05.Pagi bersama Nara

6.2K 1K 54
                                    

Meo merasakan kehangatan dan dekapan hangat di tubuhnya, baru kali ini ada yang memeluknya begitu erat dan nyaman.

Cowok itu membuka matanya dan menampilkan manik merah dengan iris kucingnya. Mengerjab polos saat melihat wajah cantik seorang gadis.

Insting manusianya kembali lagi, Meo memundurkan tubuhnya dan bangkit dari tidurnya.

Dia menghela napas saat menatap tangannya sudah kembali seperti semula, namun kukunya meruncing seperti cakar.

"Gue jadi apaan ini, ekor, telinga. Ya Tuhan" gumamnya miris. Tapi disini hangat sekali, berbeda dengan di kamar mewahnya.

Dingin dan sunyi, kamar gadis ini hangat dan nyaman. Meo meraba lehernya "Kalung?" gumamnya heran.

Dia turun dari kasur dan hendak berdiri.

Brugh!

"Anjir.." umpatnya pelan. Kakinya kayak gak berfungsi, lemas. Meo berusaha merangkak dengan tangan dan lututnya.

Dia merunduk sebentar, dan melihat ekor panjangnya bergoyang-goyang "Bodo amat anjir, bodo amat. Pusing hik meoong~"

Meo terdiam, sial. Insting kucingnya hendak datang lagi. Terbukti dari paw yang mulai terbentuk lagi "Arghh!!"

Meo terengah-engah, napasnya memberat, dia segera merangkak menuju kaca panjang dekat lemari pakaian.

Dan saat dia sampai "Anjir, gue jadi kucing" gumamnya shock.

Mata yang tadinya kosong kini terlihat polos dan berbinar, dia menjilati paw berbulunya lalu merangkak kembali menuju kasur.

Telinganya bergerak-gerak lucu, ekornya mengibas senang. Insting kucing sudah 100 persen menguasai dirinya.

"Meoong~meoong~" dia terus mengeong saat rasa lapar menguasai perutnya.

Meo menjilati tangan Nara yang menggantung di pinggir kasur, menjilati setiap jarinya dan menggigitnya.

"Nyannn..meoong~"

"Eungh..ah..h-hey..b-bangun" bisik Meo seraya memegang pinggiran kasur dan menatap melas Nara yang masih tidur.

Dia berdiri dengan lututnya "Meoong~lapar..nyann..meoong~" rengeknya sedikit. Meo menjilati wajah Nara dengan cepat.

Menjilati bibir ranum Nara yang manis "Meoong~" ngeongnya lagi.

Nara menggeram pelan, dia membuka matanya perlahan dan menatap tepat di mata Meo yang juga menatapnya.

Nara mengelus rambut dan telinga Meo lembut "Hrrrr.." Meo menggeram rendah saat rasa nyaman kembali dia terima.

"Pagi Meo" sapanya lembut.

Meo mengangguk, dia mendusel di leher Nara dan menjilati leher Nara "Lapar..nyawnn.." bisiknya melas.

Nara tertawa pelan, dia bangkit dan duduk di pinggir kasur, Meo langsung menerjangnya dan masuk ke pelukannya.

"Meoong~" dia terus mendusel dan menjilati leher Nara.

"Ayo makan, kamu mau makan apa?" tanya Nara lembut.

"Ikan! Mau ikaaaaan"

"Oke, sini Nara gendong"

Meo melepas pelukannya, tatapan polosnya berubah lagi, oh. Insting manusianya kembali, pawnya mulai menghilang dan tangan normal berkuku runcingnya kembali.

"Eh? EHHHH!! LO NGAPAIN!? MUKA LO DEKET BANGET SAMA MUKA GUE!!" Teriaknya seperti seorang gadis habis diperkodok.

Nara tertawa pelan, dia memeluk Meo dan menggendongnya "Katanya mau makan, ayo kita sarapan Meo" bisiknya lembut seraya melayangkan kecupan di pipi Meo.

Meo menatap Nara dengan mata lebarnya, bibirnya bergetar pelan karena rasa shock dan malunya.

Sial, Meo malu sekali!

*****

Nara mendudukan Meo di karpet berbulu, mereka sudah sarapan dan kini saatnya Nara mengajak Meo bermain.

Nara berjalan sedikit menjauh, kemudian membungkuk sedikit.

"Meo, come here" panggilnya riang.

Meo merotasi matanya malas, dia malah memandangi kukunya indahnya dengan centil. "Gue bukan ku- MEONG!!"

Dia mengeong keras saat Nara menarik telinganya. Dia menatap tajam gadis itu.

"Come here, kamu itu kucing manis aku. Kemari" panggil Nara lagi.

Meo menggeleng keras "Grrrr..awas lo, gue balas. MEONG!! JANGAN TARIK EKOR GUE!! GRRRR" dia menerjang Nara saat gadis itu menarik ekornya.

"Lucu banget sih" Nara malah tertawa pelan melihat wajah imut Meo diatasnya.

Meo menggeram kesal, dia menggigit tangan Nara kuat, sampai berdarah.

"Meo, don't be a bad kitten"

Meo terdiam, dia melirik tangan Nara yang masih digigitnya lalu segera melepaskannya. "M-maaf, habisnya lo narik ekor gue. Sakit.." cicitnya merasa bersalah.

Nara menggeleng pelan. Kemudian mengekus rambut hitam Meo "Gak papa kok" ujarnya lembut.

Meo berpikir, ini cewek unik bener ya.
























Tbc.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang