15

4.5K 724 57
                                    

Xiel berjalan perlahan menuju kelas Nara, dia sudah mengganti wallpaper ponsel Nara agar gadis itu tak mencurigainya.

Tok tok.

Xiel mengetuk pelan pintu kelas Nara, membuat seluruh atensi murid didalam menuju ke arahnya. "Nara" panggil Xiel lembut.

Nara berdehem sejenak, dia lumayan malu karena kini teman-temannya pada bercie-cie berjama'ah. Dia berjalan mendekati Xiel.

"Uda selesai?" tanya Nara tenang. Xiel mengangguk pelan kemudian memberikan ponsel Oppo milik kekasihnya itu.

Dia mendekat ke telinga Nara kemudian berbisik. "Mama ngundang kamu makan malam hari ini. Datang ya, aku tunggu" setelahnya dia menarik diri.

Memberikan senyum manisnya, lalu pergi dari hadapan Nara. Gadis itu menggeleng pelan kemudian masuk lagi ke kelasnya.

"Pacar lo so sweet ya Nar" celetuk Winda. Nara menggeleng pelan "Biasa aja ah" jawabnya.

Bagi sebagian besar siswi di sekolah Nara, Xiel adalah sosok pacar idaman. Karena kekayaan, ketampanan dan kepopulerannya yang luar biasa.

Hampir menyamai Celo Apridatan, sosok yang menjadi pemilik hatinya Qeiza. Mantan pacar Xiel dulunya.

"Kok kalian langgeng aja ya, pasti ntar kalian jadi suami-istri" celetuk Rudi. Nara mendelik tak suka "Paan sih lo" ketusnya kemudian duduk di kursinya.

Nara tak akan menikah dengan Xiel, karena yang dia cinta hanyalah Meo seorang.

----------

Nara turun dari mobilnya begitu sampai di halaman rumah sederhananya. Dia berjalan sembari menenteng bungkusan belanja.

Isinya susu, obat kutu, cemilan, permen dan banyak lainnya. Milik Meo semua, bukan milik Nara.

Cklek

"Meo-" ucapan Nara terhenti seketika saat melihat Meo menungging sembari menggesekan bokongnya ke dinding rumah. Meo lantas menoleh cepat dengan wajahnya yang memerah dan berkeringat.

"N-nara.." cicitnya kaget. Dia hendak berdiri tapi sengatan di bokongnya kembali membuatnya menggesekan kembali bagian belakang tubuhnya ke dinding.

Nara masuk ke dalam rumah dan langsung mengunci pintu. Dia meletakan bungkusan besar dikedua tangannya ke meja didekatnya. Lalu mendekati Meo.

"Kamu ngapain?" tanya nya heran.

Meo tak menjawab, dia hanya terus menggesek dan menggeram rendah.

"Meo?"

Masih tak ada jawaban, Nara heran dan dia segera berjongkok. Melihat bagian bawah Meo. Matanya seketika membelalak "Kamu uda cum!? Ya ampun berceceran di lantai semua ini" ujarnya sedikit panik.

Meo tak mengenakan celana dalamnya lagi, alhasil ya..gitu deh.

Ada apaan sih ini. Saat Nara hendak berdiri, Meo segera memeluk kaki Nara dan menggesekan bokongnya ke Punggung kaki Nara.

"Eumhh..nyawn.." desahnya tertahan.

Bibirnya bergetar pelan, serta ekor yang sudah tegang. "Kamu kenapasih!?" seru Nara panik. Dia hendak menyentuh bahu Meo tapi remaja itu langsung menerjangnya.

Bruk!

Nara meringis pelan saat merasakan punggungnya membentur lantai, Meo menungging diatas tubuh Nara. Perlahan bagian bawahnya turun dan menduduki perut bawah Nara.

"Hrrr.." geramnya pelan.

Dia menggesekan bokongnya disana.

"Meo...kamu lagi musim kawin?" tanya Nara tak percaya.

"Meong~" ngeong Meo yang terus menggesek dan sedikit menekan bagian bawah perut Nara.

"Meo sadarlah!!" sentak Nara, ini tidak benar. Meo tak bisa sembarangan kawin seperti ini.

Meo membuka matanya perlahan, bibirnya terbuka memperlihatkan taring kucingnya, liur mulai menetes dari sudut bibirnya.

Meo mendekati leher Nara "Hey! Meo-"

Grit.

"Aw!" Meo menggigit leher Nara sebagai mating saat perkawinan. Bersamaan dengan cairan putih yang mulai bermuncratan membasahi seragam Nara.

"MEO!!" teriaknya emosi. Tapi sayang Meo malah memejamkan matanya dan terkulai lemas diatas tubuh Nara.

Napasnya terengah-engah dan geraman rendah masih terdengar.

"Apa aku habis dikawinin?" gumam Nara tak percaya.

Sialan, apa-apaan ini semua.





























Tbc.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang