Nomor handpone Marchel
"yes..akhirnya gue dapet nomornya Marchel, Mmm...chat gak ya?, jangan deh, nanti belum apa-apa nomor gue di blok lagi" Karen mengoceh sendiri sambil berjalan menuju ruang kelasnya dengan fokus meandangi fotonya Marchel di hpnya, entah dia dapat dari mana..
Saat di depan pintu kelasnya, Karen menabrak seseorang karena terlalu fokus pada hpnya,
"aduhh...lo kalo jalan make mata dong..!!" kata Karen sambil teriak lalu berdiri melihat orang yang menabraknya,
ternyata dia menabrak Marchel sontak membuat Karen terkejut,
Karen langsung mencari handpone nya yang terjatuh saat tertabrak oleh Marchel,
Namun Marchel sudah terlebih dahulu mengambil hp Karen karena berada dibawah kaki Marchel,
Marchel melihat ada foto nya di dalam handpone Karen, "ngapain lo simpen foto gue?" tanya nya dengan tatapan dingin,
"mm..mm.." Karen tak bisa berkata apapun,
Hanya menundukan kepalanya kearah lantai.
Biasanya Karen tak pernah takut dengan siapapun,
Namun entah mengapa jika melihat Marchel ia selalu gerogi.
"kalo ditanya jawab! Jangan cengeng!gue gak suka cewek cengeng!" kata Marchel lalu dia mengembalikan handpone Karen dan langsung berlalu meninggalkan Karen.
Karen langsung membalikkan tubuhnya memandangi Marchel yang sudah barlalu pergi.
"biasa aja kali!" kata Karen lalu melihat hpnya apakah foto Marchel dihapus,
"hah..kok dia gak ngehapus sih? Apa dia udah mulai suka suka sama gue ya?" kata Karen sambil senyum-senyum lalu masuk kedalam kelasnya.
-
"heh..lo kenapa senyum-senyum sendiri? Kayak orang kerasukan tau lo kalo gitu!" tanya Riska yang dari tadi memperhatikan sahabatnya seperti sedang bahagia tapi Karen tidak menjawab Riska
"Karen! Karen!" Riska menyenggol tubuh Karen dengan nada setengah berbisik, tapi Karen masih tidak menjawab
"Karen! Perhatiin Bu Endah lagi nerangin! Nanti lo dihukum lo!" kata Riska
namun Bu Endah ternyata memperhatikan Karen sedang melamun sambil senyum-senyum dan tidak memperhatikan pelajarannya,
Bu Endah memang dikenal guru paling Killer di sekolah mereka
"Karen!" Bu Endah agak menyentak memanggil nama Karen, Karen langsung sadar dan terkejut
"i..i..iya bu?" kata Karen terbata-bata
"kamu ngapain sih senyum-senyum sendiri gitu? Bukannya perhatin guru lagi menerangkan pelajaran?!!" kata Bu Endah dengan ekspresi wajah yang ditakuti oleh semua murid
namun Karen hanya diam saja, "sekarang kamu keluar dari kelas! Dan hormat bendera dilapangan! Kamu masuk kekelas nanti setelah jam pelajaran ibu habis!" kata Bu Endah menyuruh Karen keluar dari kelas,
Karen bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kelas
"masak gue disuruh hormat bendera 2 jam sih? Kan panas terik" gumam Karen dalam hati. Karen sampai dilapangan dan melihat cuaca yang panas yang amat sangat terik,
Karen menghela nafasnya lalu mulai hormat bendera.
💘
Kriiinggg...bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran berganti.
"akhirnya gue masuk kelas juga" kata Karen lalu berjalan menuju kelasnya
"aduh..capek banget, panas lagi" Karen mengeluh dan menyeka keringatnya yang bercucuran lalu duduk dibangkunya
"Karen! Ada ulangan tau tadi" kata Riska memberitahu kepada Karen
"hah..terus gue gimana dong?" kata Karen panik dia tidak dapat nilai ualngan
"gini aja, pas istirahat nanti lo samperin Bu Endah aja! Nanya lo ulangan gimana, boleh ualangan apa enggak, ya?!"
Kriiinggg...Kriiinggg...bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat
"anterin gue yuk Ka!? Nanti lo tunggu didepan kantor aja, gue yang masuk! Ya?!" kata Karen mengajak Riska untuk menemaninya ke kantor guru untuk menemui Bu Endah
"yaudah yuk!" kata Riska, kemudian mereka menuruni tangga sekolah.
Tok..tok..tok.. Karen mengetuk pintu kantor untuk mencari Bu Endah, "cari siapa Karen?" tanya salah satu guru yang menjadikan Karen sebagai murid kesayangan karana dia pintar dalam pelajarannya, namanya Pak Muchtar guru Ipa di sekolahnya
"cari Bu Endah pak, bapak liat gak?" jawab Karen sambil bertanya kepada Pak Agus dimana keberadaan Bu Endah
"tadi ada di mejanya, coba cari aja!" kata Pak Muchtar kemudian berkata
"yaudah bapak mau keluar dulu, ati-ati yo, tadi bapak liat mukanya Bu Endah agak marah, memang kamu bikin salah opo?" Pak Muchtar mewanti-wanti lalu bertanya ke Karen dengan logat jawanya yang kental
"hehehe..yaudah pak saya ke mejanya Bu Endah dulu, makasih pak" kata Karen lalu berlalu jalan menuju meja Bu Endah.
"Bu maaf, saya Karen. Saya mau tanya bu, saya kan tidak ikut ulangan pelajaran ibu tadi, jadi saya bisa ulangan sekarang gak bu?" kata Karen sambil berdebar dan tangannya dingin karena ketakutan
Bu Endah memperhatikan wajah Karen dan membuat Karen semakin takut, "makannya kalau guru menerangkan perhatikan! Jangan melamun sendiri! Kamu itu sebenarnya pintar, biasanya juga kamu gak begini di pelajaran saya. Yaudah kamu ulangan nanti aja waktu ada mata pelajaran ibu lagi!" kata Bu Endah,
Karen hanya terdiam dan pergi setelah mengucapkan terima kasih pada Bu Endah.
"udah Kar?" tanya Riska yang sedari tadi menunggu di luar kantor guru
"udah, kata Bu Endah gue ulangannya nanti, pas ada pelajarannya lagi" jawab Karen, kemudian mereka berjalan menuju kelas mereka, lalu saat di tangga, Riska dan Karen melihat Marchel sedang bersama cewek
Hanya berdua, sontak membuat Karen dan Riska terkejut, "Marchel! Lo ngapain di sini? Berduan aja lagi??" Riska berteriak ke arah Marchel.
*Bersambung
____________________________________________Gimana temen-temen part ini?
Kalo suka Comment yaa..
Temen-temen jangan lupa Vote dan Commentnya🆗️..makasih:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Adagio
Teen FictionHai, follow dulu ya sebelum baca!! Warning! 🚫Dilarang keras menjiplak!! Malu membaca penasaran dijalan, bikin tiruan/menjiplak memalukan.. . . . 'gue gak pernah berfikir untuk mencintai ataupun jatuh cinta, jadi maaf jika cara gue mencintai tidak s...