Assalamu'alaikum.
Aku kembali setelah hibernasi teman-tema, hehe
Kangen ga? ga pasti:(Baca sampai akhir supaya tidak bingung di part berikutnya ya!
Happy Reading❣️
🕊🕊🕊
Kringggg!!!.....
Pertanda istirahat telah berdering. Akhirnya untuk beberapa menit kedepan semua siswa termasuk Eisha bisa sedikit menghela napas tenang. Mengisi perut, bercanda, dan juga ngobrol sekedar untuk mengistirahatkan otak.
"Kantin?" tanya Meta.
"Kantin dong. Masa iya ke kuburan, ngapain?" jawab dan tanya Kanya.
"Ziarah lah, masa ya nyanyi nyanyi?" Salma ikut menimpali.
"Kalo mau nyanyi mah perginya ke Rumah Sakit dong," Eisha ikut-ikutan.
Selang beberapa detik hening, lalu...
"Rumah Sakit jiwa!" ucap mereka berempat kompak.
Kemudian keempatnya tertawa terbahak. Lah lucunya dimana?
Ah, kalian tidak akan mengerti, karena kalian tak merasakannya."Gaje banget gak sih kita?" tanya Meta miris.
"Kita? lo aja kali." jawab Salma, Eisha, dan Kanya tanpa sengaja bebarengan. Lalu ketiganya berlalu sambil terbahak meninggalkan Meta yang cemberut.
Meta menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Tungguin gue woy! dasar sahabat gada akhlak!"
---
Keempat gadis remaja itu tengah asik berjalan di koridor menuju kantin. Namun tiba-tiba saja Eisha meminta mereka untuk berhenti mendadak.
"Kenapa?" tanya Salma heran.
"Ada doi gue tuh. Bentar ya, gue mau samperin Zevan," ujar Eisha sembari menunjuk Zevan yang tengah berdiri menyender di tembok dengan satu kaki yang ditekuk, pria itu sedang memainkan ponsel.
Sungguh terlihat cool sekali.
"Mau ngapain sih?" tanya Kanya dan diangguki Meta tanda ia ingin bertanya hal serupa.
"Bentar doang kok yah, bye!" Eisha tak menjawab pertanyaan dari temannya.
Ia langsung saja berlari mendekati Zevan yang sedang sendirian di depan kelasnya itu."Zevan!" panggil Eisha saat dia sampai di depan pria itu.
Zevan mengangkat wajahnya, kamudian ia menaikkan satu alisnya saat melihat kehadiran Eisha yang tersenyum sok manis di depannya.
"Aku... aku mau bilang makasih," ujar Eisha to the point, ia masih mempertahankan senyum lebarnya.
FYI, Eisha memang biasa menggunakan kata ganti "aku-kamu" bukan "lo-gue" kalau sama Zevan. Kata Eisha, muka Zevan yang tampan dan menggemaskan itu tidak cocok dipanggil pake kata ganti "lo", selain itu, pakai "aku-kamu" bukankah terkesan lebih manis?
Zevan masih tak bergeming. Eisha jadi malu dan kikuk sendiri karena tak kunjung mendapat jawaban dari lawan bicaranya.
Ia pun memilih berinisiatif menjelaskan langsung alasan ia berterimakasih saja, daripada diam-diaman terus? kan awkward sekali wkwk.
"Mm makasih karena udah ngembaliin pulpen aku tadi ya?" ujar Eisha agak malu, takut dikacangin lagi.
Zevan masih diam. Tuhkan, dia hobi sekali membuat Eisha bingung plus malu. Pertama, bikin bingung karena Eisha tak tau bagaimana caranya mencari topik obrolan apa lagi supaya Zevan mau membalas perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeish
Teen FictionZEISH Awalnya Eisha berniat menyimpan perasaannya itu dalam hatinya saja, Namun siapa sangka? Seiring berjalannya waktu, ia justru dibuat kelimpungan sendiri dengan perasaanya, sampai ia bertekad menjadikan Zevan benar-benar menjadi hak paten milik...