28. Please God!

36 7 3
                                    

"Kar, bertahan ya..gue mohon" Marchel terus berdoa dalam hatinya.

"Tuhan, tolong selamatin Karen, tolong lindungi ia selalu dimanpun dan apapun yang terjadi sama Karen..aku mohon" sambungnya dalam hati memohon.

"Arga! Karen kenapa??" mami dan papi Karen tiba-tiba muncul.

"tante, om tenang dulu..sekarang dokter lagi berusaha yang terbaik buat nyelamatin Karen, jadi jangan terlalu cemas ya tante. Kita duduk dulu yuk" Arga memapah mami Karen duduk di kursi sebelah Marchel.
   
 
                            📿

Dokter dan perawat keluar dari ruang ICU.

"gimana dok anak saya?" tanya mami Karen pada dokter.

"Karen sudah melewati masa kritis bu, tapi Karen masih tidak dalam kondisi baik jadi kami masih memantau Karen dalam 24 jam ini. Jadi Karen belum bisa dipindahkan ke ruang perawatan" ujar dokter yang menangani Karen.

"tapi Karen gak akan kenapa-napa kan dok?" mami Karen bertanya pada dokter dengan air mata yang deras di pipinya.

"kita sama-sama berdoa agar Karen cepat sadar ya bu" jawab dokter.

Mami Karen sangat syok, begitu juga papinya.

"kalau begitu saya tinggal dulu bu. Permisi" dokter dan perawat pergi meninggalkan ruang ICU.

Brukk!!

Tiba-tiba lutut papi Karen menepel kelantai dan terjatuh sambil memegang dada kirinya.

"papi!!" mami Karen sangat panik.

Arga dengan sigap memanggil dokter.

"om, saya bantu ya" Marchel berniat untuk membantu papi Karen.

"gak perlu!" mami Karen menolak Marchel dengan ketus.

"udah mi tenang aja, papi gak papa" papi Karen tidak ingin membuat istrinya bertambah panik.

"kalau aja kamu gak pacaran sama Karen, pasti Karen gak akan kayak sekarang. Karen gak sadarkan diri sekarang, sakit jantung papinya Karen kumat dan Arga yang ketembak karena mau nyelamatin Karen, semua gara-gara kamu. Tante mohon sama kamu, tolong jangan deket-deket lagi sama Karen! Tante mohon, bisa kan?" mami Karen menempelkan kedua tangannya.

Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Marchel. Ia hanya menunduk.

"tante mohon! Ya?" mami Karen mengulang sekali lagi permintaannya pada Marchel.

"tante, saya minta maaf atas apa yang udah terjadi. Tapi saya gak mungkin buat Karen sampai kayak gini, tujuan saya pacaran sama Karen itu baik tante, saya pengen lindungin Karen" Marchel memberanikan diri untuk membela tuduhan mami Karen bahwa penyebab Karen kritis adalah dirinya.

"tapi liat apa yang terjadi sekarang, kamu gak bisa ngelindungin Karen. Pada akhirnya Arga yang selalu ada di depan Karen"

"tapi saya berusaha ngelindungin Karen tante, saya gak mungkin bisa menghentikan hal buruk yang akan terjadi kedepan. Maaf sekali lagi tante, tapi tolong jangan jauhin Karen dari saya, saya mohon tante! Kasih saya satu kesempatan lagi!?" kini Marchel yang memohon pada mami Karen.

Arga datang bersama beberapa perawat yang sedang mendorong brankar ke arah papi Karen yang duduk di kursi.

Mami Karen langsung meninggalkan Marchel tanpa mejawabnya dan medekati papi Karen untuk membantunya berdiri.

"ayo om, naik ke atas sini pelan-pelan" ujar Arga.

"gak usah nak Arga, om gak papa kok" ujar papi Karen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang