12. Friendship

46 9 4
                                    

Assalamu'alaikum...
Maaf lama tak jumpa Hehe.

Happy Reading....

...

"Masa gue tadi dikasih brosur pinjaman begini? Emang muka gue keliatan kek orang butuh duit apa?"

Dengan penuh drama seseorang melempar selebaran tepat di muka Raka sambil ngedumel.

Ogi, makhluk itulah pelakunya.
Dia yang baru saja memasuki kamar Tomi sambil mencak-mencak.

Sedangkan di sana sudah ada Raka, Zevan, dan tentunya sang pemilik rumah yaitu Tomi. Ah Langit tidak hadir untuk kali ini.

"Muka lo emang patut dikasihani sih, Gi," ledek Raka sambil tertawa.
Ia memungut kertas yang tadi di lempar Ogi, membacanya dengan teliti. Yang jelas, ada tulisan besar begini bunyinya,

ANDA BUTUH DANA CEPAT? 5 MENIT CAIR!

Haaa, Raka ingin tertawa lagi. Mereka tidak tau saja kalau Ogi itu anak sultan, ya meskipun masih suka ngutang. Eh.

"Apaan sih lo Gi, gitu doang pake emosi. Itu kan orang lagi cari rejeki juga." ujar Tomi sok bijak, Ogi mendengkus.

Pria itu mencomot kripik kentang yang ada di tangan Raka, lalu duduk di samping pria itu sembari berucap,

"Hilih, lo dibilang 'ga modal' aja emosi, sok sokan ngasih wejangan. Lagian gue becanda kali," balasnya tandas sambil melirik Tomi sengit.

"Ciah disambar kan lo Tom wkwkwk," Raka yang mendengarnya merasa begitu puas, lagi-lagi pria itu menertawakan teman-temannya.

Ogi dan Tomi sama-sama mengernyit. Apanya yang lucu sih? Katawa mulu ni bocah satu.

"O iya, terus-terus jadinya gimana Gi?" tanya Raka berulah lagi.

Ogi mengangkat alisnya bingung.

"Apanya yang gimana si?"

"Ck itu loh... Lo, bakal nerima pinjamannya gak, secara lo kan suka ngutang sama gue, nah ini ada yang nawarin pinjeman loh, gedean lagi. Mana lima menit cair. Wuih gila! Mantap ga tuh???" ledek Raka sambil menaik turunkan alisnya menatap Ogi.

"Kamvret! Dasar rak buku!" balas Ogi sambil melempar bantal ke muka Raka.

Raka tertawa puas mendengarnya.

"Hahaha lo kutu bukunya!" ucap Raka dan melempar kembali bantal tersebut kepada Ogi.

"Lo kutu rambut!"

Dan adegan lempar-lemparan bantal sambil mengumpat itu terus berlanjut.

"Kutu beras lo!"

"Kutu kerbau!"

"Kutu buaya!"

"Ku-, eh emang buaya punya kutu?"

"Punya lah, buaya darat,"

"Buset!"

"Aku tertipu lagi."

"Lah malah sambung lagu Maemun!"

"Lo si."

"Elo lah."

"Lo!"

"Lo dul-"

"Shut up!" akhirnya Zevan ikut bersuara. Sepertinya dia sudah pengang mendengar ocehan teman-temannya yang memang tak bermutu itu.

"Hahaha, mampus kalean kena samber!" ledek Tomi tertawa penuh kemenangan, seperti pembalasan dendam saja.

"Bac*t!!!" ucap Ogi dan Raka bebarengan.

"Tomi! Siapa itu yang ngomong kasar! Mama denger ya!" tiba-tiba suara seorang wanita paruh baya menyahut dari luar kamar Tomi, dia yang tak lain adalah ibu Tomi.

ZeishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang