya Ghea.

"Ya emang nyatanya!"

"Udah, gak papa kok, nanti kalo dateng buat kalian aja ya," kata Rosha menengahi.

"Nah orangnya aja gak protes, ayo, Sha. Cepet!"

"Udah maksa gak sabaran lagi, siapa? Ya Gheatul lah!" sindir Azra.

Kulkas BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang