Chapther 22 || Terungkap

145 31 4
                                    

"Berhenti, aku disini yoona"

Kalimat itu terdengar sangat jelas dan nyata, dia sosok di depan ku tersenyum tipis, kulitnya pucat tubuh nya tampak lebih  kurus dari biasanya.

"Da-daniel?" Suara ku bergetar seperti ingin menangis, aku segera berdiri dan berhamburan ke dalam pelukan nya.

Aku memeluk daniel, menangis di dekapannya. Tuhan aku merindukan nya.

"Kau kemana saja? kenapa baru kembali hiks"

Daniel tidak menjawab, dia hanya diam sambil memeluk ku lebih erat.

"Jangan hilang lagi daniel"

"Iya"

Aku mendongak melihat daniel yang lebih tinggi dari ku.

"Jangan pergi lagi dan jangan meninggalkan ku lagi daniel"

Lagi-lagi daniel menjawab, "Iya"

"Kau janji?"

Daniel hanya diam menatapku lama, entah kenapa tatapan daniel membuatku takut.

"Kenapa? apa kau akan pergi lagi?"

Daniel menggeleng lalu kembali memeluk ku erat, "Aku janji yoona"

Aku tersenyum di dalam dekapan nya, setidaknya kalimat daniel mampu menenangkan ku untuk saat ini.

Aku melepaskan pelukannya lalu menatap daniel lama, laki-laki di depan ku ini terlihat seperti sedang tidak baik-baik saja.

"Daniel kau pucat sekali" Ujar ku. Satu tanganku melayang menyentuh pipih nya.

"Kau sakit daniel?" Ujar ku mencoba menebak.

Daniel tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "Aku baik-baik saja yoona"

"Kau kurus sekali daniel wajahmu juga sangat pucat apa kau benar-benar merasa baik?"

Sejujurnya aku mulai khawatir melihat keadaan daniel yang sekarang.

"Aku baik-baik saja yoo-"

"Jangan sakit daniel, kumohon"

Ku lihat daniel hanya diam sambil memandangku, apa dia benar-benar sakit?

Lagi-lagi sosok di depanku ini malah tersenyum tangan nya terangkat mengacak rambutku.

"Aku baik-baik saja yoona, mau lihat?" Ujar daniel yang membuatku memandang nya aneh.

Sedetik kemudian daniel melompat lompat di hadapan ku, "Lihat yoona aku baik-baik saja"

Daniel berhenti melompat, "Masih belum percaya yoona? Mau ku buktikan apa lagi?"

Aku menggeleng, "Tidak tidak! tidak perlu aku percaya daniel" Jawab ku yang membuat senyuman daniel lagi-lagi mengembang.

Aku ikut tersenyum menanggapi daniel, Melihatnya yang kembali semangat membuatku jadi yakin bahwa daniel sebenarnya baik-baik saja.

"Daniel-a" Panggilku pelan.

"Hm?"

"Aku merindukan mu" Ujar ku seperti berguman, namun sepertinya daniel mendengar suaraku.

"Aku juga yoona"

Senyuman ku merekah mendengar ucapan daniel, semangat ku seperti nya telah kembali.

"Daniel-a ayo bermain basket bersama! Aku rindu bermain bersama mu" Ujar ku bersemangat, bahkan kaki ku melompat pelan sambil kedua tangan ku meraih tangan daniel untuk di ajak bermain basket.

Daniel hanya diam memandangku.

"Kenapa? kau tidak mau?"

Daniel tersenyum sambil mengangguk yang membuatku lagi-lagi melompat kegirangan.

DEAR DANIEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang