SEATAP DENGAN MERTUA

531 28 0
                                    


Hans memandang takjub ruangan kerja Intan yang kini jadi miliknya. Kursi empuk itu diusapnya berulang-ulang kali.

“Akhirnya, aku bisa duduk di kursi tertinggi ini tanpa harus kerja keras.” Tawa kemenangan Hans dengan menikmati kursi empuk.

Seketika ia teringat dengan gadis cantik pujaan hatinya. Sudah lama, mereka tak berjumpa. Ia mengeluarkan ponsel. Tak lama kemudian terdengar jawaban dari seberang sana.

“Nanti, kita jalan ya!” ajak Hans sebelum senyum manis menghiasi bibirnya.

Hans sudah tak sabar untuk bertemu dengan Flo. Sesudah selesai bekerja, ia lagsung meluncur menjemput Flo di tempat kerjanya. Mereka meluncur ke sebuah café elite ibukota.

“Lama banget ya kita ga ketemu.” Hans mengawalai obrolan di awal senja itu.

“Kamunya sih ga pernah hubungi aku,” sahut Flo.

“Iya, ya,” Hans mengiyakan. “Maklum sibuk ngurusin bisnis istri.”

“Bisnis istri?” tanya Flo tertegun.

“Iya, Intan berencana program hamil jadi ia menyerahkan semua tanggung jawab untuk mengurus perusahaan. Jadinya banyak waktuku yang habis untuk kerja.”

Flo tersenyum menggoda. Ini tandanya Intan hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Jadi, ia punya banyak waktu bisa berduaan dengan Hans.

************

Harta dan tahta tak ubahnya mata pisau yang bisa menjadikan seseorang berubah haluan. Harta dan kekuasaan yang diberikan Intan ternyata malah disalahgunakan oleh Hans.

Laki-laki itu banyak memberikan hadiah-hadiah mewah untuk Flo dengan memakai uang perusahaan meski baru hitungan hari ia memimpin perusahaan.

Belum lagi kehadiran Sekar dan Ajeng di kantor siang itu. Menambah deret pengeluarkan yang menguras kas perusahaan.

“Hans, bagi uang dong buat ibu!” pinta Sekar.
“Ga banyak kok, cuma lima ratus juta,” imbuhnya enteng.

“Apa Bu, lima ratus juta?” pekik Hans kaget. “Itu kan banyak banget.”

“Kan emang mau buat renov rumah,” sahut Sekar kalem. “Lagian kamu itu sudah banyak duit, masih saja pelit sama ibu.”

“Bukan begitu, Bu,” kilah Hans. “Tapi kalau nanti Intan tahu pengeluaran sebanyak itu, dia bisa curiga.”

“Itu alasanmu saja!” tukas Sekar ketus. “Intan mah ga seperfect itu.”

“Udah ah Mas, transfer saja!” Ajeng ikut memaksa. “Lagian, ini buat renov rumah kok bukan untuk foya-foya.”

Hans menghela napas panjang lalu menatap adik dan ibunya bergatian. Kedua perempuan itu kalau sudah mempunyai keinginan tak mampu ditentang.

“Baiklah,” akhirnya Hans menyanggupi permintaan mereka.

********

Sementara Intan sedang menikmati masa-masa menjadi ibu rumah tangga. Belajar bikin kue dan masakan baru bersama Bi Minah_pembantu yang sudah bekerja pada keluarga Intan sedari dirinya baru lahir.

“Assalamualaikum.” Sebelum magrib Hans sudah pulang.

Dengan senyum mengembang, ia menyambut kedatangan sang suami.

“Wah, masak apa nih?” Hans penasaran langsung duduk di meja malan.”Banyak amat?”

“Iya, kebanyakan ternyata.” Intan ikut tertawa.
Baru memulai makan, Sekar dan Ajeng masuk demgan membawa koper.

PELAKOR TEKORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang