Mendengar beberapa siswa berlari dengan heboh. Gaziel yang awalnya tak terlalu peduli itu, malah ikutan berlari menerobos siswa siswi, tatkala mendengar nama Kelvin di sebut heboh oleh mereka. Ia bahkan langsung melempar bukunya ke sembarang tempat, sangking paniknya.
Gaziel mencoba menerobos agar bisa melihat ke dalam kelas yang katanya Kelvin sedang berkelahi dengan teman sekelasnya. Ia tak tahu siapa yang berani menantang Kelvin, karena Kelvin termasuk siswa yang di takuti dan tak ada yang berani menantangnya kecuali...
Alvino. Ya dari banyaknya siswa di sekolah ini, hanya Alvino yang tak pernah merasa takut dengan remaja angkuh seperti Kelvin itu. Entah apa yang membuat mereka menjadi musuh yang tak pernah akur.
Setelah berhasil menerobos, kini Gaziel sedang mengintip di balik jendela transparan. Mereka dapat melihat jelas bagaimana keadaan di dalam. Namun, tak ada seorangpun yang bergerak untuk melerai mereka.
Justru itu dibuat sebagai tontonan semata. Gaziel tentu merasa marah karena membiarkan mereka beradu fisik yang pasti nantinya akan membahayakan diri.
Perasaannya semakin khawatir ketika melihat Kelvin terduduk di lantai setelah tadi menubruk meja dan kursi akibat tinjuan dari Alvino. Gaziel melihat sang kakak yang tampak meringis dengan raut wajah yang merasa kesakitan. Ia sungguh ingin menolong namun pintu tak dapat ia terobos dengan mudah.
Ini adalah pertama kalinya ia melihat sang kakak tampak kesakitan dan hanya duduk di lantai tak membalas serangan dari orang yang telah melukainya. Gaziel tentu mengenal jelas Alvino, orang yang berani melukai kakaknya itu. Hubungan mereka memanglah tak baik, namun entah kenapa, Gaziel berfikir jika Alvino itu adalah orang yang baik, meskipun seringkali mencari masalah.
Gaziel yang hendak menerobos pintu masuk, namun keadaanya sangat tidak.memungkinkan. Jika ia memaksa bisa saja ia dilempar kedinding oleh teman sekelas Kelvin yang menjaga pintu itu.
Ia tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya memutuskan hanya memantau dari luar kelas, berharap mereka berhenti tanpa ada yang terluka serius.
"Maafin Gaziel kak karena gak bisa membantu kakak, Gaziel memang anak tak berguna," batin Gaziel bersedih.
Setelah mengatakan beberapa kalimat, dan puas melihat Kelvin. Alvino keluar kelas dengan berjalan santai dan bersikap seperti biasanya. Para siswa yang tadi berada di pintu refleks memberikan jalan kepada Alvino, membiarkan remaja itu pergi ketempat yang ia inginkan.
Gaziel yang melihat Alvino yang keluar begitu saja, membuatnya ingin mengejar Alvino. Tapi, langkahnya terhenti karena ia melihat kak Kelvin telah di bawa oleh Bintang. Seharusnya tadi ia menolong Kelvin dulu ketimbang ingin mengejar Alvino yang sudah menjauh. Tapi bersyukurlah Bintang datang tepat waktu, akhirnya, Gaziel mengikuti mereka secara diam-diam. Hanya memastikan jika tak ada luka parah pada sang kakak.
****
Sampainya di UKS. Bintang langsung membawa Kelvin masuk ke dalam dan mendudukkan sang kembaran di salah satu kasur yang ada di ruangan ini.
Bintang menghampiri Tasya yang sedang bertugas di UKS, dan menjelaskan kejadian tadi. Tasya dengan sigap langsung menghampiri Kelvin dan mengobati lukanya yang sebenernya tak terlalu parah, hanya sebuah robekan kecil di sudut bibirnya. Bintang saja yang terlalu berlebihan menurut kelvin. Ya namanya juga Bintang, meski kesal tapi ia juga sangat menyayangi sang kembaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)
Short Story*Judul sebelumnya 'Kisah Renand.' Ini hanyalah kisahku, tentang aku yang berjuang mendapatkan kasih sayang keluargaku. Terkadang aku berfikir, haruskah aku menyerah? Apakah dengan aku mati maka mereka akan menyayangiku? Jikalau memang itulah yang b...