Haechan meringis dan terisak seorang diri. Tabungan uangnya habis sudah. Haechan memang selalu membawa dompet kemanapun ia pergi dan membawa serta uang yang sengaja ia tabung.
Sekarang tak ada lagi yang tersisa. Baru saja ada beberapa berandalan memalak dirinya. Tak lupa mereka memberikan beberapa oleh-oleh pada tubuhnya.
Mereka menendang serta memukul Haechan hingga ia tak berdaya. Haechan terbaring ditanah yang basah dengan buku-buku yang telah berserakan terkena hujan. Tas mahal nya dibawa kabur oleh berandalan itu.
Haechan hampir saja diperkosa jika dia tidak menyebut nama keluarganya.
Tubuhnya sudah sangat pucat dan berkeriput.
Saat Haechan sudah akan memejamkan matanya, seseorang dengan kekuatan nya yang sangat luar biasa menerjang dirinya.
"HAECHAN!"
"Astaga, apa yang terjadi?!"
Haechan tersenyum lemah. Penyelamatnya telah datang. Terima kasih Tuhan.
"Makeu."
Gelap. Ya Haechan sudah tidak bisa menahan beratnya matanya. Tapi ia bisa mendengar pekikan dan teriakan Mark yang memanggil-manggil namanya. Hingga tubuhnya terasa melayang di udara.
Big baby
Yeonjun frustasi. Pemuda itu sudah puluhan kali memutari area sekolah. Bahkan ia sudah masuk ke gedung itu dengan susah payah membujuk satpam yang berjaga. Tapi hasilnya tetap zonk. Tidak ada siapapun disana.
"Bego! Gue 'kan punya nomor Renjun!".
Yeonjun segera memberhentikan mobilnya dan mengambil ponselnya yang ia taruh di saku bajunya.
"Hal—"
"Haechan lagi sama lo?"
"Huh? Gue lagi dirumah Guanlin, ya ngga lah."
Pip
Sial. Diaman lagi?
Dia tidak mempunyai nomor Winwin. Jika menelpon Renjun kembali dia sudah terlanjur mematikan telfon sepihak.
"Kalo gue balik ngga bawa Haechan, gue bisa dipecat dari keluarga Lee. Ah, sial!"
Pada akhirnya Yeonjun kembali menjalankan mobilnya dan kembali memutari kota untuk mencari Haechan.
Huft— Sudah dua jam ia kesana-kemari mencari Haechan tapi hasilnya tetap nihil. Haechan tidak ditemukan!
Bagaimana dia bisa menghadapi Jaemin, ibunya jika seperti ini!
"Chan lo dimana sih?!" Kesalnya.
Mata Yeonjun memicing ketika melihat sesuatu yang terasa familiar. Yeonjun langsung berlari tanpa memedulikan hujan diluar.
Yeonjun melebarkan pupil matanya melihat botol minum serta banyak buku yang berserakan ditanah dekat dengan kursi panjang yang ada di halte.
Ini benar! Botol minum itu milik Haechan!
"Anjing! Haechan lo kemana?"
Yeonjun bertambah cemas sekarang! Buku serta barang-barang Haechan berserakan dan Haechan sudah tak ada ditempat.
Mati sudah nasibnya jika Haechan sampai hilang dan tidak bisa ia temukan, apalagi jika terjadi sesuatu yang menimpanya. Ia kembali bergegas memunguti buku-buku Haechan dan menaruhnya di bagasi mobil.
Yeonjun menyerah. Hari sudah sangat malam. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Dia belum juga menemukan Haechan.
Yeonjun memberanikan diri untuk pulang ke rumah dan memberikan kabar kecewa kepada orang tuanya.
Dengan tangan bergetar Yeonjun membuka pintu dan disambut oleh Soobin yang mungkin sedari tadi ada didepan pintu.
"Tuan muda! Kenapa anda basah kuyup seperti ini. Astaga, Tuan bisa sakit. Cepat mandi dan ganti baju Tuan." Ucapnya dengan cepat menarik tangan Yeonjun dan membawanya ke kamar untuk segera mandi.
Beberapa menit kemudian Yeonjun keluar dengan tubuh yang terbalut baju yang cukup tebal dan hangat.
"Minum dulu Tuan." Soobin menyerahkan teh panas kehadaan Yeonjun yang langsung meminumnya sedikit demi sedikit.
"Dimana orang tua gue?"
Soobin tampak berpikir karena terlihat mengerutkan keningnya dalam.
"Ah, mereka kerumah Mark! Aku tidak tau dia siapa. Tapi nyonya bilang jika mereka harus pergi kesana untuk menemani Haechan— yak!" Tubuh Soobin sudah seperti melayang ketika dengan cepat Yeonjun menarik tangannya dan menuruni tangga dengan kecepatan kilat! Oh astaga, Soobin belum ingin mati!
"Tu-tuan, ini terlalu cepat." Tangannya memegang erat pegangan mobil yang ada disampingnya. Sungguh! Yeonjun membawa mobil dengan kecepatan sangat tinggi!
"Diem!"
Soobin hanya bisa memejamkan matanya erat serta merapalkan beberapa doa yang dia tau dalam hati.
Setelah entah berapa saat Yeonjun memberhentikan laju mobilnya dan segera keluar dari sana. Soobin mengikuti langkah Yeonjun yang tergesa. Memasuki rumah yang tak kalah mewah dari rumah Yeonjun.
"Sudah datang?"
Yeonjun yang nafasnya masih memburu bergidik ngeri mendengar suara menyeramkan yang dikeluarkan oleh Jeno.
Dia menatap ayah dan ibunya ngeri. Jangan lupakan disana ada Taeyong dan juga Jaehyun yang juga memasang wajah horor. Oh kenapa juga ada Yuli disana!
"Aw, Aduh!" Bukan, bukan Yeonjun yang berteriak. Tidak mungkin suara Yeonjun menjadi sangat imut seperti itu.
"Ma-maaf Tuan-tuan, aku,aku, aku tidak sengaja." Ujarnya. Sungguh sama halnya dengan Yeonjun, melihat wajah sangar semua orang disana membuatnya linglung dan tersandung sesuatu yang menghalang disana. Tubuhnya masih bersimpuh dilantai. Dia takut dan tak berani berdiri kembali.
"Woah! Siapa itu, kenapa imut sekali! Jaehyun, bawa dia kesini!" Itu adalah Taeyong.
Jaehyun memutar bola mata jengah. Kenapa dia bertingkah seperti itu ketika suasana sedang mencekam seperti ini!
To Be Continued
Oke update
Jan lupa Vote sama Komen!©Vvusr_
18 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲✓ 『ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ』
FanfictionBook two from Our Baby! Jika mau ceritanya nyambung, baca dulu book one nya, oke? Bxb || BL || Boyslove || Mature "Mau sama Makeu aja!" "Makeu mau kan nikah sama Echan?" "Makeu ayo cium Echan!" "Makeu!" "Makeu!" "Echan gatal, Makeu tolong garukin pu...