13.

4.5K 767 25
                                    

Meo membuka matanya perlahan saat rasa tak nyaman terasa di bokongnya, ternyata ekor panjangnya sudah melingkar dan menggeliat gelisah.

Meo terdiam, dia mengangkat kedua tangannya dan menatapnya lekat "Aku...kembali seperti kemarin?" bisiknya lemas. Dia bangkit lalu terduduk diatas kasur.

Kuku runcing yang menjadi ciri khas cakar kucing kembali lagi, dua telinga hitam dan taringnya juga sudah kembali.

Meo menghela napas panjang, apa yang terjadi semalam, Meo tidak terlalu ingat. Yang dia rasakan sekarang adalah rasa lapar dan haus.

"Mau minum susu, Nara mana sih" gumamnya kesal seraya turun dari kasur.

Kausnya nampak kebesaran di tubuh mungilnya, sesekali Meo akan menggaruk telinga kucingnya yang gatal dan menjilati ekor panjangnya.

"Mmnn..meong..Naraaaaa" Nara yang tadinya sedang membuatkan sarapan sontak kaget. Dia berbalik dan melihat Meo sudah kembali menjadi kucing manisnya.

Senyum bahagia terbit di wajahnya "Meo, kamu uda bangun" ujarnya senang dan langsung memeluk tubuh mungil itu.

Meo heran, tapi dia tetap mendusel di dada Nara dengan senangnya, ekornya mengibas senang dan bergelayut di paha Nara.

"Meong~" ngeongnya manja, dia memeluk erat Nara dan meminta kode agar digendong. Nata terkekeh pelan dan langsung menggendong Meo ala koala.

Meo langsung menjilati wajah Nara dengan riangnya "Haha, haha geli Meo" Nara lebih senang seperti ini.

Dengan Meo yang seperti ini, bukan Meo yang tadi malam "Meo lapar miauw~" ujarnya melas dan mendusel dileher Nara.

"Mau makan apa?"

"Ikaaaaaan"

"Oke sayang" bisik Nara lembut. Telinga dan ekor Meo berjengit kaget merasakan hawa panas itu.

Debaran jantungnya sangat cepat, Meo takut dadanya meledak saking cepatnya. Nara membawa Meo ke kursi samping meja makan lalu mendudukannya.

"Tunggu disini ya" ujarnya lembut. Meo mengangguk patuh, Nara berjalan ke arah dapur dan mengambil ikan goreng khusus untuk Meo.

Meo sendiri memilih untuk mengambil ponsel Nara yang tak jauh darinya dan memainkannya. "Ih, dia jelek. Ngapain peluk-peluk Nara nya Meo" gerutu Meo begitu melihat walpaper hp Nara.

Foto antara Nara dengan Xiel.

Meo merengut sebal, dia menjelajahi isi galeri Nara dan menukan fotonya sendiri saat tertidur. Sesaat dia tertegun, kemudian senyum malu terbentuk.

"Nara potoin Meo, hihi." cicitnya senang. Kemudian dia mengganti wallpaper Nara dengan foto Meo yang sedang tidur.

Foto pertama yang Nara ambil setelah Meo tidur selepas dimandikan. Senyum senang terbit diwajahnya seketika "Ini lebih bagus, Meo imut" gumamnya riang.

Ekor panjangnya mengibas riang, tawa kecil sesekali terdengar darinya.

Nara sampai heran, ada apa dengan kucing manisnya ini. "Kamu sedang apa?" tanya Nara mengejutkan Meo.

Kucing itu segera mematikan ponsel Nara dan meletakannya di meja. "Hehe, gak ngapa-ngapain" jawabnya lugu. Senyum lebar yang memperlihatkan gigi taringnya.

Lucu sekali. Nara mengelus kepala Meo dan sesekali mengelus dagunya "Makan yang tenang ya." ucap Nara lembut. Meo mengangguk patuh kemudian memulai sarapannya.

Nara tersenyum lembut, walau senyum kecut terulas kecil disana.

Mama Meo.

Kami akan menjemputnya 2 hari lagi, tenang saja. Kami sudah punya cara agar Meo kembali normal.

Terima kasih sudah menjaganya Nona Muda.

Nara menghela napas panjang, sisa 2 hari lagi.





























Tbc.

Syalalala.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang