"Kita harus menyadarinya. bahwa ada beberapa hal yang tidak akan bisa kita miliki sekuat apapun kita menginginkannya."
-Kulkas Berjalan-
"Saya umumkan hari ini bahwa, Intan Massara dan putra saya Arfa Aldevaro besok akan melangsungkan pertunangan."
Deg.
Jantung Rosha seketika merasa berhenti berdetak mendengarnya. Serasa ada ribuan pisau yang menghantam tubuhnya. Rosha terdiam kaku di tempat.
Sedangkan Arfa melotot pada Karina. "Mah!"
Karina membalas putranya dengan senyuman penuh arti. Sementara Intan tak tau harus berbuat apa, gadis itu terus menatap Rosha yang kini masih diam di tempat.
Asni yang berada di sebelah Rosha menyentuh bahunya. "Rosha ... "
Seketika sebulir air keluar dari pelupuk matanya, gadis itu berlari tanpa menghiraukan teriakan namanya di belakang. Gadis itu terus berlari hingga sampai cukup jauh dari tempat itu.
Arfa hendak mengejar Rosha, namun Karina mencekalnya. "Mama mau bicara sebentar denganmu."
Rosha terduduk di trotoar, malam hari ini jalanan sangat sepi. Jarang ada kendaraan lewat. Gadis itu mengangkupkan kedua tangan untuk menutupi wajahnya, air mata mengalir begitu derasnya.
"Sha ... " Panggil seorang cowok membuat Rosha menoleh.
Setelah mengetahui siapa yang datang, gadis itu langsung memeluknya. "Zulfan ... "
Zulfan mengelus puncak kepala Rosha selayaknya seorang kakak. "Gue tau ini menyakitkan bagi lo, tapi udah dong nangisnya, nanti muka jelek lo malah tambah jelek." Menghapus air mata Rosha yang jatuh.
"Gue lupa bahwa dicintai dan mencintai adalah dua hal yang berbeda. Gue udah tau konsekuensinya tapi kenapa gue masih sakit?"
Zulfan mengusap lembut punggung Rosha. "Dia akan kembali kepadamu, setelah ia tahu bahwa orang barunya tidak memiliki sifat sepertimu."
***
Sudah dua bulan sejak kejadian promnight, Arfa maupun Intan sama sekali belum menemui Rosha sama sekali, apakah keduanya benar-benar akan bertunangan?"Rosha, yuhuu! Nih lihat gue sama Asni bawa apa!" teriak Azra berjalan mendekati Rosha yang kini sedang menyapu rumah diikuti oleh Asni.
Rosha tersenyum mendengar teriakan Azra, setelah kejadian itu Azra maupun Asni tak pernah membiarkan Rosha bersedih.
Ketiganya masuk ke dalam rumah setelah Rosha menyuruhnya, mereka bersenang-senang hari ini. Apalagi mereka sudah lulus kan?
"Btw, kalian daftar ke universitas mana nih?" tanya Azra. "Kalau gue sih universitas halu aja yang isinya para cogan fiksi."
"Emang ada?" tanya Asni.
"Kita doakan semoga saja ada ya!" Harap Azra lalu tertawa bersama. "Gimana kalo kita ke universitas Saturnus aja? Siapa tau ya kan diterima?"
Rosha mengangguk. "Gue udah daftar sih."
"Jurusan apa, Sha?" tanya Asni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Berjalan
Teen Fiction-Cinta akan selalu ada. Tapi, subjeknya bisa berubah-ubah- "Nama gue Rosha." "Tau." "Tau dari mana?" "Kita sekelas bego!" Rosha Annetha gadis cantik dengan sikap super pemalu nya membuatnya canggung untuk sekedar dekat dengan cowok. lalu bagaimana j...