21. Crossbow

1K 212 15
                                    

‼️BLOOD WARNING‼️

❝𝐡𝐞'𝐬 𝐝𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝𝐡𝐞'𝐬 𝐝𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬❞


🐭🐭🐭

Flashback on

"Kakak, kenapa aku tidak boleh main dengan Pangeran?" tanyaku sekali lagi.

Memang saat itu aku masih sangat kecil, jadi jangkaku untuk mengingat juga masih pendek terkadang aku harus diberi tahu beberapa kali lagi untuk benar benar paham dengan apa yang dimaksud.

Chenle waktu itu sedang bersandar di rak rak buku perpustakaan Kerajaan sembari membaca buku tebal milik Kerajaan tersebut.

"Jika kau lupa, lihatlah pergelangan tanganmu yang kanan" ujarnya tak melihatku. Ia masih setia pada buku yang ia baca itu.

Aku yang masih polos pun mengikuti ucapan sang kakak. Aku mengangkat tangan kanan tepat didepanku, dapat kulihat ada sebuah perban yang membaluti tangan kananku. Dan aku masih tidak tahu maksudnya.

"Aku sudah melihatnya hanya sebuah perban" tuturku.

Chenle menghela nafas kasar lalu menutup buku yang tadi ia baca secara keras sehingga menimbulkan suara tak terlalu kencang tapi dapat membuatku terkejut.

"Didalam perban ada goresan luka yang dibuat pangeran, kau bisa mati saat itu jika aku tidak segera mengobatimu. Lalu jika kau mati, kau akan dibuang lalu dimakan lalat besar dan kau berubah menjadi monster" ucapnya.

Aku mendengarnya langsung bergidik ngeri serta mataku menjadi berkaca kaca bersiap untuk menangis, "T-tidak mau!" jawabku sedikit berteriak. Aku yang masih kecil tidak tahu jika Chenle hanya melebih lebihkan ucapannya.

"Tanpa Injun, aku tidak ada teman. Kakak saja selalu membaca buku"

"Jika kau bosan, membacalah! waktumu tidak terbuang sia sia hanya untuk bermain dengan Pangeran"

"Tapi kak, dia terkadang sangat baik kepadaku. Nyatanya dia memberikanku sebuah pita putih bergambar kupu kupu ini dan memberikan boneka kayu ini kepadaku, katanya ini spesial hanya untukku"

Chenle tiba tiba melepaskan ikatan pita pada rambutku serta merampas boneka kayu yang kubawa saat itu dengan kasar. Aku pun tercekat dan rasanya ingin menangis saja saat rambutku tergerai dengan paksa.

"Jadi semua ini bukan dari ayah?!" ujarnya setengah membentakku.

"B-bukan, i-itu dari injun"

Chenle memejamkan matanya sejenak, ia nampak berfikir yang membuatku kebingungan. Yah, memangnya kenapa semua barang dari Injun harus dirampas?

"K-kau! kau tidak boleh memilikinya!" tegas Chenle saat itu juga.

"Dia tidak jahat! kumohon percayalah" Aku membelanya walaupun aku tak punya alasan yang kuat untuk meyakinkan kakakku tapi entah kenapa hatiku mengatakan bahwa Injun itu anak baik. Hatinya bersih dan lembut.

The King Of Psychopath | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang