CLARA

864 51 0
                                    


“Ada apa ini?” tanya Clara yang tiba-tiba datang membuat wajah Flo pias dan senyum puas di wajah Ajeng.

Clara mendekati  Flo dan Ajeng yang sedang berdebat. Wanita cantik itu mengamati Ajeng dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“Kamu Ajeng, adiknya Hans?” terka Clara, lupa-lupa ingat dengan wajah gadis cantik di depannya.

Ajeng memicingkan mata. Berusaha mengingat sosok di depannya. Namun, terus diingat, iapun tetap tak mengenal perempuan itu.

“Iya betul,” jawabnya sedikit kaku. “Ibu kenal dengan kakak saya?”

“Lalu apa hubungannya kamu dengan Flo?” selidik Clara tanpa senyum.

“Flo ini kakak ipar saya, Bu,” sahut Ajeng dengan menatap Flo sekilas. “Tapi, kakak ipar yang yang pelit,” umpatnya tak kenal tempat.

“O, jadi Flo ini yang sudah merebut Hans dari istrinya?” tukas Clara yang tiba-tiba dipenuhi emosi.

“Maksud ibu, Mbak Intan?” Ajeng memastikan.

“Iya, siapa lagi istri pertama Hans kalau bukan Intan.” Clara mengiyakan.

“Ibu kenal dengan dengan Mbak Intan?” lanjut Ajeng.

“Ya jelas kenallah,” sahut Clara ketus. “Aku ini teman Intan dari kecil sampai sekarang.”

Flo menelan saliva. Wajahnya pias seketika. Keringat dingin membasahi.Tak menyangka jika atasannya adalah sahabat perempuan yang suaminya sudah ia rebut.

Tubuh Flo kembali bergetar saat sang pimpinan melangkah mendekatinya. Apa yang harus ia katakan jika Clara mengintrogasinya tentang Hans dan Intan.

“Flo,“ ucapnya tegas. “Kalau punya masalah keluarga itu jangan dibawa ke kantor!” pesan Clara dengan mata tajam.

“Suruh pulang iparmu itu!” titahnya. “Kalau ga, aku kasih kamu SP tiga!” ancamnya kemudian berlalu tanpa memandang Ajeng.

“Puas kamu? Bikin malu aku di kantor?” sentak Flo dengan mata melotot malah membuat Ajeng tertawa.

“Makanya jadi ipar tuh jangan pelit-pelit,” cibir Ajeng malah meledek.

“Jangan salahkan aku ya jika mobil dan uang kuliah kamu distop sama Mas Hans.” Flo balik mengancam sehinngga membuat Ajeng menegang.

“Berani ya kamu?” sentak Ajeng sengit.

“Ngapain aku takut sama anak ingusan yang ga tahu berterima kasih,” umpat Flo meluapkan emosi. “Manja. Bisanya cuma foya-foya dan pamer harta.”

Ajeng tak berkutik. Ingi marah tapi ia sudah kepalang malu menjadi tontonan. Dengan geram ia meninggalkan kantor Flo.

************

Siang itu, Clara berkunjung di kantor baru sahabatnya_Intan. Karena kesibukan masing-masing, mereka jarang sekali bertemu hanya sekedar minum kopi.

“Cey, yang bisnisnya meroket,” celetuk Clara saat masuk ke dalam ruangan Intan.
Intan surprise mendapati temannya ke kantor tanpa diundang. Segera ia berdiri dan memeluk sahabatnya itu erat.

“Kemana aja kamu?” tanya Intan sesudah melepaskan pelukan.

“Ada kok,” sahut Clara langsung duduk di sofa. “Akhir-akhir ini kerjaanku memang banyak.”

“Iya, sampai aku dilupain,” seloroh Intan membuat kedua sahabat itu tertawa.

“Kemarin aku ketemu Ajeng lho,” cerita Clara membuat Intan penasaran.

“Di mana?”

“Di kantorku.”

“Kok bisa?” Intan makin penasaran. “Dia kerja di tempat kamu?”

PELAKOR TEKORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang