Assalamu'alaikum...
Sudah siap membaca Zeish? Pasti dong, yakan?
Jangan diskip! Biar ga gagal paham nantinya:)
Happy reading❣️
🕊🕊🕊
"Pagiku cerahku matahari bersinar
kugendong tas biruku di pund---mmmph!"Sedang asyik-asyiknya bernyanyi sambil menuruni anak tangga, gadis cantik kuncir kuda itu tiba-tiba saja dibekap mulutnya oleh sang kakak dari arah belakang.
Otomatis keduanya berhenti menuruni anak tangga dengan posisi Eisha yang terus memberontak.
"Mmphtt, lepwashin Bwhang!!!!!" ronta Eisha sekuat mungkin melepaskan tangan Pasha yang dengan teganya membekap mulutnya itu.
Sementara Pasha malah tertawa melihat wajah adiknya yang mulai memerah.
Tapi lama-lama ia jadi tak tega sendiri, ia pun melepaskan bekapan tangannya dengan senyum jailnya yang tidak luntur.
"Iiihhhh! Nyebelin banget siiii!" seru Eisha emosi. Ia kemudian memukul, mencubit, dan menabok tubuh abangnya itu tanpa ampun.
"Aw! Aw! aduh! Sshh! Sakit, Sha! Awsh! Sakit sakit, stop!" pekik Pasha kesakitan. Percayalah ini bukan kebohongan apalagi drama, tidak samasekali Ferguso! Pasha benar-benar merasa sakit. Ketahuilah, Eisha begitu brutal menerkamnya bak beruang baru selesai hibernasi!
Wajah sih manis, tapi tenaga pria berkumis~batin Pasha meringis.
"Rasain! Lagian ngapain sih usil banget? Orang gue lagi konser juga, Ganggu aja. Untung gue ga jatuh dari tangga. Kalo jatuh terus geger otak gimana, Bang?!" sungut Eisha kesal. Ia menatap abangnya sambil berkacak pinggang, sudah seperti emak emak yang mau demo karena harga cabai dan minyak goreng naik. Tidak sopan sekali ini anak sama abangnya sendiri. Jangan ditiru!
"Itu mulut!" Pasha menyentil mulut Eisha karena telah berucap sembarangan.
"Bang Ih! sakit tau!" Eisha mengusap bibirnya penuh sayang, namun tatapan pada kakaknya begitu nyalang.
"Ya lo pikir tadi gue ga sakit pas lo cubit, lo tabok, lo geplak? Hah? Sakit tau!" ujar Pasha membela diri. Ia tak mau kalah. Bahkan dia meniru gaya Eisha dengan berkacak pinggang.
Ampun sekali. Sepagi ini kakak beradik itu sudah ribut, di tangga pula!
"Ah lebay lo, Bang! Gitu aja sakit. Sakitan mana coba lagi nyanyi dibekap mulutnya? Sakiiiiit, Bang. Hati gue yang sakit," tutur Eisha dramatis. Pasha memutar bola matanya jengah.
"Eh, Adak gue ter sa yang! denger ya! Gue itu niatnya baik, gue mau nolongin lo dari amukan tetangga baru samping rumah kita itu tuh. Jadi sebelum dia datang ngelabrak lo, gue lebih dulu bantu lo terhindar dari masalah itu," begitu serius wajah Pasha saat melontarkan kalimatnya, membuat Eisha menautkan alisnya bingung.
"M-m-masalah? Masalah apa? Gue kan cuma nyanyi, salahnya dimana?" dengan polos Eisha berujar demikian.
"Ya itu, itu dia masalahnya."
Eisha menggeleng bingung.
"Hah? Gue ngga ngarti deh, Bang. Apa maksudnya si?"
"Masalahnya itu suara lo jelek, bikin pengang. Udah jelas kalo dua detik lagi aja lo lanjut nyanyi pasti semua tetangga dan hewan-hewan peliharaannya bakal kesini buat demo ke lo, paham?" ujar Pasha seenak jidat. Eisha tak habis pikir, tega-tegannya abangnya berujar seperti itu, di depan dirinya pula. Masa iya cuma karena nyanyi doang Eisha bakal di demo??
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeish
Teen FictionZEISH Awalnya Eisha berniat menyimpan perasaannya itu dalam hatinya saja, Namun siapa sangka? Seiring berjalannya waktu, ia justru dibuat kelimpungan sendiri dengan perasaanya, sampai ia bertekad menjadikan Zevan benar-benar menjadi hak paten milik...