-o00o-
Sejujurnya aku mulai bosan hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, hanya suasana canggung yang bisa menggambarkan kondisiku dan juga Daniel yang hanya duduk membisu di sampingku, aku tidak tahu apa yang sedang laki-laki itu pikirkan, kami berdua sedang berada di halaman depan sekolah tepatnya di taman bunga serim.
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang sudah lama bersarang di otakku ingin aku keluarkan tapi diamnya Daniel dan juga suasana akward di antara kita membuatku susah untuk sekedar menyapa apa lagi bertanya.
Kami berdua seperti orang asing yang kebetulan duduk di bangku taman yang sama. Aku seperti orang bodoh yang menunggu daniel untuk bicara dan Daniel yang sepertinya damai dalam diamnya.
Banyak murid-murid yang sedang bercengkrama di bangku yang tidak jauh dari tempatku dan Daniel duduk, aku menghembuskan nafasku lalu menoleh melihat Daniel.
"apa kau mengajak ku kesini hanya untuk berdiam diri?" aku mulai membuka suaraku.
Daniel tidak menoleh, laki-laki itu hanya tersenyum simpul sambil melihat ke depan entah apa yang dia lihat.
"bagaimana kabarmu?"
Aku menghembuskan nafasku, "seperti yang kau lihat aku baik-baik saja"
Barulah Daniel menoleh saat aku berujar demikian.
"bagaimana ujian praktek mu?"
"lancar, berkat bantuan heeseung dan juga jay"
Bohong! Ada nama Daniel yang tidak ku sebutkan dalam penuturan ku. Entah apa yang terjadi pada diriku kali ini.
Kulihat Daniel hanya tersenyum, "maafkan aku"
Aku mengernyit, "untuk apa?"
"maaf sudah membuatmu berurusan denga pak si hyuk"
"kau tahu?" tanyaku agak sedikit bingung lalu tersadar akan sesuatu, "ah yah waktu itu aku pernah memberitahumu" sambung ku
Daniel mengangguk, "Sebenarnya aku sudah lebih dulu mengetahui itu, aku melihatmu masuk ke dalam ruangan pak si hyuk setelah aku keluar dari ruangannya." Jelas Daniel yang agak sedikit membuatku terkejut.
"jangan lakukan hal seperti itu lagi yoona" tutur Daniel pelan, terdengar tegas dan lembut secara bersamaan.
"kenapa?"
"aku membencinya!"
"tapi aku hanya ingin membantumu"
"Jangan! Itu akan sangat membebankan mu, biarkan aku saja yang membantumu kau tidak perlu membantuku itu hanya membuatku terlihat lemah"
Aku menunduk mendengar penuturan Daniel.
"yoona-ya"
Aku mendongak melihat Daniel menunggu kalimat berikutnya yang akan laki-laki itu ucapkan. "kau tidak perlu menghawatirkan ku, aku akan selalu ada disini" ujar Daniel, "untukmu aku akan berusaha bertahan di sekolah ini" lanjutnya berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR DANIEL [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BARU BACA] Untukmu sang pengagum senja detak jantungku. Untukmu laki-laki sederhana yang mau menjadikan ku ratu. Untukmu laki-laki yang menaruh sejuta harapan dan meninggalkan sejuta rindu. Juga untukmu yang sekedar singgah. -Park Yoona...