14.

4.4K 740 24
                                    

Ketiduran semalam, gajadi aku ending kan ini😭.

Author Pov.

Nara melangkah dengan santai di koridor sekolah, jam baru menunjukan pukul 7 pagi lewat 39 menit. Dan masih sedikit murid yang datang.

Sesekali bersenandung riang, pagi harinya terasa cerah karena keimutan Meo tadi.

Flashback.

Nara tengah memakai sepatunya di sofa dekat pintu rumah, Meo yang kini insting kucing tengah menguasainya merangkak perlahan menuju pemiliknya itu.

Bibirnya melengkung kebawah, dia sadar kalau Nara akan meninggalkannya sendiri dirumah seperti hari yang lalu.

Meo menduselkan wajahnya ke leher Nara, dan menjilati leher jenjang gadis ber ponytail itu. "Meo, geli ih" gumam Nara sembari menjauhkan wajah Meo.

"Meong!" ngeongnya keras sembari menepis tangan Nara. Meo kemudian menjilat paw lucunya yang kenyal, dan menggarukan paw itu ke kepalanya yang gatal.

"Gatal!" ucapnya kesal. Dia mendusel lagi leher Nara demi menghilangkan rasa gatal itu.

"Meo-"

"Gatal ih..meong.." gumamnya pasrah.

Ekor panjangnya mengibas cepat, telinga kucingnya bergerak lucu. Mata merah beriris kucingnya menatap melas Nara dari samping.

Nara tak tahan, dia mengelus kepala Meo dan mencengkramnya pelan. Meo menggeram keenakan, matanya terpejam dan telinganya meluruh luyu.

"Meong~" ngeongnya pelan sembari mendusel di wajah Nara.

Nara memejamkan matanya, perlahan dia membuka matanya dan mendorong paksa tubuh Meo. "Meong!?" Meo mengeong kaget saat tubuhnya dimundur paksa.

Nara mengukung Meo dibawahnya dan menatap lekat wajah imut dan tampan milik Meo "Nara?" panggil Meo heran.

Nara mendekatkan wajahnya, dan mulai mencium Meo dengan lembutnya.

Chup~

Mata beriris merah milik Meo membulat sempurna, sedetik kemudian mata merahnya berubah menjadi mata kecoklatan.

Telinga dan ekornya menghilang, taring dan pawnya lenyap. Sedangkan ukuran tubuh Meo kembali membesar.

"N-nara..." cicit Meo tak percaya, dia menyentuh bibir tipisnya dengan tangan yang bergetar.

Nara sendiri malah menyeringai puas "Manis, bibir kamu manis" bisiknya lembut.

Meo malu, wajahnya memerah dan dia segera menutupnya dengan kedua tangan mulus beruratnya "Malu.." lirihnya.

Indah sekali ciptaan Tuhan di depan Nara ini.

Flashback end.

Nara kembali terkekeh pelan, manis sekali. Nara tak tahan menghadapinya "Nara!" suara itu, seketika membuat Nara berhenti melangkah.

Dia berbalik dan melihat Xiel berlari dengan riangnya, saat sudah dekat, Xiel segera melompat ke pelukan Nara.

Hap!

Nara menangkap dan menahan tubuh Xiel begitu melompat "Ya ampun sayang, jangan suka larian begitu ah" tegur Nara.

Xiel tertawa pelan, dia mendusel di leher Nara "Pinjam hp kamu dong" pinta Xiel manja.

"Kamu turun dulu"

"Iiih, gamauuu"

"Xiel, jangan nakal"

"Hump!"

Dengan ogah-ogahan Xiel turun dari gendongan Nara, kedua tangannya mengadah di depan Nara "Kamu mau apa?" tanya Nara sembari memberikan ponsel Opponya.

Xiel menggeleng pelan "Cuma mau foto, biar jadi koleksi kamu" ujarnya cepat.

Nara menggeleng pelan, tadi Meo sekarang Xiel. "Yaudah, kembalikan itu di jam istirahat ya" ujar Nara seraya berjalan menjauh.

Xiel tak menjawab, matanya memandang shock foto yang menjadi wallpaper ponsel Nara "What the hell" bisiknya tak percaya.

Apa ini beneran? Jika benar, Xiel punya rencana bagus agar Meo itu menjauh dari kehidupan Nara.

"Bersiaplah" gumam Xiel licik.

Dia akan mengurus siluman kucing itu.





















Tbc.

Syalalala.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang