12.

4.7K 795 28
                                    

Selepas kepulangan Xiel beberapa menit yang lalu, Nara berjalan memasuki rumahnya. Di dalam kepalnya tengah memikirkan banyak hal.

Meo sudah kembali normal, berarti sudah saatnya Meo pulang ke rumah asalnya. Tak ada lagi alasan bagi Meo untuk tinggal di rumah Nara lagi.

"Meo" panggilnya begitu melihat sosok normal Meo yang duduk di sofa. Menonton kartun spongebob dengan tenangnya.

Meo menoleh "Iya?" sahutnya tenang.

Nara terdiam sejenak, suara Meo saat normal dengan saat menjadi kucing sangat berbeda. Jika saat dia menjadi kucing suaranya lucu, lembut dan halus.

Maka jika dia dalam keadaan normal, suaranya berat, serak basah dan juga sangat seksi. Nara berdehem sebentar "Kamu uda kembali normal, bukankah kamu harus pulang ke rumah kamu?" ujarnya tenang.

Meo diam, dia mengalihkan tatapannya ke arah televisi lagi. Nara mendengus kesal, Meo kucing dengan Meo manusia sangat berbeda.

Meo kucing sangat penurut dan imut, sedangkan Meo manusia sedikit arogan dan...tampan.

"Meo, aku bertanya" ujar Nara sekali lagi.

Terdengar helaan napas kasar dari bibir Meo, dia berdiri dan berjalan ke arah Nara. Tinggi sekali, biasanya Meo hanya sehidung Nara, tapi kini malah Nara yang sehidung Meo.

Meo berdiri di depan Nara, menunduk sedikit agar melihat wajah Nara dengan jelas, seringai terbentuk di bibirnya.

"Pulang?" tanya nya dingin. Nara mengangguk tenang.

Dengusan sinis terdengar "Aku gabakal pulang, disini rumah aku. Kenapa kamu mau aku pergi dari sini, bukannya kamu bilang aku ini milik kamu?" ungkapnya datar.

Nara menghela napas panjang "Benar. Tapi kan kamu uda normal lagi, jadi untuk apa kamu disini" Nara berusaha memberi pengertian.

Tapi Meo tak mau mendengarkannya.

"Aku gamau pulang. Aku bakalan terus disini karena aku milik kamu!" serunya tak terbantahkan. Napasnya terengah-engah dengan raut wajah penuh amarah.

Kedua tangannya mengepal kuat menahan seluruh gejolak dalam hatinya. "Kamu salah paham-"

"ENGGAK!! AKU GAK SALAH PAHAM!! KAMU SENDIRI YANG BILANG KALAU AKU INI MILIK KAMU!" teriaknya pilu.

Walau marah, air mata tetap mengalir turun dari kedua matanya. Bibirnya bergetar, sisi kucingnya seakan sudah melekat kuat ditubuhnya.

Nara mengerjab pelan, dia mengelus pipi Meo agar remaja itu tenang "Kamu salah paham soal itu" ujar Nara lembut.

Meo menggeleng ribut, dia menghempaskan tangan Nara dan berlari ke kamar kosong yang ada di depan kamar Nara.

Brak!

Dan membantingnya kuat. Nara menghela napas pendek, Meo salah paham tentang hubungan mereka, bagaimana cara Nara agar Meo tak salah paham lagi.

"Sial" umpatnya pelan.

Nara sayang pada Meo, hanya saja untuk sekarang hubungan mereka tak jelas. Dan Nara tak bisa menjelaskan dengan tegas bagaimana hubungan mereka.

"Kamu memang milik aku Meo, hanya saja terlalu bahaya jika sekarang aku memilikimu" lirih Nara.

Dia harus menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu, agar kehidupannya berjalan damai tanpa ada ancaman kematian lagi.

"Maafin aku Meo.."

Nara berjalan menuju kamarnya, malam ini adalah pertama kalinya Nara tak tidur sekamar dengan Meo.



















Tbc.

Syalalala. Aku bakalan up lagi, malam ini mendadak meong bakalan ending💃.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang