19.Berakhir.

5.2K 819 91
                                    

Janlup voment~

Authur Pov.

Nara menghela napas panjang setelah meletakan Xiel ditempat tidur yang ada di ambulance. Xiel sudah tak sadarkan diri karena Nara sempat menyuntikan sesuatu ke lehernya.

Setelah menutup pintu Ambulance, Nara berjalan mendekati tempat sopir. Dia mengetuk pelan kaca hitam di sebelahnya.

Tuk tuk.

Sopir yang ada di dalamnya tersentak kaget, dia menoleh dan segera membuka kaca mobilnya "Ada apa Nona muda?" tanya nya sopan.

Nara menatapnya datar.

"Pastikan dia tak bisa berbicara lagi, katakan pada Dokter yang akan menanganinya nanti, mereka harus membuat Xiel bisu, selamanya. Aku akan mengeceknya besok, jika dia masih bisa bicara besok, maka keluargamu akan kuhancurkan"

Ucapan panjang penuh perintah itu menggetarkan hati sopir tadi. Kini hatinya dipenuhi rasa takut dan kasihan. "Baik" jawab seadanya.

Nara mengangguk puas, dia berjalan menjauhi mobil Ambulance tadi.

Akan lebih baik Xiel tak bisa bicara, atau dia akan membeberkan rahasia Meo.Batin Nara.

Sepasang suami istri berjalan mendekati Nara, mereka nampak segan. "Nona Muda, sudah saatnya" ujar mereka sopan.

Nara mengangguk, bersamaan dengan datangnya Meo dari arah belakang Mansion besar milik Nara. Wajahnya dipenuhi air mata, hidungnya memerah.

Dia sudah kembali normal, Meo sudah kembali menjadi manusia normal. Sweater besarnya kini terlihat nge pas di tubuhnya.

"Nara..." lirihnya pilu. Nara hanya memandangnya datar, kemudian menghela napas pendek "Bawa dia pulang" ujar Nara pada suami istri tadi.

Mereka mengangguk. Ucapan Nara tadi membuat Meo tak percaya "Nara, Meo gamau pulang sama mereka. Meo mau sama Nara.." lirihnya memelas.

Dia berjalan mendekati Nara, namun orang tua Meo langsung menahan tubuhnya "Sudah saatnya kamu pulang" ujar Mama Meo.

Meo menggeleng ribut "Tapi ma, Meo kan-"

"Kami sudah tau"

Hening, Meo terdiam seketika "B-bagaimana..bisa.." lirihnya tak percaya.

Sang Papa menatap ke arah Nara "Nona Muda sudah mengabarkan hal ini pada kami. Karena kamu sudah kembali normal dan tak mungkin kembali ke wujud aneh kamu, kini saatnya pulang."

Meo tak percaya, air mata mengalir turun dari kedua manik coklatnya "Nara..hiks..Meo gamau pulang..hiks..Nara bilang..hiks..Meo adalah milik Nara.." racaunya memberontak.

Dia berusaha melepaskan pegangan kedua orang tuanya dan juga beberapa pengawal.

Nara sendiri nampak menatap datar Meo, dengusan remeh terdengar darinya "Dan kau percaya?" tanya Nara sinis.

Dia memandang remeh Meo yang menatapnya shock. Gadis itu bukan Nara-nya Meo, gadisnya tak akan berkata sejahat itu. "T-tentu...saja..hiks..Meo percaya.." bisiknya parau.

Gelengan tak percaya Nara berikan, dia menyugar poni panjangnya. Tatapan mata tajamnya menghentak ulu hati Meo.

"Kau bodoh, aku hanya memungutmu layaknya memungut kucing jalanan. Setelah kau kembali normal dan tak akan berubah kembali, kau akan kukembalikan ke tempatmu semula" ujar Nara telak.

Dia lantas berbalik dan pergi menjauh, Meo sendiri menggeleng tak percaya. Dia lantas meronta tak terkendali, berusaha mengejar Nara yang semakin jauh.

"ENGGAK!! MEO GAMAU KEMBALI KETEMPAT SEMULA!! MEO LEBIH MEMILIH KE RUMAH NARA!!..hiks..MEO GAMAU PISAH DARI NARA!! MEO GAMAU!! HUAAAAAAAAA MEO GAMAUUUUUU!!" Teriaknya histeris.

Meo tak mau ditinggalkan cinta pertamanya, orang yang berhasil menggerakan hati kaku Meo selama ini. "Percuma. Kini saatnya kita berpisah" ujar Nara tenang, sesaat dia berhenti.

Dia menoleh sedikit dari sela bahunya, kemudian senyum hangat dia berikan pada Meo.

"Jadilah anak baik, jangan suka menyakiti kucing. Meo adalah kucing baik, kucing manis, Meo adalah Kitten baikku. Selamat tinggal" ujarnya lembut.

Dia kembali berbalik, dan berjalan semakin jauh. Meo sendiri sudah histeris tak terkendali, tubuhnya sampai berlutut ke bebatuan paving blok.

"HUAAAAAAAA NARA JANGAN TINGGALIN AKU!!..hiks..NARA AKU MOHON JANGAN TINGGALIN AKUU!!!" histerisnya.

Nara yang mendengar jeritan itu hanya mengepalkan kedua tangannya. Dia tersenyum disela air mata yang mengalir dikedua matanya.

"Aku mencintaimu.."

Bisikan tulus yang terbang bersamaan dengan angin malam kala itu. Menjadi saksi perpisahan pilu antara dua hati yang terpaksa berpisah.

Demi kebaikan mereka bersama.


































































The End.

Oke, ada extra chap.

Tapi nunggu ini 150 vote dan 60 komen no spam.

Bay💃.

Btw, ini asal mula Xiel yang ada di mendadak bayi, bisu. Ini masa lalu Xiel.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang