Assalamu'alaikum.
Halo, pukul berapa sekarang?
Udah makan belum guys?
Udah minum?
Udah mandi?
Udah tidur?
Udah ah nanya mulu.
Hepi riding emblo...
Zevan merutuki dirinya berulang kali. Menatap kesal ponselnya yang berulang kali pula berdenting karena notifikasi dari seseorang.
"Bodoh! Kenapa gue malah kirim ke dia sih?!"
Ya, perkaranya adalah kata "iya" yang ia kirim ke Eisha.
Sungguh, tadinya ia mau membalas pesan ke ketua kelasnya yang bernama Eiger. Eiger ingin meminjam buku kimianya dan Zevan hendak membalas "iya" tapi malah kepencet ke Eisha. Mungkin karena namanya mirip.
Dan lihatlah sekarang, gadis itu terus-terusan mengiriminya pesan, bertanya apakah ia benar khawatir padanya?
Ah! Sebenarnya tadi ia bertanya tentang kabar Eisha saja itu karena suruhan mamanya. Benar, Nakey tau kalau Eisha ada di rumah sakit karena habis diculik. Itu karena Nakey menginterogasi Zevan yang waktu itu pulang malam dalam keadaan babak belur. Dan Zevan akhirnya menceritakan sejujurnya.
Ah iya, jika kalian penasaran kenapa Zevan menyimpan nomor Eisha? Jawabannya simple.
Zevan ingin menyimpannya.
Sudah itu saja.
Tok! tok! tok!
Pintu kamarnya diketuk seseorang.
"Bang? Mama boleh masuk?" itu suara Nakey di balik pintu.
"Masuk aja, Ma." jawab pria itu. Kemudian tanpa menunggu lama pintu itu terbuka, menampilkan Nakey dengan segelas susu hangat ditangannya.
Nakey meletakkan susu itu di samping meja belajar putranya. Sebab Zevan memang sedang berkutat disana.
"Eisha udah bales belum, Bang?" tanya Nakey. Zevan menghela napas, sudah ia duga ibunya akan menanyakan hal itu.
"Udah."
"Beneran?! Terus gimana dia sekarang? Baik-baik aja kan? Ga kenapa-napa kan?" tanyanya bertubi-tubi.
"Mah, kenapa ga nanya sendiri sih?" tanya Zevan heran.
"Iih, mama kan udah bilang, mama mau nanya tapi ga punya nomornya!" Nakey mengerucutkan bibirnya kesal.
"Tadi Zevan kasih gamau." balas pria itu tak mau kalah.
"Ya gamau, mama nunggu Eisha yang chat duluan. Soalnya habis masak sama mama waktu itu kan mama kasih nomor mama ke dia, tapi kayaknya dia lupa ngechat deh." curhat wanita paruh baya itu.
"Yaudah Mama ngalah."
"Gamau Zevan ih! Udah kamu jawab aja tadi dia bales apa? Kenapa malah jadi bahas mama sih!"
Zevan menghela napasnya. Untung mama sendiri.
"Gatau, anaknya salting." gumamnya pelan.
Nakey yang kurang jelas mendengar penuturan Zevan itu malah mengira Zevan mengatai Eisha sinting.
"Heh! Anak orang dikatain sinting!"
Zevan menautkan alisnya.
Yang bilang sinting siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeish
Teen FictionZEISH Awalnya Eisha berniat menyimpan perasaannya itu dalam hatinya saja, Namun siapa sangka? Seiring berjalannya waktu, ia justru dibuat kelimpungan sendiri dengan perasaanya, sampai ia bertekad menjadikan Zevan benar-benar menjadi hak paten milik...