10. Memancing Masalah

43 9 7
                                    

Maaf ya... author habis hibernasi di kutub utara🙈

Happy Reading...

Kriettt...

Dengan begitu pelan Eisha mencoba membuka pintu rumahnya. Rencananya malam ini ia akan pergi keluar mencari angin.

Sudah tiga hari ini Eisha "dikurung" oleh abangnya di dalam rumah. Ya, setelah kejadian pingsan di sekolah, abangnya itu langsung meminta Eisha untuk tidak kemana-mana. Eisha diminta istirahat total di rumah, ia pun terpaksa tidak berangkat sekolah.

Memang tidak ada yang salah sih, niat abangnya itu memang baik, hanya saja Eisha bosan harus terus menerus di dalam rumah tanpa teman. Apalagi sekarang ia sudah sehat bugar. Rasanya malas kalau tetap terus di dalam kamar tanpa berbuat sesuatu.

Tapi ia bersyukur abangnya itu taunya ia pingsan karena kecapean dan efek luka bullyan, bukan karena kejedot tembok sebab ditarik Zevan. Fyuhh untung Salma cuma bilang Eisha pingsan saja. Coba kalau dijelaskan kronologinya juga, fiks! Salma bakal musuhan sama Eisha!

Ya of course alias tentu saja Eisha tak mau abangnya sampai ke sekolah dan ngelabrak Zevan. Oh No!! Eisha tak ingin melihat dua pria yang ia sayangi itu saling berkelahi. Tidak mau!

Jangan sampai itu terjadi deh.

Kreeeettt.

Itu suara gerbang yang sudah Eisha tutup kembali. Ya benar, Eisha telah berhasil mengendap-endap untuk keluar rumah tanpa ketahuan abangnya.

"Akhirnya bebas!!!!" ucap gadis itu girang.

Kemudian ia segera berlari menyusuri jalanan yang kebetulan sedang sepi malam itu.

Karena terlampau girang bisa keluar rumah, Eisha sampai tidak sadar bahwa posisinya saat itu cukup riskan, mengingat dia itu adalah seorang gadis, yang mana berjalan sendirian di malam hari, cantik pula. Apa Eisha tak memikirkan resiko atau sesuatu yang buruk bisa saja menimpa dirinya?

Tapi sepertinya untuk malam ini, gadis itu benar-benar tak peduli tentang apapun, intinya bisa keluar rumah saja ia sudah bahagia.

Tanpa sadar langkah kakinya telah membawanya meninggalkan komplek perumahannya, artinya ia sudah berjalan cukup jauh.

Kini ia sudah berada di tepi jalan raya, tapi anehnya ia tak merasa lelah sedikitpun.

Saat tengah asik berjalan ringan, mata Eisha tiba-tiba menangkap sosok tinggi yang tengah berjalan tergesa-gesa sambil membawa tas punggung.

Dilihat dari jaket dan postur tubuhnya, sepertinya Eisha kenal dengan sosok itu.

Entah bagaimana kaki Eisha terayun untuk mengukuti sosok itu. Ada satu nama bersarang di otaknya. Dan untuk menghilangkan rasa penasarannya, Eisha pun memilih mengikutinya secara diam-diam.

Sosok itu terus berjalan hingga ke sebuah tempat yang terlihat sepi dan gelap.

Oke, sekarang Eisha merasa bulu kuduknya meremang, sebenarnya orang itu mau kemana malam-malam begini?

Dan tak lama, sepertinya sosok itu sadar ada seseorang yang mengikutinya, terbukti ia menengok dengan cepat dengan mata yang seolah ingin menangkap basah sesuatu.

Syukurlah dengan gerak cepat Eisha berhasil bersembunyi di balik pohon.

Huh! Jantungnya hampir saja copot tadi. Ia tersenyum simpul sejenak, merasa bangga pada dirinya sendiri yang sekarang terlihat seperti sedang acting menjadi detektif.

Eisha mengintip sedikit, dan lumayan kaget karena dugaannya itu benar tentang siapa sosok itu.

Tapi ada sesuatu yang membuatnya merasa heran, yaitu mengenai apa yang akan orang itu lakukan.

ZeishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang