chapter sebelas

8.2K 811 18
                                    

Mark sedikit risih karena tatapan-tatapan lapar yang banyak dikeluarkan kaum hawa. Haechan memaksa  minta diantar Mark hingga ke kelasnya! Alhasil Mark menurut, karena menolak Haechan itu sangat susah bagi Mark. Entah kenapa.

Karena bucin, bisik cicak yang hinggap di dinding.

"Kenapa mereka pada liatin Makeu?!" Kesalnya. Dia sendiri yang membawa Mark kemari dan dia sendiri yang kesal.

"Ngga papa. Aku tidak suka pada mereka "

Haechan tersenyum senang dan menatap Mark penuh binar.

Karena gemas akhirnya Mark mencubit pelan hidung bangir Haechan.

"Makeu, Echan suka Makeu!"

Oh shit!

Haechan ini benar-benar bisa membuatnya mati muda.

"Echan mau nikah sama Makeu!"

Double shit!

Haechan menghentikan jalannya yang otomatis Mark juga melakukan hal yang sama.

"Makeu," ucapnya sendu.

"Ya?"

"Makeu ngga suka sama Echan?"

"Kenapa Makeu ngga jawab tadi?"

Oh astaga Mark harus jawab apa sekarang?

"Makeu!"

"Oh, ya?"

"Jawab pertanyaan Echan."

Mark menghela nafas panjang. Menarik Haechan ke kursi panjang yang ada disana dengan gerakan pelan.

"Dengerin aku ya? Aku suka kamu, kamu itu ceria, lucu cantik lagi. Siapa yang ngga suka sama kamu. Tapi kamu suka sama aku karena perihal yang berbeda."

"Berbeda, apanya?"

"Begini, kamu menganggapku apa?"

"Penyelamat Echan!"

Sudah ku duga!

"Tadi kamu bilang ingin menikah dengan ku?"

Haechan mengangguk antusias.

"Menikah itu perlu adanya cinta yang tulus dari hati. Jika tidak ada maka tidak akan pernah membuahkan hasil. Jika aku dan kamu  menikah, bisa saja suatu saat nanti kamu akan berpaling dari ku karena kamu mencintai seseorang."

"Kenapa begitu?"

"Karena kamu mencintai dia dan tidak mencintai ku. Kamu menganggapku penyelamat, jadi aku akan tetap menjadi penyelamat mu sampai kapanpun itu. Aku akan melindungi mu semampu ku."

Big baby

Haechan tak bisa fokus pada pelajaran yang ada dihadapannya. Biasanya jika pelajaran sedang berlangsung Haechan akan selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang guru berikan.

Tapi sekarang tidak. Dia hanya bisa memikirkan kata-kata dari Mark pagi tadi.

Kedua temannya Renjun dan Winwin menatap heran pada Haechan yang sekarang.

Sebenernya keduanya sempat tak percaya jika Haechan bolos sekolah tiga hari yang lalu, karena itu sepertinya mustahil bagi seorang Haechan.

Sampai pelajaran selesai Haechan masih dalam keadaan sama hanya menatap lurus ke meja dihadapannya.

"Haechan," panggil Renjun.

Haechan sedikit terlonjat dengan panggilan itu. Padahal Renjun hanya berbicara pelan.

"Kamu sakit?"

Haechan menggeleng.

"Echan mau tanya." Ucapnya.

Keduanya menyamankan duduk dibangku masing-masing. Menatap Haechan lekat, pasalnya biasanya Haechan itu tak bisa serius!

"Cinta setulus hati itu— apa?"

Renjun dan Winwin saling menatap satu sama lain dengan raut wajah yang menyiratkan apa! cinta?!

Renjun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kamu jatuh cinta?"

"Cinta itu apa Njun?"

"Oke, sebelum tentang cinta-cintaan, coba ceritakan apa yang terjadi?"

Haechan menarik nafas dalam-dalam dan mulai menceritakan kejadian sedari awal Mark menyelamatkannya  di toko buku waktu lalu, ingat? Hingga kejadian tadi pagi dan menirukan kalimat yang Mark katakan pagi tadi.

"Echan mau Makeu! Echan sayang Makeu. Tapi kenapa Makeu bilang kita ngga bisa menikah, Njun, Winie?"

Renjun dan Winwin terkekeh gemas.

"Haechan, kamu masih dalam tahap awal. Dia pasti masih ragu kalo kamu cuma nganggep dia penyelamat."

Renjun mengangguk menanggapi Winwin.

"Sekarang kamu masih dalam tahap kagum. Kagum itu berbeda dengan cinta."

"Apa bedanya?"

"Kamu akan tau jika kamu mendalami perasaan kamu sama dia. Cinta itu jika kalian saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling menerima kekurangan masing-masing."

"Jika kamu hanya menganggapnya penyelamat dia akan selalu menyelamatkan mu. Tapi jika kamu cinta pasti apapun yang terjadi Makeu akan selalu melindungi dan menjaga Haechan nya."

"Kamu hanya perlu hanyut dalam perasaan itu. Dan menunjukan jika ada cinta di hati kamu. Satu lagi cinta akan membuat mu berdebar."

"Berdebar?"

Renjun dan Winwin menunjuk dada sebelah kiri Haechan.

"Apa?" Keduanya memutar bola mata jengah.

Winwin memegang tangan kanan Haechan dan membawanya kedada sebelah kirinya.

"Disini. Saat kamu berdekatan dengan dia, debarannya akan bertambah kencang jika kamu jatuh cinta."

"Pipi mu akan merona jika dia menggoda mu, oh dan juga kamu akan selalu ingin ada disisinya, menemani dan membuatnya selalu tersenyum."

Haechan tersenyum malu. Jangan lupakan rona merah dipipinya telah hinggap disana.

"Pipimu merona! Apa kamu jatuh cinta padaku?" Ucap Renjun dramatis.

"Menjijikan!" Sarkas Winwin.

"Nah sekarang ayo ke kantin. Jangan memikirkan Makeu mu itu terus!"

"Aku membawa bekal. Masakan Eomma Taeyong sangat lezat!"

"Baiklah, tapi ayo makan dikantin!"

"Let's go!"

Fyi, biarkan mereka menghabiskan waktu bertiga setelah tiga hari lamanya salah satu personilnya hilang.

To Be Continued

Fyi part ini keknya rada ngebosenin, ya?
Ayo dong kasih bintang!
Kasih aku komen juga, emang susah banget ya buat komen? Huft

©Vvusr_
21 Maret 2021

𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲✓ 『ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang