[END]
"Shut up your fucking mouth! or maybe I'm gonna kill your family and your close friends? Which one pretty"
"why you don't kill myself?"
"Because I love you. I'm fallin' in love with you. You must be my wife, okay pretty?"
"No, you lied to me"
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝Serena'ssurrounded by the guys❞
NOTE: • kata miring bisa saja bermaksud: 1. berbicara dalam hati 2. Memakai b. inggris 3. flashback/dreaming jangan bingung^^
🍑🍑🍑
Play this song: Reflections—Toshifumi Hinata
Bau anyir dimana mana. Ditambah hidungku yang tak hentinya mengeluarkan darah menambah rasa pusingku saat ini. Aku berusaha memikirkan bagaimana aku bisa keluar.
Serena dimana rasa beranimu! kau saja berani menerobos antrian ibu ibu yang sama ganasnya dari Huang Renjun ini!
Walaupun memang tidak benar, tapi ini sebuah kata semangatku untuk menunjukkan keberanianku melawan dia.
Dia mendorongku hingga punggungku terbentur keras. Sakit. Dan akupun langsung terduduk karna tubuhku menjadi lebih berat. Untung saja aku masih tersadar kalau tidak?
Setelah itu dia berjalan kearahku dengan radius 2 meter. Agak jauh.Menatapku garang bahkan pisau yang sedari tadi dia bawa selalu menunjuk ke arahku.
"Tenang aku tidak akan mengkulitimu" tuturnya.
"Kau pikir semudah itu untuk kabur dariku?" ucap dia sembari masih berjalan kearahku. "Kau akan kubebaskan jika—" dia menghentikan kalimatnya.
"—kucabut matamu terlebih dahulu"
Aku menggeleng dengan tubuh sudah terasa berat untuk kubawa. Rasanya nyawaku ingin segera keluar agar semua rasa sakit yang kurasakan saat ini hilang.
"Jangan kumohon" mohonku
Renjun tersenyum miring, begitu ia sampai didepanku ia mensejajarkan tubuhku dengan salah satu lututnya sebagai tumpuan tubuhnya itu.
Dia menyentuh daguku. reflek aku menatap mata hitam itu kembali.
"Kau terlalu polos, kau tau aku hanya bergurau?. Mana berani aku mencabut mata hazel secantik milikmu" ucapnya sembari mendekatkan wajahnya. Bahkan jarak kita nyaris tidak ada. Sedekat itu kepadaku.
"Matamu indah, apa keturunanmu akan mendapat mata secantik ini?" tuturnya asal.
Aku masih terdiam sembari menghirup oksigen lebih banyak dari biasanya, posisi ini membuatku sesak seakan aku dan Renjun berlomba lomba untuk menghirup udah di sekitar kita.
"Ah topengmu menghalangiku" Renjun langsung menarik topengku kasar hingga tali pita yang dilekatkan pada topeng itu langsung putus. Dia membuang kasar topengku bersamaan dia juga membuka topengnya. Waktu ia membukanya...
