Happy reading....
Bi Sarah membawa Gaziel ke ruang tamu, ingin mengobati pipi anak majikannya yang memerah. Namun anak itu menolak dengan alasan ia akan terlambat.
Di jam dinding memang telah menunjukan pukul 07.16 menit. Dan Gaziel gak akan mungkin bisa sampai ke sekolah tanpa terlambat, apa lagi perjalanan ke sekolah sekitar lima puluh menitan.
Ia bingung, memikirkan cara agar bisa sampai di sekolah tepat waktu. Bi Sarah yang mengerti raut kebingungan dari Gaziel ia pun berkata "Den Gaziel, mending pakai mobil aja, setidaknya Aden cuma telat lima menit," saran bi Sarah yang tak tega melihat anak majikannya itu selalu saja berjalan kaki untuk kesekolah.
Gaziel menggelengkan kepalanya tanda menolak saran dari bi Sarah, kemudian dia berkata "Gak perlu bi, Gaziel bisa jalan kaki ke sekolah. Gaziel akan usaha agar tidak terlalu terlambat," balas Gaziel mencoba menenangkan kekhawatiran bi Sarah padanya.
Bi Sarah tidak tau lagi bagaimana cara membujuk anak itu untuk sesekali menggunakan mobil. Terkadang, bi Sarah kasihan pada Gaziel yang setiap hari harus berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki. Sangat berbanding terbalik dengan kedua saudaranya yang setiap hari di antar jemput oleh supir.
"Bi tolong bangunin kak Bintang dan kak Kelvin ya. Gaziel berangkat dulu, assalamualaikum." pamitnya sembari mencium punggung tangan bi Sarah.
Bi Sarah tersenyum dan bahagia. Putra bungsu majikannya itu, tak pernah memandang seseorang berbeda. Bahkan, dengan hanya seorang maid seperti dirinya, Gaziel selalu berkata lembut dan sopan bahkan memperlakukan kan mereka layaknya keluarga. Hati anak bak malaikat itu harus disakiti oleh orang yang ia sayangi.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati di jalan den," bi Sarah mengantar Gaziel keluar rumah. Tanpa disadari, setetes air mata jatuh. Bi Sarah menangis menatap punggung Gaziel yang perlahan menjauh.
Setelah Gaziel tak terlihat lagi, baru lah dia masuk ke rumah dan melihat Bintang yang ternyata sudah rapih entah kapan anak itu bangun. Bi Sarah tersenyum, setidaknya Bintang tak sekeras kepala Kelvin.
Bintang yang telah siap dan akan berangkat harus menundanya,karena Kelvin yang datang dan menyuruh Bintang menunggunya. Kelvin mengatakan itu masih dengan penampilan yang acak acakan dengan piyama tidurnya, bahkan ia belum mandi. Bintang hanya menghela napas jika seandainya nanti bakal terlambat. Sebenarnya gak perlu khawatir, karena mereka tetap akan mengikuti ujian meski terlambat.
Bintang duduk di sofa dekat pintu utama sambil menunggu kembaran nya itu, ia terus saja memandang jam yang ada di ponselnya yang sebentar lagi ujian akan segera dilaksanakan.
25 menit kemudian. Barulah Kelvin turun dari kamarnya dengan langkah yang amat santai, mengabaikan tatapan maut dari Bintang. Ia sudah terlanjur kesal karena mereka telah terlambat ujian, di tambah mereka masih berada di rumah.
Bintang tanpa berkata langsung keluar rumah dan masuk ke mobil di ikuti Kelvin di belakangnya. Mobil pun melaju dengan kecepatan yang santai atas permintaan Bintang. Sedangkan Kelvin duduk dengan santai sambil bermain game, berbeda dengan Bintang yang udah was was takut nanti tak bisa mengikuti ujian.
----
Gaziel tengah berlari di jalanan, mengabaikan tatapan aneh dari orang orang yang melihatnya. Tujuan Gaziel hanya satu, sampai ke sekolah dan bisa ikut ujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)
Kurzgeschichten*Judul sebelumnya 'Kisah Renand.' Ini hanyalah kisahku, tentang aku yang berjuang mendapatkan kasih sayang keluargaku. Terkadang aku berfikir, haruskah aku menyerah? Apakah dengan aku mati maka mereka akan menyayangiku? Jikalau memang itulah yang b...