Nara menghela napas lelah, dia turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu rumah. Seharian belajar membuatnya muak.
Nara membuka pintu dan masuk "Meo? Ya ampun berantakan banget" Nara terkejut tentu saja, rumahnya berantakan.
Sofa yang sudah terbalik, meja kaca yang sudah pecah, sampah yang berserakan dan air becekan dilantai.
"Meooooooo!!" seru Nara kesal, dia berjalan mencari Meo di rumah sederhananya ini. Dia berjalan menuju dapur dan melihat kotoran di bawah meja.
"Ya Tuhan, dia eek dilantai. Besok-besok beli kotak pasir dah" gumamnya pasrah.
Dia kembali berjalan menuju kamarnya, karena dia mendengar suara cakaran dari arah pintu kamar bagian dalam.
Semakin dekat, semakin terdengar jelas suaranya. Nara berdecak sebal, dia membuka pintu kamarnya dengan kasar lalu masuk.
Brak!
"MEONG!!"
Nara menatap belakang pintu, Meo terduduk di lantai seraya mengusap hidungnya yang memerah karena hantaman pintu.
"Aw..Nara!! Sakit tau" serunya marah, dia berdiri dan menatap tajam gadis itu, pawnya memang tak muncul karena saat ini insting manusianya datang.
Yang ada hanya kuku runcingnya saja.
Telinga dan ekornya menegang, dia mendesis marah "Kamu kenapa berantakin rumah!? Kamu juga eek dan kencing di lantai!. Kamu kucing jelek yang nakal!! Aku gak suka!!" Serunya marah.
Meo yang tadinya marah kini terdiam, matanya yang melotot mulai menyendu dan telinganya meluyu kebawah. Begitu juga dengan ekornya.
Meo menunduk "Tapi-"
"Gak ada tapi-tapian!! Kita batal jalan-jalan nanti sore, aku gak suka kucing nakal!" sentak Nara seraya berlalu keluar dari kamar dan membanting pintu dengan kuatnya.
Brak!
Meo memejamkan matanya karena kaget. Matanya berkaca-kaca "Meoong..." ngeongnya sedih, insting manusianya sedikit terluka dan memilih bertukar dengan insting kucing.
Pawnya kembali terbentuk, Meo berjongkok dan merangkak menuju kolong tempat tidur. Dia meringkuk disana dan menangis.
"Meoong..hiks..ma..af..hiks...meong....hiks..Me..o..hanya..hiks..mau..
..membuat ukiran di pintu..hiks..meoong..ma..af.." lirihnya pilu.Sedih sekali rasanya dimarahi Nara, sakit hatinya. Ekornya melilit di pinggang dengan telinga yang luyu ke bawah.
Baru kali ini dia merasa sakit hati setelah beberapa hari merasakan kesenangan.
Memang salahnya karena saat insting kucingnya datang Meo meluluh lantahkan seisi rumah, dia tersadar saat di dalam kamar Nara.
Meo mengaku salah karena mengotori rumah.
"Maaf..hiks..meong..hiks..maaf..huhuuuuu..hiks..maaf..hiks..meong.."
Terus menangis sampai membuat Meo mengantuk, dia terus menangis sampai akhirnya tertidur dengan isakan yang muncul di bibir mungilnya.
"Hiks.."
..tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Meong! [End]
FantasySeorang Cat Hater bernama Meore mendapatkan kutukan yang mengubah dirinya menjadi manusia setengah kucing. Hanya ada telinga, ekor, gigi taring kucing, paw atau tangan kucing yang muncul di tubuhnya. Dan juga sifat manja yang tiba-tiba hadir dalam...