Kedua pembalap itu melaju membelah jalanan kota dengan begitu cepat, mereka berdua memiliki keahlian yang sama.
Namun posisi Alvino sekarang berada di depan Kelvin. Kelvin terus berusaha agar bisa menyelinap namun Alvino terus menghalanginya sehingga Kelvin tak berhasil.
Di putaran kedua Alvino masih memimpin, dan ini adalah putaran terakhir mereka untuk menentukan siapa yang menang dan kalah.
Gaziel, Varo, Leon serta ketiga temannya sudah menunggu mereka di garis finis dengan penuh harap.
Alvino terus saja berada di depan dan sebentar lagi dia akan menang, tapi otak licik dari Kelvin menunda kemenangan bagi Alvino.
Kelvin dengan sengaja menendang motor Alvino ketika ia mendapat kesempatan untuk berada di samping Alvino sehingga membuat Alvino hampir terjatuh.
Kelvin kesal karena Alvino tak jatuh, maka untuk ketiga kalinya dia menendang namun Alvino tetap bertahan dan melaju mendahului Kelvin.
"Lu ternyata mau main curang, ok gue balas," batin Alvino.
Dengan sengaja, ia memelankan laju motor nya sehingga Alvino berada di samping nya, dengan menyeringai dalam helm ia menendang kuat motor Kelvin, dan yaps berhasil. Kelvin terjatuh ke samping dengan kepala yang membentur aspal menyebabkan kepalanya mengeluarkan darah meskipun tak banyak tapi rasanya sakit, dan juga badan nya yang tindih oleh motor sport milik nya.
Alvino yang melihat Kelvin terjatuh hanya tersenyum puas, tanpa berniat menolong, ia pergi meninggal kan Kelvin dengan santai.
Di garis finis, di mana orang orang tadi berkumpul yang tadi nya hening jadi heboh ketika melihat ada suara motor yang mendekat, sedangkan Renand tampak tenang melihat siapa yang datang.
Alvino melewati garis finis dengan santai dan tersenyum bangga ketika ia yang memenangkan balapan ini, meski pun sebenar nya dialah yang memang selalu menang.
Gaziel sedikit kecewa karena ternyata itu bukan Kelvin kakak nya, 3 menit menunggu tapi tidak ada tanda tanda Kelvin akan datang, hal itu membuat Gaziel cemas pada sang kakak.
Gaziel kemudian bertanya pada Alvino "Kak, Kak Kelvin dimana?" tanya nya.
"Oh si Kelvin, tadi dia jatuh terus gak tahu deh keadaan nya, udah mati kali," kata Kelvin santai.
Gaziel tiba tiba merasa sakit pada dadanya mendengar jawaban dari Alvino tentang kakak nya, dan dengan perasaan cemas ia berlari menyusuri jalan untuk mencari kakak nya dan melihat keadaan nya.
"Lu apain sahabat gue," Kata Alvaro marah.
"Gue cuma dorong dia," kata Kelvin santai.
"Santai banget tuh mulut ngomong nya," kata Alvaro.
"Anjir lo!" Teriak Leon marah dan meninju wajah Alvino yang hanya tersenyum.
"Dasar curang, kalo lu gak bisa menang gak usah pake cara kotor," teriak Leon dengan marah.
"Gue gak bakal curang kalo gue yang mulai dulu, mending lo tolongin sahabat lo itu," kata Alvino.
Leon dengan marah berlari meninggalkan Alvino diikuti Alvaro di belakang nya.
****
Gaziel sampai di mana Kelvin tadi jatuh dan dengan sigap membantu mengangkat motor nya hingga tak menindih tubuh Kelvin lagi, Gaziel tak sadar menangis melihat keadaan kakak nya yang tak sadarkan diri itu.
Dia melihat di pelipis serta kepala bagian belakang kakak nya mengeluarkan darah dan lengan kanan serta kaki nya juga sedikit berdarah.
Gaziel panik melihat kakak nya yang seperti ini, ingin menghubungi mama atau papa nya tapi mereka tak akan pernah mengangkat telepon dari nya.
Dengan tangan bergetar, Renand memangku kepala sang kakak dan merobek baju milik nya untuk melilitkan pada kepala kakak nya agar darah nya tak keluar banyak.
Gaziel menangis tak bisa berpikir jernih, ia kacau bahkan untuk menghubungi bi Sarah pun ia tak sanggup.
Tak lama, Gaziel melihat seseorang tengah berlari kearah mereka dan ternyata itu Leon dengan Alvaro.
"Kak hiks.." kata Gaziel sesenggukan menangis.
"Lu jangan nangis, dia gak papa," kata Alvaro menenangkan Gaziel.
"Leon lo hubungi ambulance cepat," pinta Alvaro.
"Ok,"
"Gimana?" tanya Alvaro setelah Leon selesai menelpon.
"Beberapa menit lagi, ambulance nya datang," kata Leon membuat mereka sedikit tenang.
"Kak Kelvin bakal baik baik aja 'kan?" tanya Gaziel dengan air mata yang terus saja berjatuhan.
"Kelvin orang nya kuat, kalo cuma jatuh kek gini dia gak bakal kenapa napa, lo tenang aja," kata Alvaro menenangkan Gaziel yang merasa cemas.
Leon mendekat pada Gaziel dan mengusap rambut Gaziel sayang "Lo pasti sayang banget sama Kelvin?" tanya Leon lembut.
Gaziel mengangguk sebagai jawaban.
"Kelvin benar benar beruntung punya adik kek lu, jangan nyerah gue yakin suatu hari nanti mereka akan sadar dan menerima lo lagi," kata Leon membuat Gaziel tersenyum, "makasih kak," katanya.
"Hmm".
Beberapa menit kemudian.
Akhirnya ambulance yang di tunggu tunggu akhirnya datang, dengan segera mereka menaikkan Kelvin ke dalam ambulance.
Mereka bertiga langsung naik, membawa mereka menuju rumah sakit untuk mengobati luka Kelvin yang pingsan.
Satu Jam dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai dan langsung masuk ke dalam.
Akhirnya mereka sampai di ruang UGD, dan Kelvin segera di bawa masuk sedangkan yang lain hanya menunggu di luar.
"Kak Bintang. Apa aku harus hubungi dia yah, tapi sepertinya kak Bintang udah tidur," batin Gaziel mengingat Bintang yang mungkin akan sangat khawatir saat mengetahui ini.
Gaziel duduk di sebuah kursi yang memang di sediakan, ia duduk bersama Leon dan Alvaro yang setia menemaninya.
"Lo gak usah panik gitu, Kelvin bakal baik baik aja," kata Alvaro menghibur juga menenangkan Gaziel.
"Iya kak," jawab Gaziel mencoba menenangkan perasaannya.
Ada panggilan masuk ke handphone Gaziel, dengan sigap ia mengangkatnya dan ternyata itu panggilan dari Alvino.
"Halo, lo di mana?" tanya Alvino dengan santai seolah tak berbuat suatu kesalahan.
"Kak jujur sama Gaziel, kak Vino kan yang buat kak Kelvin jatuh?" kata Gaziel mengabaikan pertanyaan Alvino. Karena ia memang tak tahu penyebab jatuhnya Kelvin. Karena Kelvin baru memberitahukannya setelah Gaziel pergi tadi.
"Iya. Tapi bukan gue yang mulai," ucap Alvino membela dirinya.
"Kalo kakak memang pengen menang tapi gak gini caranya. Kak Kelvin tak sadarkan diri dan banyak luka di tubuhnya, Gaziel takut melihat kak Kelvin kayak gini," kata Gaziel dengan tangisnya.
"Kelvin yang mulai, dia yang duluan dorong gue. Kalo dia gak curang gue gak bakal ngelakuin itu," Kata Alvino berkata jujur.
"Tapi kenapa harus kakak Gaziel.. hiks.. Kalo memang kak Vino benci sama Gaziel. Tolong jangan lukain kakak Gaziel, Aku sayang mereka dan gak mau melihat mereka terluka hiks.. hiks.. Gaziel mohon kak jangan ganggu mereka lagi," mohon Gaziel membuat Alvino terdiam.
"Gaziel tutup telponnya, Tolong jangan sakiti kakak Gaziel lagi." katanya memutuskan sambungan telpon dengan Alvino.
"Gue gak salah Gaziel.. Please jangan benci sama gue, gue cuma pengen dia bisa ngerasain apa kata sakit, gue gak tega liat lo selalu di sakiti nya" batin Alvino yang masih berada di jalanan.
23 juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)
Короткий рассказ*Judul sebelumnya 'Kisah Renand.' Ini hanyalah kisahku, tentang aku yang berjuang mendapatkan kasih sayang keluargaku. Terkadang aku berfikir, haruskah aku menyerah? Apakah dengan aku mati maka mereka akan menyayangiku? Jikalau memang itulah yang b...