Arga dipindahkan keruangan perawatan karena sudah berhasil melakukan operasi, namun kondisi Arga masih kritis.
Drrtt..Drrtt..Drrtt..
Handpone Arga bergetar, Karen yang meemgang handpone Arga. Segera ia lihat, sebuah panggilan masuk dari Galang. Segera Karen menjawab telepon Arga.
“halo,”
“Ini nomor Arga apa gue salah sambung ya? Maaf mbak saya kayaknya salah sambung.”
“ini gue Karen,”
“loh kok handpone Arga ada di elo?”
“Arga di tembak Lang,”
“sama siapa? Terus dia terima gak orang yang nembak dia?”
“bukan nembak itu maksud gue, tapi dia kena tembak pistol Lang.”
“ooh..hahh?! Sekarang dia dimana?”
“di rumah sakit,”
“dirumah sakit mana?”
“gje share location ya.”
“cepetan ya Kar..”
“iya. Ini udah gue kirim lokasi rumah sakitnya.”
“okay, gue kesana sekarang.” Galang memutus telepon.
“Arga pokonya lo harus bangun, semua orang kawatir sama lo Ga..mereka semua juga takut lo pergi, setidaknya kalo gak demi gue demi mereka yang sayang sama lo Ga..” lirik nya dibalik jendela kaca yang agak besar.
Karena Arga masih kritis, dia belum bisa dijenguk sehingga hanya bisa melihatnya dari balik jendela kaca tersebut.
💘
“Karen!” Galang berlari menuju Karen, diikuti Hengki juga yang ikut berlari.“loh Hengki, kok lo disini?” Karen bingung. Karena setahu nya Arga tidak terlalu kenal dengan Hengki, begitu pun sebaliknya.
Mereka bisa kenal hanya Karena Hengki saat itu menolong Arga saat ia pingsan ditangga.
“ya gue mau jenguk Arga lah Kar,” jawab Hengki.
“tau sih Kar, lo aneh..ngapain lagi kita berdua kesini kalo bukan jenguk Arga, ya gak Ki” Galang menoleh ke arah Hengki.
“iya sih, tapi maksud gue kok Hengki, lo bisa kenal si sama Arga?” Karen penasaran,
“gue sama dia kan temen maen dulu sebelum gue pindah ke SMP” jawab Hengki,
“maksud lo, kalian kenal dan temenan dari SD?” Karen masih kepo,
“lebih tepatnya temen satu perumahan, dari kecil” jelas Hengki.
“oooh, pantesan lo kesini” Karen baru paham.
“sekarang Arga udah gakpapa?” Galang bertanya pada Karen,
“peluru yang ada di badan Arga udah dikeluarin, tapi kondisi Arga masih kritis” jawab Karen sambil mata nya terus menatap Arga yang terbaring di ranjang.
“terus lo kenapa gak masuk?” tanya Hengki,
“eh iya sih, itu yang mau gue tanyain tadi. Lo ngapain ngambil kata-kata gue Ki? Nyontek ya lo?!” tuding Galang ngelantur,
“abisnya palak lo transparan, jadi gue bisa ngebaca isi palak lo” jawab Hengki ikut ngelantur.
“masa sih Ki?” Galang tak percaya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Adagio
Novela JuvenilHai, follow dulu ya sebelum baca!! Warning! 🚫Dilarang keras menjiplak!! Malu membaca penasaran dijalan, bikin tiruan/menjiplak memalukan.. . . . 'gue gak pernah berfikir untuk mencintai ataupun jatuh cinta, jadi maaf jika cara gue mencintai tidak s...