20. Pecahan kaca

1.2K 84 0
                                    


Kelvin kembali ke kamar nya dan menghela nafas, seenggaknya nya orang tua nya belum curiga moga aja mereka tak mengetahui nya.

dan pecahan nya yang begitu banyak. Ia takut Anindya akan marah dan malah menghukumnya seperti hal-hal yang sudah terjadi.

Gaziel dengan menggunakan tangan langsung memungut pecahan pecahan itu hingga menyebab kan tangan nya terluka dan mengeluarkan darah, ia hanya meringis ketika tak sengaja pecahan itu menusuk jari nya.

Anindya datang ke dapur dan melihat Teman sedang memungut pecahan kaca, dengan marah Anindya mendorong Gaziel yang sedang membelakangi nya, hingga seluruh jari Renand terkena pecahan kaca itu.

Gaziel mengangkat tangan nya yang berlumuran darah milik nya, ingin menangis rasa nya, Gaziel menoleh ke belakang ingin tahu siapa yang mendorong nya.

Setelah melihat siapa itu, Gaziel membolakan mata nya lebar ketika melihat atensi Anindya sedang berkacak pinggang menatap nya tajam. Tatapannya seakan ingin membunuh Gaziel saat ini juga.

Gaziel menunduk tak berani menatap mama nya yang sudah di pasti kan marah. "Dasar anak tak berguna!" Bentak Anindya. Gaziel dapat merasakan aura kemarahan dari Anindya.

"Kamu itu cuma bisa nyusahin. Anak pembawa sial, seharusnya kamu tak pernah lahir ke dunia ini!" bentak Anindya membuat Gaziel menangis.

"Dasar cengeng!" kata Anindya melihat Gaziel menangis.

"Maaf ma, Gaziel gak sengaja," hanya itu yang bisa Gaziel ucap kan.

"Bereskan pecahan itu tidak lebih dari 30 detik, jika kamu tidak bisa membereskan nya sampai gak ada yabg tertinggal sedikit pun maka kamu akan saya hukum" kata Anindya lantang.

Gaziel dengan cepat langsung memukul pecahan kaca itu, tak peduli dengan tangannya yang sangat sakit bahkan darah nya menetes ke lantai, tapi Gaziel tak peduli ia terus membersihkan pecahan itu dengan tangan kosong mengabaikan rasa sakit nya.

Setelah beres, Gaziel langsung ke kamar mandi untuk mencuci tangan nya yabg di penuhi darah, ia menangis menatap tangan nya yang udah memerah.

Bi Sarah datang dan membantu nya serta menenangkan nya agar tak menangis, Gaziel hanya diam memperhatikan Bi Sarah yang sedang mengobati luka nya serta memberikan perban pada tangan nya yang terluka.

"Maaf bibi gak bisa membantu tadi," kata Bi Sarah merasa bersalah.

Gaziel menghapus air mata nya dan menatap bi Sarah sambil berusaha tersenyum dia berkata "Renand gak papa bi, tangan Gaziel emang tapi besok juga udah sembuh."

"Apa gak ke dokter aja den," kata Bi Sarah.

"Gak usah bi, Gaziel baik baik aja, ini aja udah gak terlalu sakit," kata Gaziel.

"Sekarang jam berapa bi?" tanya Gaziel karena memang udah cukup lama berada di kamar mandi.

"Udah jam 06.55 den," kata Bi Sarah.

"Yaudah Gaziel berangkat sekolah dulu ya bi," pamit Gaziel mencium punggung tangan bi Sarah.

"Den Gaziel yakin? kenapa gak ijin aja dulu den," kata Bi Sarah yang tak tega.

"Gaziel harus tetap sekolah, Gaziel gak izin seenak nya, biaya sekolah di sana mahal bi," kata Gaziel dan pergi mengambil tas nya di dapur dan keluar dari rumah.

Dalam perjalanan Gaziel terus saja meringis sakit, tangan nya rasa nya begitu sakit. "Semangat Gaziel, lo aja dulu pernah mencoba gantung diri tapi lo baik baik aja, ayo jangan nyerah," kata Gaziel menyemangati dirinya sendiri.

