chapter enam belas

6.6K 676 24
                                    

Sama seperti hari-hari sebelumnya, kegiatan rutin Mark adalah menjemput Haechan pada saat jam pulang pria manis itu.

Disini lah Mark berada sore ini; sekolah Haechan. Menunggu sang pujaan hati keluar dari gedung sana.

Mark tengah bersender di mobilnya dengan tangan yang sibuk memainkan ponsel. Telinganya samar-samar mendengar suara bising dari jarak tak jauh tapi tidak terlihat apa yang sedang terjadi karena segerombolan murid kira-kira ada sekitar delapan sampai sembilan disana. Sepertinya mereka tengah melakukan sesuatu kepada salah satu murid disana.

"Pembullyan?"

Sebenarnya Mark tidak peduli dengan itu, tapi hati nuraninya seperti mengatakan jika dia harus menolong dan menghentikan aksi beberapa siswa itu.

Entahlah yang pasti Mark mulai melangkahkan kakinya menuju gerbang; masuk ke dalam sekolah yang entah penjaga gerbang nya sudah hilang kemana.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Mark dengan nada mengintimidasi.

Tidak terhiraukan. Mereka masih berseteru. Kedelapan murid itu berdiri melingkari seseorang yang menjadi korban.

Ketika salah satu dari mereka menendang korban Mark segera berlari menyerobot kerumunan itu secara paksa ketika mendengar teriakan dari seseorang itu.

"Apa yang kalian lakukan?!" Geramnya. Wajahnya telah sepenuhnya memerah karena marah!

Geng itu terlihat terkejut dan kedelapannya berlari terburu-buru keluar menuju gerbang.

Sialan memang!

"M-makeu,"

.·´¯'▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒´¯'·.

Mark mendekap erat tubuh gembul yang bergetar karena menangis itu. Keduanya telah berada di ruangan privat milik Mark.

Ya, Haechan dirundung oleh delapan murid yang baru Mark tau bernama skz itu.

Setelah beberapa saat Mark telah berhasil membujuk Haechan walaupun dengan sedikit banyak drama.

"Udah sekarang jangan nangis, ya? Sekarang ceritakan kepada ku, kenapa Echan sangat takut pada mereka, hm?"

Haechan menghapus air matanya dengan tangan yang sungguh terlihat sangat menggemaskan dimata Mark!

"Mereka selalu gangguin Echan!"

"Gangguin?"

Haechan mengangguk cepat.

"Echan pernah dipaksa pake rok perempuan!"

Mark membelak. Rok? Wah, pasti Haechan akan terlihat sangat menggemaskan jika memakai pakaian itu!

Mark menggeleng kan kepalanya. Astaga, kenapa dia sampai berpikir seperti itu?! Oh mungkin akalnya tertinggal di rumah pagi tadi.

Tapi, tidak ada salahnya menyuruh Haechan mengenakan rok nanti, kan? Oke, Mark akan memikirkan itu nanti.

"Terus Echan mau?"

Haechan menggeleng, "itu pakaian perempuan! Jadi Echan ngga mau,"

Mark terkekeh.

"Mereka jahat Makeu. Echan pernah dipukul sa—"

"Dipukul?!" Mark terkejut tentu saja! Dipukul? Kapan?

𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲✓ 『ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang