"Ngh," Haechan menggeliat dari tidurnya. Haechan tak sengaja tertidur ketika dia lelah membaca. Dia masih di kantor Mark, tepatnya diruang rahasianya.
Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam. Beruntung dia telah mengabari Jaemin jika dia ada bersama Mark.
Haechan yang masih setengah sadar itu melangkahkan kakinya menuju pintu yang juga pintu rahasia. Karena Mark bilang jika hanya dia dan orang tuanya Mark yang tau tempat itu.
Netra Haechan terpaku melihat pemandangan yang ada didepannya.
"Makeu," lirihnya, yang sayangnya masih bisa didengar oleh Mark.
Mark langsung menolehkan kepalanya menuju sumber suara.
Melihat Haechan yang sudah akan menumpahkan tangisnya, Mark langsung bergegas menuju Haechan berada.
Mark gelagapan ketika tangis Haechan sudah terdengar begitu nyaring!
Mark yang tak tau apapun itu hanya bisa memeluk Haechan dengan bisikan yang mungkin bisa menenangkan nya.
"Echan, kenapa?"
"Hei, Makeu disini."
Dengan isakan yang masih kencang, Haechan menunjuk seseorang yang masih terduduk di sofa yang berhadapan dengan meja milik Mark.
"Siapa, M-makeu?"
Oh, Mark mengerti. Haechan cemburu?
Wanita yang mengerti jika dia terlibat dengan tangis Haechan itu segera berdiri dan membungkukkan badannya.
"Selamat malam, saya Mina. Sekretaris tuan Lee."
"Maaf jika anda salah paham, saya hanya bekerja menjadi sekretaris dan saya sudah mempunyai seorang suami." Jelasnya. Haechan yang merasa malu itu menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Mark.
Apa-apaan dia cemburu dengan wanita yang sudah bersuami? Maklum saja 'kan sebelumnya Haechan tidak mengetahui fakta itu.
Mark mengulum senyum.
"Mina, kita bicarakan itu nanti. Kau boleh kembali." Perintah Mark langsung dituruti oleh sang sekretaris. Sebenernya Mina gemas dengan tingkah Haechan. Mark juga berbeda sembilan puluh sembilan persen ketika berhadapan dengan pria mungil itu. Biasanya Mark akan bersikap tegas dan berwibawa tapi sepertinya jika berhadapan dengan Haechan Mark berubah menjadi lemah lembut.
Tadi, Mark dan Mina tengah membahas proyek baru yang akan dilaksanakan beberapa minggu kedepan. Haechan mungkin mengira jika Mark tengah bermesraan?
Haechan tak kunjung meredakan tangisnya, padahal dia sudah tau kebenaran itu.
"Hey, sudah ya? Mina itu sekretaris ku."
"Tapi— tapi Makeu berduaan."
"Ya hanya membahas tentang pekerjaan. Tidak lebih, aku juga tidak tertarik padanya."
"Tapi Makeu— Echan cemburu," cicit Haechan.
Lagi-lagi hati Mark menghangat mendengar penuturan Haechan.
"Makeu sukanya cuma sama Echan, gimana dong?"
Barulah Haechan mendongakkan wajahnya, menatap Mark dengan penuh harap.
"Beneran?"
Mark mengangguk dengan senyum tampan yang ia perlihatkan pada Haechan seorang.
Haechan melompat ke tubuh Mark! Beruntung Mark dengan sigap menangkap tubuh gempal Haechan.
"Echan cinta Makeu!"
Big baby
"Soobin, sayang. Bisa bantu Muma di dapur?" Seru Jaemin. Soobin yang baru saja turun dari lantai atas langsung mempercepat laju langkahnya menuju dapur.
"Ya, Muma."
Taeyong mengulas senyum manisnya.
Taeyong dan keluarganya telah menerima Soobin sepenuh hati. Selain karena Soobin itu manis, dia juga seorang yang pandai.
Mereka bahkan berniat untuk kembali menyekolahkan Soobin di ke sekolah menengah pertama, tapi cukup homeschooling saja karena selain Jaemin khawatir karena nanti Soobin tak akan ada yang menjaga, juga karena Soobin yang meminta.
Walaupun Soobin sempat putus sekolah selama dua tahun karena tak mempunyai biaya, Soobin termasuk anak yang pintar.
Terlihat ketika Jaemin pertama kali mengajarinya memasak, Soobin yang pintar itu langsung mengerti dan hafal bahan-bahan dari masakan yang ia buat.
Setelah beberapa saat memasak pintu utama rumah terbuka dan muncullah suara yang amat sangat membuat rumah mewah elegan itu selalu cerah bersinar.
"Muma, Echan pulang!"
Soobin yang bahkan baru beberapa hari mengenal Haechan itu telah lengket seperti perangko.
Mendengar suara Haechan yang baru saja pulang yang pasti bersama Mark langsung melarikan diri dari dapur dan segera berlari menuju pintu utama.
"Echaaaan!" Serunya.
Haechan yang sudah hafal dengan suara seseorang yang sama-sama manis itu lantas segera merentangkan kedua tangannya bersiap dengan rengkuhan erat Soobin.
Mark dan Jaemin yang melihat saudara yang sudah seperti Teletubbies itu hanya terkekeh gemas.
"Oke, acara peluk-pelukannya selesai sampai disini. Sekarang bersiap untuk makan, Echan, Soobin, dan Mark makan malam lah disini, oke?"
Mark hanya mengangguk. Jangan tanya sekarang Haechan dan Soobin dimana. Keduanya sudah berjalan dengan tangan yang masih terpaut lucu dan celotehan yang masih terdengar oleh Jaemin dan Mark.
"Mereka seperti saudara kembar yang sudah lama terpisah ya, Mum?" Ucap Mark.
Jaemin membenarkan dengan mengangguk.
"Benar-benar seperti saudara yang telah lama dipisahkan."
Ibu dari tiga anak dan calon empat karena masih dalam perut itu melirik Mark dan kemudian kembali terkekeh.
"Mandilah dulu, Mark. Pakai kamar mandi Yeonjun dan pinjam lah sekalian bajunya. Jika kekecilan panggil Muma, biar Muma ambilkan Baju milik Baba."
Mungkin menginap disini untuk satu malam adalah pilihan yang akan Mark ambil. Dia juga rindu memeluk Haechan pada malam hari menjelang tidur.
To Be Continued
Uhuy Beomgyu sama Taehyun bentar lagu debut cuy, tungguin aja pas si ty sama jm brojol lagi.
Btw jan lupa vote sama komen!
©Vvusr_
24 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲✓ 『ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ』
FanfictionBook two from Our Baby! Jika mau ceritanya nyambung, baca dulu book one nya, oke? Bxb || BL || Boyslove || Mature "Mau sama Makeu aja!" "Makeu mau kan nikah sama Echan?" "Makeu ayo cium Echan!" "Makeu!" "Makeu!" "Echan gatal, Makeu tolong garukin pu...