10. Marahnya Kelvin

1.1K 104 1
                                    

Happy Reading

Di hari senin ini, mereka akan melaksanakan ujian semester dan hal itu membuat mereka harus tiba di sekolah sebelum ujian di laksanakan. Dan jika terlambat sedikit saja maka jangan harap bisa mengikuti ujian. Tapi tentu ini pengecualian untuk Kelvin dan Bintang.

Gaziel telah rapi dengan seragam sekolahnya, beberapa menit yang lalu. Berbeda dengan Kelvin dan Bintang yang belum bangun.

Sedari tadi, beberapa maid telah mencoba membangunkan mereka, namun sampai sekarang di antara keduanya belum ada yang bangun padahal hari ini mereka akan melaksanakan ujian.

"Bi Alya," panggil Gaziel pada salah satu maid yang baru saja turun dari kamar Kelvin. Sekarang posisi mereka sedang berada di dapur.

"Iya den," jawab bi Alya sopan. Ia menatap sang majikan dengan sopan.

"Kakak udah bangun?" tanyanya pada bi Alya.

Bi Alya menggelengkan kepalanya,

"Belum den, saya sudah berusaha membangunkan mereka tetapi sepertinya mereka tadi malam begadang jadi sangat sulit untuk membuka mata nya," ujar bi Alya sambil menghela nafas lelah.

"Ya udah bi, makasih," kata Gaziel. Ia ingin membantu, tetapi juga takut jika kehadirannya justru membuat mood mereka hancur. Tapi melihat bi alya yang sudah kelelahan, akhirnya dia menawarkan diri.

"Bibi ke bawah aja dulu. Biar Gaziel membantu bangunin mereka."

"Baik den. Kalau gitu saya permisi dulu,".kata bi Alya sambil membungkuk sopan.

Setelah bi Alya pergi. Gaziel, remaja itu berdiam diri memikirkan bagaimana caranya agar kedua kakaknya itu segera bangun.

Gaziel melirik jam di dinding yang menampilkan pukul 06:55. Itu tandanya mereka cuma memiliki waktu 35 menit sebelum ujian di mulai.

Lama bergelud dengan pikiran nya sendiri, akhirnya Gaziel memutuskan untuk ke kamar Kelvin untuk membangunkan sang kakak terlebih dulu.

Sampai di depan pintu kamar, Gaziel tampak ragu untuk mengetuknya, namun waktu benar benar harus menyuruhnya untuk segera membangunkan sang kakak, meski pun nanti Gaziel akan mendapat amarah dari Kelvin.

Dengan ragu ia mengetuk pintu kamar kakaknya, namun tak ada balasan dari dalam. Gaziel terus mengetuk pintu hampir limat menit, ia berdiri di depan pintu sambil berusaha membangunkan Kelvin dengan cara berteriak dari luar.

Karena tak ada balasan atau tanda tanda dari dalam kamar. Gaziel akhirnya mencoba membuka knop pintu, dan ternyata pintunya tidak di kunci.

Gaziel membukanya perlahan takut jika sampai pintu tersebut rusak.

Ia melangkah kan kakinya menuju sang kakak yang masih tertidur dengan selimut yang menutup kepalanya. Gaziel mencoba membangunkannya dengan menepuk nepuk pelan bahu Kelvin dengan lembut.

Kelvin masih tidur dengan nyaman tak merasakan kehadiran Gaziel yang berusaha membangun kan nya.

Kelvin, remaja tujuh belas tahun itu, bahkan mengeratkan pelukannya pada bantal guling dan semakin memperdalam mimpi indahnya.

Gaziel tak tahu bagaimana cara membangunkan Kelvin, karena biasanya Anindya yang membangun kan Kelvin dan Bintang, tapi sekarang mamanya itu sedang tak berada di rumah.

Gaziel Story {ON GOING} - (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang