"Jay kau--"
"Selamat ulang tahun yoona"
Tubuh gadis itu mematung mendengar suara yang begitu ia rindukan. Yoona seperti tidak bisa menggerakkan tubuhnya sendiri melihat laki-laki di di depannya.
Daniel, dia bangun! Laki-laki itu kembali membuka matanya setelah berminggu-minggu tidak terbuka. Yoona menangis satu tangannya terangkat meraba wajah daniel.
Apa benar daniel nya benar-benar sudah bangun atau hanya ilusi yoona.
"Jangan menangis"
Suara itu nyata. Tepat berada di depan nya daniel mengeluarkan suara nya. Yoona segera memeluk tubuh daniel, menumpahkan semua tangis.
"Aku merindukan mu" Yoona berujar pelan di tengah tangis nya, gadis itu merasakan elusan lembut di puncak kepalanya.
"Jangan menangis yoona" Daniel berujar pelan sangat pelan, suara daniel terdengar bergetar, laki-laki itu seperti sulit mengeluarkan suaranya.
"Aku tahu kau pasti bangun, aku tahu kau akan menempati janjimu untuk bersamaku di hari ulang tahun ku"
"Selamat Ulang tahun yoona" Kembali daniel mengucapkan selamat dengan nada lemah.
"Jangan tinggalkan aku daniel" Ujar yoona.
Daniel tidak menjawab, laki-laki itu hanya terus mengelus kepala yoona lembut.
"Tidurlah besok kau akan terlambat" Ujar daniel.
Yoona melepaskan pelukannya, "Tidak mau aku ingin menjaga mu dan memastikan kau tetap bangun"
"Aku akan bangun saat matahari muncul, percaya padaku yoona" Ujar daniel lagi.
"Kau janji?"
Daniel mengangguk sekali, satu tangan nya menepuk tempat yang kosong di samping nya. "Tidurlah di sini" Ujar daniel.
"Apa tidak apa-apa?"
Daniel lagi-lagi mengangguk sekali. Brankar daniel memang terlihat sangat besar dan luas bahkan untuk ukuran dua orang, brankar itu masih muat.
Yoona naik ke atas brankar daniel, gadis itu merebahkan tubuh nya di samping daniel, sedikit susah memang karena beberapa kabel yang melingkari tubuh daniel.
Setelah merebahkan tubuhnya, satu tangan yoona melayang memposisikan dirinya memeluk tubuh daniel, gadis itu mulai memejamkan matanya menuju alam bawah sadar.
Jay mengembangkan senyuman tipis, tanpa kedua nya sadar, jay sudah sedari tadi terjaga, laki-laki itu sebenarnya hanya memejamkan matanya, jay tidak tertidur, laki-laki itu senantiasa terjaga di setiap malam nya.
-o00o-
"Kau jangan bangun dulu daniel""Kalau perlu apa-apa kau bisa memanggil suster"
"Aku juga sudah mengatakan pada dokter jimin untuk terus menjaga mu, jadi kau tidak perlu khawatir jika butuh sesuatu kau juga bisa memanggil dokter jimin"
"Kau jangan pergi kemana-mana daniel kau harus terus beristirahat, pendonor jantung mu akan segera tiba sekitar jam 7, aku dan jay akan pulang ke sekolah sekitar jam 2 siang."
"Kau juga--"
"Bisakah kau berhenti? Berisik sekali" Jay yang merasa jengah dengan semua ocehan yoona itu mulai mengangkat suaranya.
Yoona hanya melirik jay sinis, gadis itu kembali mengikat tali sepatu nya. Yoona berdiri lalu meraih tas sekolahnya.
"Kau ingat semua ucapan ku daniel?" Tanya yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR DANIEL [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU BARU BACA] Untukmu sang pengagum senja detak jantungku. Untukmu laki-laki sederhana yang mau menjadikan ku ratu. Untukmu laki-laki yang menaruh sejuta harapan dan meninggalkan sejuta rindu. Juga untukmu yang sekedar singgah. -Park Yoona...