"sebenernya yang waktu kita liat si Marchel 2 hari lalu sama cewek ditangga itu sebenernya bukan pacarnya tau, dia itu cuma temen sekelas Marchel dulu, lumayan akrab sama dia. Marchel minta bantuan buat pura-pura bilang kalo dia itu pacarnya Marchel, soalnya dia males kalo lo suka sama dia" Riska menjelaskan panjang lebar,
"beneran Ka?" Karen girang,
"iya beneran, soalnya tadi gue denger dia lagi ngobrol di telpon, trus gue paksa dia buat kasih tau gue yang sebenernya, akhirnya dia kalah dan dia kasih tau deh ke gue" ujar Riska bangga
"makasih Riska..lo memang yang terbaik deh" kata Karen memeluk Riska,
Riska hanya cengengesan dan merasa bangga karena telah memecahkan masalah tentang pacar Marchel.
"oh iya Ka, kan si Marchel gak suka kalo ada cewek yang nempel sama dia, tapi kok si Marchel mau sih deket-deket sama cewek kemaren?" tanya Karen ke Riska heran, tak biasanya Marchel suka dideketin sama cewek-cewek,
"cewek yang kemaren itu tuh ternyata temennya dia dari pas SMP, dia dulu pernah deket sama Marchel tapi gak pacaran karena si Marchel udah nolak mentah-mentah sebelum dia nembak" jawab Riska,
"ooo..gitu" Karen lega, kemudian Karen menyambung "eh iya, si Marchel mana? Kan kita mau praktek, kok belum ada sih?" tanya Karen yang sedari tadi tidak melihat keberadaan Marchel,
"oh, dia lagi beli bahan-bahan, gue yang suruh dari pada gak ada kerjaan, kan kita butuh borax segala rupa buat praktek. Oh iya gue udah dapet kodok buat kita praktek" ujar Riska,
"bagus deh kalo gitu, tinggal kerjain trus bikin laporan, selesai, gue juga bisa kok sampe magrib, kan rumah kita deketan, kapan-kapan lo dong main ke rumah gue?!" ajak Karen,
"oke"jawab Riska. Tak lama Marchel pulang membawa semua bahan-bahan yang diperlukan untuk praktek.
"udah lengkap semua belum bahan-bahannya?" tanya Riska ke Marchel,
"udah" jawab Marchel singkat,
"yaudah buruan! Bikin sekarang biar gak repot!" Riska mengajak Marchel untuk bergabung bersama nya dan Karen duduk di ruang tamu sekalian prakrek. Marchel berjalan ke arah dimana Riska dan Karen duduk tanpa menjawab sepatah katapun sambil mengeluarkan tatapan dingin ala Marchel. Mereka mulain mengerjakan praktek nya,
"Ka bentar, lo tega bunuh kodok tanpa dosa ini?" Karen menghentikan Riska yang ingin membelah katak percobaan untuk praktek mereka,
"emang kenapa? Dari pada elo yang gue jadiin buat praktek, Udah deh Kar jangan banyak ngomong, gue pengen cepet beres, kan kita praktek lama gak mungkin sebentar jadi jangan bawel deh lo!!" Riska mengomel pada Karen,
"siap bos laksanakan" Karen menjawab dan mengembalikan fokusnya, tanpa sadar mata Karen melirik terus ke arah Marchel yang berada di sebelah Riska,
"aduk nih mata gue gak bisa diatur lagi " umpatnya dalam hati,
Karen sedang berperang dengan dirinya sendiri karena matanya melirik Marchel terus, tapi Karen tak ada niat sama sekali untuk curi-curi pandang pada Marchel.
"aduh si Marchel kok ngeliatin gue gitu ya? Apa dia kagum kali liat kecantikan gue?" ge-er nya dalam hati karena Marchel memandanginya walau tatapan Marcel tetap dingin.
"udah belum Ka? Gue bikin laporannya ya?" tanya Karen ke Riska untuk memecah kecanggungannya karena dipandangi oleh Marchel walau Karen tak tau maksud terselubung mengapa Marchel memandanginya,
"yaudah bikin aja, ini juga udah selesai" jawab Riska kemudian berdiri"gue cuci tangan dulu ya" sambungnya lalu berjalan menuju dapur untuk mencucu tangannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Adagio
Teen FictionHai, follow dulu ya sebelum baca!! Warning! 🚫Dilarang keras menjiplak!! Malu membaca penasaran dijalan, bikin tiruan/menjiplak memalukan.. . . . 'gue gak pernah berfikir untuk mencintai ataupun jatuh cinta, jadi maaf jika cara gue mencintai tidak s...