Gaziel terus berjalan dengan sesekali menyeka darah yang keluar dari tangan nya, kini bahkan perban nya tampak memerah.

Sampai lah Gaziel di sekolah dia langsung berlari ke kelas yang sudah di penuhi oleh nuri murid seangkatan nya.

Gaziel masuk dengan menyembunyikan tangan nya di belakang punggung nya agar tak ada yang tahu, tapi bukan kah mereka gak peduli pada nya bahkan saat ia mati pun mereka mungkin akan berpesta merayakan nya.

Gaziel tersenyum sendu melihat teman teman nya seperti tak menyadari kehadiran nya mereka sibuk dengan urusan masing masing, Gaziel melangkah menuju bangku nya yang biasa terdapat coretan coretan dengan kata kata kasar perbuatan dari teman sekelas nya yang membenci kehadiran nya.

Gaziel tersenyum tipis setiap kali ia melihat atau membaca tulisan tulisan yang menyakitkan itu, ia selalu tak sanggup untuk membaca nya.

Gaziel menyembunyikan tangannya di kolom meja, dan mencoba menahan rasa sakit nya.

Tak lama, Bu Risa guru Matematika datang dan langsung memulai pelajaran.

Gaziel ingin mengambil buku nya namun ia begitu kesulitan. tangan nya yang di perban di tambah rasa sakit nya membuat ia tak sanggup hanya untuk mengeluarkan buku iti dari tas.

Gaziel berusaha membuka tas nya tapi naas tas itu malah terjatuh Hingg menimbulkan bunyi.

Bu Risa menoleh ke belakang dan mendapati Gaziel yang sedang berusaha mengambil tas nya. Dengan lembut, bu Risa membantu dan tak sengaja ia melihat tangan Gaziel yang di perban namun sudah berwarna merah.

Dengan khawatir bu Risa bertanya "Gaziel ada apa dengan tangan mu?"

"Maaf bu, tadi gak sengaja terkena pecahan piring," Kata Gaziel takut.

"Ikut ibu ke uks," kata Bu Risa dan memegang tangan nya agar ia bisa membawa Gaziel ke uks tanpa penolakan dari anak itu.

Setelah usai mengobati dan menggantikan perban tangan Gaziel, kini mereka sedang duduk di UKS.

"Makasih bu," kata Gaziel setelah bu Risa selesai mengobati luka nya.

"Lain kali, kalo kamu lagi sakit atau apa, gak usah di paksain buat datang ke sekolah." kata bu Risa lembut.

"Iya bu, maaf tadi saya ceroboh sehingga mengenai tangan saya," kata Gaziel berkata jujur.

"Kamu gak usah belajar dulu, istirahat aja di UKS atau kamu mau pulang," kata bu Risa.

"Saya di sini aja bu," kata Gaziel menjawab pertanyaan bu Risa.

"Ya sudah, kalo gitu saya tinggal dulu." kata bu Risa meninggalkan UKS.

Gaziel sendirian di UKS, karena kebetulan hari ini gak ada yang jaga, Renand menatap tangan nya yang sakit itu.

"Bagaimana jika Gaziel gak bisa bekerja kalo tangan Gaziel sakit," gumam Gaziel.

"Gaziel gak mau sampai mama marah karena Gaziel tak pernah bisa jadi anak yang berguna," kata Gaziel menatap tangan nya.

"Apa yang harus Gaziel lakukan? Kalo di paksain tangan Gaziel gak bisa ngelakuin apa apa yang ada malah akan merusak, tapi Gaziel takut di marahi," kata Gaziel.

"Ya Allah Kuat kan lah hamba, sembuhkan lah rasa sakit pada tangan hamba, agar hamba bisa kembali bekerja, maafkan lah atas kesalahan kesalahan hamba dan ampuni lah kedua orang tua hamba serta kedua kakak hamba Ya Allah buka kan lah pintu hatinya..
Amin ya rabbal alamin," Doa Gaziel di dalam UKS.

23 juli 2022

Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang