chapter dua belas

7.4K 800 34
                                    

Haechan telah memberi tau Mark jika dia telah menyelesaikan sekolah dan meminta Mark menjemputnya sesuai dengan apa yang Mark bicarakan semalam.

Dia tengah menunggu Mark dengan ditemani Renjun dan Winwin. Teman-teman nya itu tidak ingin kejadian kemarin kembali terjadi pada Haechan.

"Nah itu mobil Makeu!" Teriak Haechan antusias. Renjun dan Winwin gemas sendiri dengan tingkah kekanakan Haechan.

Mark keluar dari mobil dengan senyum terpatri diwajahnya.

"Hai." Sapa nya.

Ketiganya melambaikan tangan pada Mark, membalas sapaan.

"Makeu!"

"Ini teman-teman Echan!"

Renjun dan Winwin sedikit tersipu. Ternyata Mark memang sangat tampan!

"Ini Renjun, Echan biasa panggilnya Njun! Hehe,"

"Dan ini Winwin! Aku biasa panggilnya Winie!"

Renjun dan Winwin hanya menunduk memberi hormat ketika Haechan mengenalkannya pada Mark.

"Hai semua, terima kasih sudah menjaga Haechan."

"Ya err—"

"Hyung, panggil Mark hyung saja."

Keduanya mengangguk.

"Jadi, bye Echan! Ingat apa yang kita bicarakan tadi, oke?" Ucap Winwin dan kemudiam mengerlingkan matanya pada Haechan.

Renjun hanya terkikik melihat Haechan yang telah merona dan keduanya berlari sebelum Haechan berteriak kesal pada mereka.

Mark yang tak tau apapun hanya diam dan menunggu Haechan.

"Hei, kenapa?"

"Makeu," cicitnya.

"Ya? Kenapa wajahmu memerah, sakit?"

"Echan malu~"

Mark hanya melebarkan sedikit matanya dan menganga lucu ketika dengan tiba-tiba Haechan menubruk dan mendusal di dadanya.

"Jadi, mau ku gendong hingga mobil?" Tanya nya ketika Haechan masih belum mau melepaskan pelukannya.

Haechan tak menjawab tak juga melepaskan pelukan itu.

Akhirnya Mark yang jauh lebih tinggi dari Haechan itu menggendongnya dengan sangat ringan.

"Yak! Makeu!!"

Big baby

H

aechan dan Mark mampir terlebih dulu ke restoran untuk makan siang. Karena setelah ini Haechan akan kembali menemani Mark dikantornya.

"Makeu,"

"Ya?" Mark mengalihkan pandangannya yang tadi ke ponsel sekarang fokus ke Haechan.

"Echan mau tanya, apa boleh?"

"Ya boleh, mau tanya apa, hm?"

"Kalo Echan sama Makeu err— saling cinta, apa Echan sama Makeu bisa menikah?"

Sebetulnya Mark sedikit terkejut dengan pertanyaan Haechan. Tapi gemas juga karena Haechan terlihat malu dengan pipi yang merona.

"Bisa, kenapa bertanya begitu?"

Mata Haechan berbinar mendengar jawaban dari Mark!

"Jadi Makeu cinta Echan?!" Ucapnya antusias.

Mark terkekeh gemas.

"Echan masih kecil. Apa Echan tidak malu menikah dengan ku? Usiaku sudah kepala dua."

Haechan menggeleng cepat.

"Echan ngga malu! Echan 'kan suka Makeu!"

"Hey bocil! Masih kecil jangan cinta-cintaan dulu!"

Haechan dan Mark menoleh pada sumber suara. Mata Haechan berbinar kala melihat siapa yang berbicara. Tanpa ba-bi-bu dia langsung menubruk tubuh jangkun itu dengan keras.

"Daddy! Kenapa Daddy jadi jarang ke rumah Echan?!"

Young Kwang terkekeh sedangkan Yuli memutar bola mata jengah.

Ya itu Young Kwang, kekasih Yuli. Pasangan itu juga terkejut ketika mendapati Haechan dan juga Mark ada disana apalagi bahasan mereka adalah bahasan pasal cinta.

"Dia sibuk. Jadi, hei lepaskan!"

Haechan mempoutkan bibir nya lucu lalu melepaskan rengkuhan nya pasa Young Kwang.

"Mommy kenapa ada disini? Tidak di kampus." Tanya Haechan.

"Kita mau makan siang disini. Jadi, kita pergi ya. Tidak mengganggu cinta-cintaanya Echan lagi." Ucap mereka dan langsung melengggang pergi dengan terkikik pelan.

"Dia siapa?" Tanya Mark.

"Dia Daddy nya Echan!"

"Kekasih Yuli?"

Haechan mengangguk mengiyakan.

"Nah ayo makan,"

Big baby

Mark tengah fokus pada berkas-berkas dihadapannya. Haechan baru saja pamit untuk berkeliling dikantor.

Baru beberapa menit memang. Tapi kenapa perasaan nya menjadi tak enak seperti ini.

Akhirnya setelah bergelut dengan pikiran, Mark pun menyusul Haechan hanya untuk memastikan jika Haechan baik-baik saja.

Matanya membelak ketika melihat Haechan telah dikerumuni banyak orang disana!

Mark berlari menuju kerumunan dan,

"Semua kembali pada kerjaan kalian masing-masing! Saya menggaji kalian untuk bekerja, bukan untuk bermain!"

Semua karyawan yang mengerumuni Haechan akhirnya menunduk takut dan buru-buru pergi dari sana sebelum Mark murka.

Mark langsung berlari menghampiri Haechan.

"Echan tidak apa-apa?"

Haechan hanya meringis. Pipi serta hidungnya merah-merah! Ini semua karena ulah para karyawan itu!

Mereka bilang jika mereka gemas dengan Haechan alhasil mereka mencubiti pipi serta hidung Haechan secara masal.

Segitu imutnya Haechan. Fyuh~

"Kembali ke ruangan ku saja, ya?"

Haechan mengerucutkan bibirnya. Mark bisa frustasi jika disuguhi pemandangan yang sangat tak sehat untuk jantungnya itu.

"Di ruangan ku, ada perpustakaan. Kamu suka membaca 'kan?"

Mata Haechan berbinar saat itu juga dengan cepat menganggukkan kepalanya.

Tangan Mark kembali ditarik Haechan ketika dia akan melangkah.

"Makeu, kaki Echan sakit. Mau gendong~"

Mark terkekeh kecil. Dia tau jika itu hanya alasan Haechan. Kakinya baik-baik saja, para karyawan tadi sama sekali tidak menyentuh kaki Haechan.

Tapi, ya sudahlah. Mark juga suka.

"Kemari," Mark merentangkan tangannya. Mendapat persetujuan seperti itu, tentu saja Haechan langsung melompat dan langsung membenamkan kepalanya di ceruk leher Mark.

Biarlah mereka berbahagia berdua.

To Be Continued

Fyuh belum lelah mengingatkan!
Abis baca coba deh kasih bintangnya, bisa kan?

©Vvusr_
22 Maret 2021

𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲✓ 『ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang