07.Menunggu Nara pulang.

5.7K 978 17
                                    

Meo berdiri seraya berpegangan pada dinding, dengan Nara yang berdiri di depannya. Sudah berpakaian rapi dan hendak pergi.

"Jangan keluar ya, jadilah anak baik" ujar Nara sembari mencium dahi Meo lembut.

Meo merengut, diakan mau ikut juga tapi sadar dengan keadaan, akhirnya Meo mengangguk saja "Cepat..pulang" cicitnya.

Meo memegang ujung kemeja Nara "Iya, aku bentar aja kok. Kamu jangan nakal oke. Kalau mau eek di kamar mandi, tapi kalau eek di lantai juga gak masalah, nanti aku bersihin"

Meo mendelik "Aku gabakal eek di lantai kali" rengutnya sebal.

Nara tertawa, dia pamit dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Langit malam sudah mulai mendung dan memerah, sepertinya akan turun hujan.

Meo masih memandang mobil Nara yang bergerak keluar dari halaman rumah, dan melaju cepat. Setelah itu Meo menutup pintu dan berjalan menuju sofa.

Sofa yang diletakan dekat jendela, Meo mengintip dari jendela dan menunggu kepulangan Nara, padahal gadis itu baru saja berangkat.

Meo mengenakan kaus besar selutut milik Nara, dan tak mengenakan dalaman sama sekali.

"Nara...cepat pulang...meoong~"

****

Meo gemetar takut saat petir bergemuruh dan mulai menyambar dilangit. Diluar hujan badai terjadi dan Nara belum kunjung pulang.

Sudah 4 jam Meo menunggu disofa, dia mulai ketakutan saat petir-petir itu bergemuruh, telinga kucingnya sangat sensitif dengan suara kuat seperti petir.

Dia meringkuk di sofa, telinganya luyu dan ekornya melilit di pinggangnya.

"Nara..hiks..pulang..meong~..hiks..
Nara..hiks.." isaknya terus menerus.

Meo takut, dia takut kembali sendirian seperti ini. Dia mau Nara, kemana Nara, kenapa lama sekali pulangnya.

Jder!

Gluduk gluduk.

"NARAAAA..hiks..HUAAAAAAAAA MEO TAKUUUUTT!!"

Meo menutup telinga manusianya kuat, sedangkan telinga kucingnya menutup sendiri. Tubuhnya gemetar hebat saat ini.

Cklek.

"MEO!!"

Ekor dan telinganya langsung menegang, dia bangkit dan menerjang tubuh Nara seketika. "Hiks Naraaa, Meo takut..hiks..petirnya seram..hiks
.meong~..hiks..takut.." racaunya terus-menerus.

Nara mengatur pernapasannya, dia mengebut disepanjang jalan, bahkan dia hampir menabrak seseorang, hanya demi Meo yang sendirian di rumah.

"Aku disini..tenang Meo..Nara uda pulang.." bisiknya.

Tubuh Meo bergetar hebat, dia sangat ketakutan saat ini. Nara jadi merasa bersalah karena meninggalkan cowok ini di rumah sendirian.

Gak lagi deh, kasihan.
























Tbc.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang