prolog.

16.5K 738 2
                                    

"Ada urusan apa yang membuatmu kemari nak Abi?" Tanya wisnu

"Kehadiran saya kemari Dengan membawa kedua orangtua saya mempunyai tujuan untuk melamar putri Abah Wisnu dan umi syeira" Jawab Abi dengan tegas seakan tidak ada keraguan dalam hatinya

Disaat itu pula gadis yang sedari tadi menundukan kepalanya seketika menatap lelaki yang barusan mengatakan jika ia ingin melamarnya dan sedetik itu pula netra coklat nya bertubrukan dengan mata elang milik lelaki itu dan tak lama ia kembali menundukan kembali pandangan nya,ia meremas ujung Khimar yang ia kenakan alih alih menghilangkan rasa gugup nya agar tidak terlihat,Abi yang melihat tingkah gadis kecil di depan nya pun terkekeh lucu.

Tanpa mereka sadari gerak gerik mereka tak luput dari perhatian mereka semua yang ada di sana

Tak lama Rita menepuk bahu Abi,saat Abi menengok ke arahnya dan bertanya dia pun menjawab dengan nada sedikit menaik "pandangan mu loh dijaga belum mahram ih" sentak Rita yang tak lain adalah bunda Abi yang di balas cengiran oleh sang empu "iya maaf bunda"

"Jadi bagaimana Abah?" Tanya Rasyid Ayahnya Abi

"Abah serahkan semuanya pada putri Abah,karena yang akan menjalankan kan dia bukan Abah" jawab Wisnu sebari menatap putrinya yang sedari tadi menunduk

Merasa dirinya menjadi bahan pembicaraan sekarang dia menegak kan pandangan nya lalu tanpa sengaja melirik kepada lelaki yang ada di hadapan nya,dan sedetik itu pula Abi memberikan senyum manis nya  yang mampu membuat ara kembali menunduk,jari jemari nya kembali di gunakan untuk meremas ujung Khimar nya yang menutupi paha nya,dia merasa jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya

"Saya tidak membawa dokumen tentang diri saya,karena niat saya kesini untuk mengajak ara menikah bukan mengajak nya Ber ta'aruf,jadi apakah kalian mengijinkan saya untuk memperkenalkan diri saya? Tanya Abi

Netra pria itu tak henti menyorot wajah wisnu-Ayah Ara sekaligus gurunya yang sangat ia hormati,tak kunjung mendapat balasan dari perkataan nya tadi yang seolah meminta izin iya pun menghela nafas pelan.

Lalu tak lama ia mendapat anggukan dari calon ayah mertua nya itu ia langsung melempar senyum terimakasih,ia menarik nafas nya lalu menegakkan badan nya.

"Nama saya Abimanyu Shauqile Al Ghazali, berumur 28 tahun,anak pertama dari Muhammad Rasyid Al Ghazali dan Rita Ashifa Al Ghazali,saya memiliki adik laki-laki bernama Muhammad Gibran Pratama Al Ghazali dan adik perempuan Naura Ashifa Al Ghazali" Abi memperkenalkan dirinya dengan santai namun tegas.

Sebenarnya Wisnu sudah mengetahui itu karena Abi adalah salah satu santri yang ia banggakan dan kagumi.

"Ayok nak perkenalkan dirimu" ucap syeira umi Ara sambil menatap putrinya itu lembut.

Ara menegakkan badan nya " baik umi" balas Ara yang sedari tadi diam,suara nya yang sangat lembut mampu membuat Abi merasa ada getaran dalam dirinya.

Ara menarik nafas pelan
"Nama saya Meira Az-Zahra Abbasy,berumur 20 tahun,anak dari Wisnu Brayudani Abbasy dan Syeira  Kinanti Abbasy,saya memiliki seorang kakak laki-laki yang sudah menikah dengan Mutia Almira Abbasy dan sudah di karuniai anak bernama Aminah Radya Abbasy" Ara memperkenalkan dirinya dengan tenang dan suara yang lembut yang mampu membuat siapapun yang mendengarnya merasa tenang.

"Jadi bagai mana Abah?,apakah Abah menerima ku menjadi calon menantumu?" Tanya Abi yang sangat kelewat PD yang mampu mengundang gelak tawa dari semua yang ada di sana

"Semuanya kembali ke ara" balas Wisnu.

"Jadi bagaimana nak?,apakah kamu menerima lamaran nya?" Tanya syeira dengan lembut

Ara menatap kedua netra uminya lalu berganti melihat netra Abinya,lalu tak lama ia mengangguk tulus dan berkata "bismillah...Ara menerima lamaran mas Abi" lalu dengan cepat ia menundukan kembali pandangan nya.

Semua yang ada disana tersenyum lega dan sama sama mengucap Hamdallah, sama hal nya dengan Abi yang langsung berterimakasih pada kedua orang tuanya juga calon mertuanya,dan sesekali ia tersenyum Pepsodent memamerkan gigi yang tidak terlalu putih tapi rapih nya itu,Ara yang melihat nya hanya terkekeh

"Jadi kapan Akad nya di langsung kan?" Tanya Rasyid pada Abi

"Lebih cepat lebih baik" ucap Wisnu menimpali ucapan Rasyid.

"Eumm,,bagaimana jika Minggu depan" balas Abi enteng

"Hah? Minggu depan?" Tanya Ara tak percaya dengan nada sedikit menaik,ia yang menyadari kebodohannya pun kembali menundukan kepalanya lalu hanya bisa mengucap istighfar di balik niqabnya.

                   


















******

Alhamdulillah.....



Ini cerita pertama aku jadi maaf bngt ya kalo kurang dapet feel nya atau ga rapii.

Jangan lupa follow akun author ya ehehe,makasih dan Jan lupa vote juga biar aku tambah semangat deh halu nya:)

Assalamualikum.


















Ara untuk AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang