11.Meo vs Xiel

5.4K 840 47
                                        

Meo memandang tajam Xiel yang duduk di kursi depannya, jarak mereka hanya terpisah dengan meja makan kayu berwarna putih kilat.

Saat Meo bangun tadi, dia kembali ke wujud normalnya. Tapi tubuhnya lemas sekali, namun saat melihat Nara berpelukan dengan remaja di depannya ini.

Meo gajadi sakit, lemas hilang dari tubuhnya dan saat ini Meo maupun Xiel menunggu makan malam yang sedang Nara buatkan.

"Kamu siapanya Nara?" tanya Xiel sopan, Meo mendengus sinis dan bersidekap dada.

Dia mengenakan kaus milik Xiel dan juga celana pendek selututnya. Di dahinya ada bye-byr fever, wajahnya memerah karena panas ditubuhnya.

"Aku mi-"

"Makan malam sudah siap" ucapan Meo terpotong saat Nara datang dan meletakan 2 piring nasi dengan lauk ayam gulainya.

Dia meletakan masing-masing 1 piring di depan Meo dan xiel. "Kalian bicarain apa?" tanya Nara penasaran.

Meo mendengus "Nara, suapin~" rengeknya manja. Nara menggeleng pelan kemudian hendak duduk di kursi sebelah Meo, namun ucapan Xiel menghentikannya.

"Pacar kamu disini siapa Nara?" ucapnya dingin dan sedikit arogan.

Nara menoleh, kemudian helaan napas terdengar. "Tapi Meo lagi sakit Xiel" ujarnya lembut. Meo melendot ria di bahu Nara, tanpa memperdulikan tatapan gelap Xiel.

Dia langsung berdiri "Aku pulang" ujarnya datar lalu pergi berlalu.

Nara menghela napas panjang, dia menggeser kepala Meo terlebih dahulu baru menyusul Xiel. Meo tersenyum sinis "Nara bakalan jadi milik gue" gumam Meo licik.

Dia menyuapkan nasi ke mulutnya dan menikmatinya.

.
.
.

"Xiel, tunggu aku" panggil Nara sembari menyamakan langkahnya dengan Xiel.

Xiel berhenti, namun dia tak berbalik. "Kamu kenapa hem?" tanya Nara lembut saat berada di sebelah Xiel. Xie menunduk, kedua tangannya mengepal kuat.

Dan menoleh kesal "Kamu kenapa lebih peduli sama dia daripada aku!? Kan aku yang pacar kamu, dia hanya adik sepupu kamu. Jadi kamu gaperlu terlalu perdu-"

Chup.

Xiel terdiam, dia menatap gugup Nara yang baru saja mengecup pipinya lembut. "Uda cemburunya?" tanya Nara.

Xiel merengut sebal, dia memeluk Nara dengan erat dan mendusel dilehernya "Kamu nyebelin!" sungutnya sebal.

Nara tertawa pelan dan mengelus bahu Xiel, mereka asik berpelukan tanpa sadar jika Meo memandang mereka dari jendela rumah.

Tatapan matanya datar dan penuh rencana "Huh" dengusnya sinis kemudian berlalu dari sana.

Lihat saja, Xiel memang pacarnya. Tapi Meo lah yang akan menjadi pendamping terakhir di hidup Nara.

Tunggu saja

















Tbc.

Syalala.

Mendadak Meong! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang