Chapther 04 || Aku yoona

233 47 0
                                    

Jari-jariku terus menari-nari di atas kertas putih, memberikan tinta yang di hasilkan dari pulpenku. Mataku terus berbolak balik antara memandang Pak Yoongi yang sedang menjelaskan dan juga melihat tulisanku yang aku tulis.

Suasana di kelas sangat fokus memahami penjelasan pak yoongi. Guru Matematika seperti pak yoongi sangatlah di takuti di SMA Serim, wajahnya dingin, matanya tajam menatap siapapun seperti ingin menerkam, dia yang paling di takuti disini.

"Baiklah pelajaran kali ini saya tutup sampai disini."

Semua murid menghembuskan nafas legah saat pak yoongi mulai membereskan buku-bukunya lalu berjalan keluar meninggalkan kelas.

"Wahh kepalaku hampir saja pecah!"

Aku terkekeh mendengar ujaran enjin di belakangku. Enjin itu sebenarnya pintar hanya saja dia tipikal gadis yang lebih suka bersenang-senang dari pada belajar.

Aku menoleh kebelakang, "kenapa tidak kau pecahkan saja?" ujarku di akhiri tertawa kecil

Kulihat enjin memberenggut kesal, "Aku sedang kesal yoona jangan memancing" ujar enjin, pipinya mengembang lucu.

"kalau tidak mau nanti bisa minta tolong padaku untuk ku pecahkan" sepertinya menggoda enjin akan sangat menyenangkan.

"YAAK!!"

Aku tertawa keras melihat wajahnya yang memerah, dia melipat tangannya di depan meja lalu menenggelankam wajahnya di lipatan tangannya, aku menggeleng begitulah enjin, selain malas belajar gadis itu juga sangat tidak menyukai pak yoongi, katanya pak yoongi membosankan, wajahnya yang tidak berekspresi sama sekali juga sangat menyeramkan kata enjin.

"Park yoona?"

Aku menoleh saat mendengar seseorang memanggil namaku.

Aku menoleh saat mendengar seseorang memanggil namaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"oh jake? Kenapa?"

"boleh kupinjam catatan mu yang minggu lalu?"

Aku tersenyum, "boleh" ujarku lalu menyerahkan bukuku yang berada di atas meja, memberikannya pada jake.

"Terima kasih besok akan ku berikan padamu" ujar jake. Ah dia tersenyum tampan sekali.

hey aku tidak bohong laki-laki seperti jake memang sangat sempurna, dia tampan, baik hati, dan juga ramah padaku.

Banyak juga yang mengatakan bahwa aku dan jake sangat cocok, padahal kita berdua tidak sedekat itu.

Jake berjalan melewati enjin yang masih setia membenamkan wajahnya di lipatan tangannya.

Duk!...

"YAAAK!!"

Aku menahan tawaku agar tidak pecah melihat jake yang sengaja memukul kepala enjin dengan bukuku.

"Mau mati yah!" pekik enjin dengan wajah memerah.

"Dasar cewe bar-bar, bangun jangan tidur otakmu harus di ketuk biar tidak bermalas malasan seperti tadi" Ujar jake diikuti tangannya yang mencubit hidung mancung enjin.

DEAR DANIEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang