14. Kita pacaran?

55 40 15
                                    

"Arga..mau mampir dulu gak?" Karen bertanya sebelum ia menuruni mobil Arga,

"gak usah Kar, gue boleh nanya gak?" Arga agak ragu,

"boleh lah..kenapa enggak,"

"lo lagi marah ya sama Marchel?" Karen terkejut mengapa Arga bisa tahu kalau dia sedang marah dengan Marchel,

"enggak! Lo tau dari mana?" sanggah Karen,

"enggak apa iya?" Arga kurang percaya,

"iya..abisnya gue kesel banget sama dia! Kenapa coba dia gak suka sama lo?? Kan aneh.." ujar Karen mengungkapkan kekesalannya,

"mungkin dia gak suka kalo gue deket-deket sama lo Kar..positif thinking aja ya!" Arga menenangkan Karen yang masih sedikit kesal dengan Marchel,

"ya tapi kenapa dia harus gak suka gue deket sama lo? Kan dia tau lo tu sahabat gue.."

"mungkin dia baru pertama kali suka sama cewek Kar..jadi pas ngeliat cewek yang dia suka di kelilingin cowok, dia jadi emosi" Arga tetap menenangkan Karen,

"yaudah sana! Kapan mau turunnya? Apa lo mau ikut gue aja?" sambungnya,

"iya..makasih ya selalu nenangin gue.." tiba-tiba Karen memeluk Arga yang membuat Arga sedikit terkejut,

"iya Kar, sama-sama" Arga melepas perlahan pelukan dari Karen. Sebenarnya Arga masih ingin memeluk Karen lebih lama lagi, namun ia tak ingin membuat dirinya semakin sedih karena tidak mungkin memiliki Karen.

Sebenarnya dalam hati Arga, ia selalu ikhlas kalau Karen dimiliki orang lain, namun terkadang rasa ingin memiliki itu ada..itu manusiawi bukan?

"yaudah gue masuk dulu ya..bye" Karen keluar dari mobil Arga lalu bergegas masuk kedalam rumahnya.

                                  💘

Setibanya dia didalam rumah, Karen melihat sosok yang sangat ia kenal betul yaitu Marchel yang sedang menunggu di ruang tamunya,

"lo ngapain disini?" Marchel langsung berdiri dari sofa yang ia duduki,

"Karen..maafin gue ya..sebenernya ada yang pengen gue sampein sama lo.." ujar Marchel,

"apa emang?" Karen salah tingkah, ia yakin Marchel pasti akan menyatakan cintanya pada Karen,

"tapi lo masih marah gak sama gue?"

"kalo masih marah emang kenapa?" Karen semakin salah tingkah,

"ya..gak bisa disampein sekarang, tunggu sampe lo mood nya baik dulu.." Marchel ingin sekali tertawa melihat Karen yang salah tingkah, namun ia tajkut Karen semakin marah padanya,

"yaudah..gue gak marah lagi kok. Emang lo mau nyampein apa?" Karen tak sabar,

"gak bisa disini Kar! Ayok ikut gue!" Marchel menggenggam tangan Karen. Marchel bisa merasakan tangan Karen yang dingin,

"tapi gue belum izin ke mami.." Karen merasa jantungnya bedetak kencang,

"gue udah izin tadi..kata mami lo boleh, tapi jangan pulang malem!" Marchel langsung menarik tangan Karen keluar rumah dan mengajaknya masuk kedalam mobilnya yang terparkir lumayan jauh dari rumah Karen,

"kok lo markir mobil jauh banget sih??" Karen protes,

"kalo gue parkirnya didepan rumah lo, gue takutnya lo gak mau masuk rumah karena masih marah sama gue..makanya gue parkir disini.." jawab Marchel kemudian masuk kedalam mobilnya tak lama diikuti oleh Marchel,

"kita mau kemana?" Karen bertanya pada Marchel yang tak tahu akan membawanya kemana,

"rahasia doong.." Marchel berteka-teki, sebenarnya Karen malas kalau dihadapkan dengan teka-teki,

AdagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang