16. Perhatian Gaziel.

1.1K 85 0
                                    


K

ini mereka sedang berada di ruangan Kelvin setelah tadi di pindahkan, tentu saja di ruangan VVIP. Kelvin belum sadarkan diri tapi kata dokter ia telah baik baik saja, dan untunglah tidak terlalu parah. Gaziel bisa sedikit merasa lega atas perkataan dokter.

Gaziel dengan setia duduk di samping kakaknya, menemaninya. Terus memperhatikan kakaknya yang menutup kedua matanya. Baru kali ini ia bisa lagi melihat wajah Kelvin yang tertidur, saat terakhir kali ia melihatnya ketika ia masih kecil dan mereka masih menyayanginya tidak seperti sekarang. Sungguh waktu mengubah segalanya. Mereka memang pernah menyayanginya dahulu berbeda dengan sekarang bersikap acuh dan pembenci.

Gaziel tersenyum miris mengingat beberapa tahun belakangan ini, ia di acuhkan, dibenci, tak diinginkan, dan terkadang Kelvin bermain fisik padanya. Ia tak akan segan memukul dan menghukumnya bahkan ia pernah di dorong ke kolam renang ketika berumur sepuluh tahun dan waktu itu, ia hampir tak selamat.

Bukan cuma satau atau dua kali, tapi Kelvin melakukannya ketika sedang kesal, maka ia akan melampiaskan rasa kesalnya pada Gaziel, dan sejak itulah Gaziel terkadang trauma dengan kolam, dan laut.

"Andai kakak masih seperti dulu, mungkin sekarang Gaziel akan sangat bahagia tapi semua itu hanya keinginan Gaziel, maafin Gaziel kak," batin Gaziel. Ia menyentuh pelan tangan Kelvin, hal terakhir yang ia lakukan ketika berumur masih kecil.

Alvaro dan Leon masih ada di rumah sakit, tak tega meninggalkan Gaziel disini, karena mereka tahu jika Kelvin bangun bisa saja Gaziel akan di sakitinya.

Saat ini, kedua teman Kelvin sedang ada di sofa dekat brankas Kelvin, mereka memperhatikan Gaziel yang tak mengalihkan pandangannya pada Kelvin.

Mereka berdua ikut sedih, ketika mengingat Gaziel sering di perlakukan kasar oleh Kelvin di depan mereka, ingin menolong tapi justru hal itu membuat Gaziel semakin di sakiti, jadi yang bisa mereka lakukan hanya diam memperhatikan perlakuan Kelvin yang bagaikan iblis jika itu menyangkut teman adik nya sendiri.

"Kalo gue jadi Gaziel, gak bakalan gue masih mau nolong orang yang selalu nyakitin gue," kata Leon tiba tiba pada Alvaro.

"Gaziel itu manusia yang paling sabar dan kuat menghadapi perlakuan keluarga nya, gue salut dia masih mau bertahan," kata Alvaro membalas ucapan Leon.

"Suatu hari nanti, Kelvin bakal menyesal, karma itu ada." kata Leon.

"Kita tunggu aja sampai kapan Kelvin akan memperlakukan Gaziel seperti itu, tapi gue harap dia bisa berubah sebelum hal tak di ingin kan terjadi." kata Alvaro memandang Gaziel yang menggenggam tangan sang kakak erat, seperti menahan tangis.

Perkataan mereka di dengar jelas eh Gaziel, dia berusaha sekuat tenaga untuk tak menangis di depan kedua sahabat kakak nya, ia harus tetap terlihat baik baik saja.

Asik mengobrol ada panggilan masuk ke ponsel Alvaro, ia pun menerima panggilan tersebut.

"Halo," kata Alvaro.

"Kamu di mana Var?" tanya mama nya.

"Di rumah sakit ma, tadi teman varo kecelakaan."

"Apa kamu gak bisa pulang, ini penting var."

"mmm," Alvaro bingung harus bilang apa pada mamanya, ia tak mungkin meninggalkan temanteman nya.

"Var," panggil mama nya karena varo tak menjawab perkataan nya.

"Bentar ma, Varo tanya teman teman dulu, soalnya orang tua teman Varo lagi diluar negeri," jelas Varo.

"Baiklah."

panggilan terputus.

"Leon, Gaziel, mama gue nelpon nyuruh gue pulang, tapi masa gue ninggalin kalian," kata Varo pada Renand dan Leon.

"Pulang aja, siapa tau penting," kata Leon mengijinkan dan mendapat anggukan setuju dari Renand.

"Leon lu jangan ninggalin Gaziel di sini sendirian ya, gue takut kalo Kelvin bangun malah melampiaskan amarah nya pada Gaziel," kata Alvaro yang mengkhawatirkan Gaziel.

"Tenang aja, gue bakal jaga mereka berdua, lagian orang tua gue sedang di luar kota, jadi di rumah gue sendiri," jawab nya.

"Thanks bro," kata Alvaro tersenyum.

"Gaziel gue pamit sorry gak bisa menemani kalian nginap di sini, besok pagi gue bakal cepat kesini," kata Alvaro pamit.

"Iya kak, makasih udah bantu Gaziel," kata Renand dengan tersenyum.

"Gue pamit, kalian hati hati. Kalo terjadi sesuatu lo hubungi gue cepat," kata Alvaro.

"Lo yang hati hati, udah malam nih, entar lo di hadang preman lagi," kata Leon bercanda.

"Alah preman doang, yang ada tuh preman takut sama gue. Ini baru jam 11, gue biasa pulang jam 2, gak terjadi apa apa tuh," kata Alvaro dan Keluar dari ruang rawat Kelvin.

Setelah Alvaro pergi, kini tinggal mereka bertiga. Leon dan Gaziel tadi sempat mengobrol namun berhenti karena Leon yang udah ngantuk sekali.

"Gaziel, lo tidur aja, biar gue yang jagain Kelvin," Kata Leon yang menahan kantuk nya.

"Kak Leon aja yang tidur, Gaziel pengen jagain kak Kelvin," kata Gaziel semangat.

"Lo yakin?" tanya Leon khawatir.

"Iya kak, Gaziel pengen jaga kak Kelvin selagi Gaziel di beri kesempatan buat jadi adik yang baik buat kakak Gaziel, dan selagi Gaziel masih di beri kesempatan masih berada di dunia ini," kata Kelvin dengan menatap wajah Leon.

"Kalo ada apa apa lu bangunin gue yah, dan kalo ngantuk lo tidur aja atau bangunin gue buat ganti lo jaga Kelvin."

"Iya kak," balas nya singkat dan jelas.

Leon kemudian membaringkan tubuhnya di sofa dan menjadikan jaket nya untuk menutupi tubuh nya, lalu memejamkan matanya.

2 Jam berlalu...

Dan Gaziel masih setia menjaga kakak nya bahkan ia tak mengantuk sedikit pun, dengan masih tersenyum manis ia terus menatap wajah kakak nya dan menggenggam tangan nya erat.

"Gaziel kangen kakak hiks..." tangis Gaziel pada akhir nya mencairkan suasana yang tadi hening.

"Kapan Kak Kelvin mau nerima Gaziel lagi.. hiks.. kapan kakak gak berlaku kasar ada Gaziel... Gaziel sakit kak hiks.. Ucapan kakak jauh lebih menyakitkan dari perlakuan kasar kakak pada Gaziel hiks...."

"Dengan menyebut Gaziel sebagai anak pembawa sial, Renand sakit mendengar itu kak, Gaziel terluka.. hiks.. tapi ucapan kakak memang benar Gaziel hanya lah anak tak di harap kan yang mengganggu hidup kalian hiks...".

"Maafin Gaziel kak...hiks.. Andai Gaziel bisa memilih mungkin Gaziel akan memilih gak terlahir ke. dunia ini... hiks.. Maafin Gaziel selalu buat kakak marah dan tak bisa menjadi adik yang berdua buat kakak."

"Untuk permintaan kakak yang di rooftop dulu, Gaziel janji akan mengabulkan nya, Gaziel akan pergi dari kehidupan kalian tapi.. tolong setelah Gaziel mendapat pengakuan dengan kalian agar Gaziel bisa pergi dengan tenang, tapi jika memang hal itu begitu sulit. Gaziel gak masalah Pergi asal kan kalian akan bahagia tanpa Gaziel nantinya. Kebahagian kalian itu udah lebih dari cukup untuk membuat Gaziel bisa tersenyum... karena kalianlah kebahagiaan Gaziel." kata Gaziel terisak. 

23 juli 2022

Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang