26. Two faced

1.1K 185 47
                                    

‼️BLOOD WARNING ‼️
🔞🔞

❝𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮 𝐟𝐨𝐫 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐡𝐨𝐧𝐞𝐬𝐭𝐲, 𝐞𝐥𝐚𝐧𝐨𝐫❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮 𝐟𝐨𝐫 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐡𝐨𝐧𝐞𝐬𝐭𝐲, 𝐞𝐥𝐚𝐧𝐨𝐫❞

🦊🦊🦊🦊

aku memandangnya dengan raut wajah suntuk. aku sudah mabuk. sesaat aku tersenyum dan terkikik kecil melihatnya yang sudah berubah ekspresi itu,

"lepaslah" tuturku.

"tidak akan" dia berucap begitu tajam dengan sorot mata yang mengimtimidasi. "kau tidak bisa membunuhku semudah itu elanor" ucapnya.

malam itu, tak ada satu pun orang berjaga disekitar sana. tidak tahu bagaimana akhirannya jika diantara aku dan dia sama sama egois untuk merebut pisau itu. disisi lain injun mengira, aku akan membunuhnya dan mengalahkannya tapi disisiku tidak seperti itu.

aku melunturkan senyumanku. tidak jelas memang. kenapa aku bahagia dikala seseorang sedang memandangku marah serta berfikir bahwa aku penghianat?

benar benar efek alkohol itu tidak main main. yang lara menjadi bahagia sejenak melepas kejenuhan didunia ini.

"apa kau bersedia jika aku mati kau juga mati?"

injun menaikkan alisnya. ah, aku tidak tahu dia sudah menjadi renjun atau tetap injun. sorot matanya saja sudah menghitam tapi bahasa yang dia torehkan kepadaku masih terlihat halus. apa jangan jangan ini adalah kepribadian baru? setengah injun setengah renjun. haha mana bisa?

"kau mabuk berat, ayo kita balik"

pria bermarga huang itu lantas menarik pisau yang kugenggam dengan kuat sampai akhirnya jemariku dapat terlepas dengan otomatis tanpa aku bergerak sama sekali.

ia meringis tatkala membuka telapak tangannya yang tergenggam dimana pisau berlumur darah diatasnya dan goresan di telapak tangannya mengeluarkan darah sebanyak banyaknya.

"ah—sial! kenapa kau melukai tangan kananku?? dua hari aku harus berperang elanor!" dia meneriakku dengan keras namun pandangannya tetap sama ke arah telapak tangannya.

"...."

aku tak menjawab apa yang di ucapkan. pandanganku malah terpaku pada pisau yang menganggur disana. terlihat menggiurkan bagiku. aku reflek menggigit bibirku. entah bagaimana hawa dingin kini melewati telingaku beberapa kali serasa menyuruhku untuk menyentuhnya kembali.

"elanor kau mendengarku kan?"

"bunuh, bunuhlah, biarkan kakakmu bebas dari kutukan sialan itu"

"tapi aku mencintainya" aku melantur sendiri. berbicara dengan angin membuatku tampak seperti orang bodoh dihadapan renjun atau injun.

"siapa yang kau cintai selain aku?"

The King Of Psychopath | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang