Happy reading....
"Ma, apa aku begitu haram untukmu, apa aku begitu hina! Sehingga kau tak pernah menganggap ku di dunia ini."
"Mengapa engkau begitu jijik dengan kehadiranku, bahkan saat aku menatapmu saja, engkau enggan untuk membalasnya dan yang selalu ku dapatkan adalah kemarahan dan hukuman darimu."
Di sebuah pantai, seorang remaja laki laki tengah menangis mengutarakan isi hatinya. Gaziel namanya. Memiliki nama lengkap Gaziel putra Rykaizan Arjuna (Daskar).
Mendengar marga Daskar tentu tak asing lagi bagi sebagian orang. Ia adalah keluarga terpandang dan begitu di segani dalam dunia bisnis. Keharmonisan keluarga adalah julukan bagi keluarga ini.
"Apakah Gaziel tidak pantas menjadi keluarga kalian?" lanjutnya dengan mencengkram dada yang mulai sakit.
Jika di lihat dari seragam sekolah yang ia kenakan, saat ini ia termasuk siswa menengah atas. Bersekolah di sekolah terfavorit, mungkin banyak yang berfikir Gaziel memiliki banyak teman dan selalu menjadi pusat perhatian seperti kedua saudaranya.
Hari sudah menjelang malam, namun ia tak mempedulikan akan hal itu. Beruntunglah, di pantai itu sedang sepi jadi ia tak perlu merasa malu karena menangis dan berteriak tak jelas. Gaziel akui, berada di tempat sepi adalah hal yang paling cocok untuknya.
Tak akan ada yang tahu ketika ia menangis, terluka, menahan rasa sakit yang saat ini sangat menyiksanya.
"Kebahagiaan? Kapan aku juga bisa merasakannya."
"Mengapa kata kebahagiaan, selalu terngiang-ngiang di pikiranku."
"Diantara banyaknya pertanyaan. Pertanyaan yang sangat tidak bisa ku jawab adalah. 'Apakah arti kebahagiaan sesungguhnya?' kata-katanya simpel, banyak arti didalamnya, dapat dirasakan oleh banyaknya orang. Namun, aku sebagai pengecualian."
Ia terduduk lemah di atas pasir, memandang lurus ke depan di mana ombak sedang terjadi. Air mata mengalir mengiringi rasa sakit di hatinya. Tak ada yang tahu seberapa keras ia berjuang untuk mendapatkan kasih sayang dari kelurganya sendiri, terutama ibunya.
Ia hancur. Lagi dan lagi ia tertolak oleh keluarganya sendiri. Perjuangannya sampai sekarang tak membuahkan hasil. Hanyalah air mata yang menjadi saksi kehidupannya yang penuh akan drama.
"APA SALAH GAZIEL! HIKS...HIKS.. MENGAPA KALIAN SEMUA MEMBENCIKU. MENGAPA AKU HARUS TERLAHIR DI DUNIA INI, JIKA PADA AKHIRNYA TAK ADA YANG PEDULI PADAKU," teriak nya dengan lantang. Tangisan pilu yang di keluarkan oleh remaja 16 tahun itu, pasti akan mengundang orang-orang untuk ikut menangis bersamanya.
Tetapi beruntunglah, tak ada seorangpun di sekitarnya saat ini.
"Kapan kalian mengerti aku? Kapan kalian akan menganggap kehadiranmu. Mengapa takdirku berbeda, mengapa garis kehidupanku harus seperti ini?"
Marah dan sedih secara bersamaan itulah ia rasakan saat ini. Ia ingin mengungkapkan kepada mereka, kepada dunia. Ia juga hanyalah seorang anak yang menginginkan kasih sayang bukan kebencian. Namun apalah daya, ia begitu takut untuk mengatakannya, ia tak punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. Mengatakan seberapa ketidakadilan yang selama ini ia terima.
Gaziel kembali mengingat kejadian yang membuatnya berada disini, keluyuran, kabur dari rumah. Seharusnya saat ini Gaziel sedang mengerjakan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)
Short Story*Judul sebelumnya 'Kisah Renand.' Ini hanyalah kisahku, tentang aku yang berjuang mendapatkan kasih sayang keluargaku. Terkadang aku berfikir, haruskah aku menyerah? Apakah dengan aku mati maka mereka akan menyayangiku? Jikalau memang itulah yang b...