17. A Mission

16 6 10
                                    

"Nih!"

Pasha mendongak, melihat siapa yang barusaja berucap sembari memberinya secarik kertas.

"Apa ni?" tanyanya.

"Itu nomor ka Shanum, gue tau lo pasti masih uring-uringan 'kan? Masih kepikiran sama sikap lo ke dia kemaren-kemaren?" tebak Eisha tandas.

Pasha menatap adiknya tak berkedip.

"Tau gue, udah ga usah gengsi. Chat sono! Gue berangkat sekolah dulu ya? Asslamu'alaikum, Bang!"

"Wa'alaikum salam."

Eisha tersenyum jahil.

"Sama-sama Bang, semoga sukses ya!"

Pasha ikut tersenyum sembari mengangguk.

"Terima kasih." ucapnya.

###

"Bayar utang lo!" tagih Meta ketika Eisha baru saja memasuki kelas.

Eisha yang bingung langsung bertanya.

"Utang apaan?"

Meta berdecih. "Jangan pura-pura lupa lo Maemun!"

"Apaan si Ta, gue nggak ngerti dah suer." Jawab Eisha, ia memang tak ingat kalau ia punya hutang.

"Ck! Itu loh yang kemaren, yang buku-buku itu," ujar Meta mengingatkan.

Eisha manggut-manggut.

"Ooo, iya-iya gue bakal ceritain."

"Sekarang!"

"Iya Meta Astaghfirullah bawel banget."

"Iya buru!"

"Iya ih, ekhm, jadi gini...."

Eisha pun menceritakan kejadian bagaimana bukunya bisa ada sama Zevan.

"Omo omo omo.... sweet banget gasi Zevan?!" pekik Meta kegirangan.

"Emang, doi gue tuh, jan diembat!" peringat Eisha.

"Hilih, baru gitu aja udah serasa memiliki ya Mbaknya." cibir Meta.

"Loh, lumayan loh ini. Progres ini namanya!" jawab Eisha tak mau kalah.

"Iya-iya, ikut seneng deh gue. Berarti Zevan tuh cara nunjukkin perhatiannya beda dari yang lain ya Sha? Dia ga nganterin lo langsung tapi dia nyuruh orang lain buat jemput dan nganterin lo pulang."

"Iya, kalo udah gitu, gimana gue ga tambah cinta coba?" ujar Eisha senyum-senyum sendiri.

Melihat itu, Meta langsung memutar bola matanya jengah.

"Kumat!"

"Hai?" sapa seseorang yang baru saja memasuki kelas.

"Wih, Sal. Baru berangkat lo?" tanya Meta.

"Iya, tadi gue ngambil surat dulu ke rumah Kanya," jawab Salma sambil meletakkan tasnya lalu duduk.

"Surat?" tanya Eisha, ia sudah waras kembali sekarang.

"Iya, surat dia ga masuk."

"Kenapa lo yg kesana?" tanya Meta.

"Katanya asisten rumah tangganya ga tau rumah gue, jadi dia minta tolong gue buat ambil suratnya ke sana. Kan udah tua juga orangnya, kasian." jelas Salma.

"Emang Kanya kemana?" tanya Eisha penasaran.

"Kata bibinya lagi pergi keluar kota." jawab Salma.

"Ngapain?" tanya Meta.

"Gatau, ga dikasih tau," jawab Salma sambil menggedikkan bahu.

"Oh, yaudah posthink aja. Mngkin dia ada urusan penting." ujar Eisha.

ZeishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang