HANS SELINGKUH

1K 60 1
                                    


Sebuah notifikasi orderan masuk ke ponsel Hans. Segera ia terima dan meluncur ke alamat yang diminta. Kebetulan hanya butuh waktu lima menit sampai ke tempat itu.

“Dengan Intan Anggraini?” Hans terhenyak saat menyadari nama itu sama dengan mantan istrinya.

“Iya.” Intanpun tak kalah terkejut saat mereka saling beradu tatap.

“Kok order ojek?” tanya Hans memastikan. “Mobil kamu mana?”

“Tadi aku pergi kondangan, nebeng ma teman,” sahut Intan. “Jadi sekarang mau pulang, tapi ga ada yang nganterin.”

“Ya sudah! Ayo naik!” titah Hans sembari mengulurkan helm pada Intan.

Intan lalu naik di jok belakang. Sebelum melajukan motormya, Hans mengambil kedua tangan Intan untuk memeluk pinggangnya.

“Takut kamu jatuh,” godanya membuat Intan tersipu malu dari kaca spion motor.

Motor matic membelah jalanan. Tak ada percakapan di aatara mereka. Mungkin mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Setelah sampai di rumah Intan, mereka tampak  kikuk satu sama lain.

“Gimana kabar kamu?” tanya Hans membuka obrolan.

“Baik, Mas,” jawab Intan kikuk. “Mas Hans sendiri, gimana kabarnya?”

Hans merasa tersanjung saat mantan istrinya itu masih berbicara padanya dengan mesra. Tiba-tiba rindu meyeruak dengan semua kenangan yang tersimpan di rumah ini. Pandangannya mengedar ke sekeliling.

“Ga berubah ya, rumah ini?” ucapnya.

“Iya, masih seperti yang dulu,” sahut Intan.

“Apa pemiliknyapun masih punya cinta seperti yang dulu?” tanya Hans mencoba memancring memori cinta mereka.

“Maksudnya?” Intan pura-pura tidak tahu apa yang dimaksud mantan suaminya itu.

“Mungkin, masih ada cinta untukku, Tan?” tembak Hans langsung ke sasaran membuat Intan terhenyak.

“Jikapun masih ada, tapi itu takkan guna, Mas,” sahut Intan perih. “Sekarang kamu sudah punya kehidupan baru bersama anak dan istrimu.”

“Tapi, aku tak bahagia bersama mereka Intan!” Hans menyakinkan. “Aku tertekan hidup dengan Flo.” Hans meraih pundak Intan dan menatap tajam wanita di depannya itu.

“Sudah malam, Mas,” ucapnya. “Aku mau istirahat.” Intan berlalu denngan pintu yang terkunci.

***************

Pertemuan dengan Intan mengusik ketenangan hidup Hans. Wajah cantik itu selalu hadir dalam mimpinya. Menari-nari di pelupuk mata dan menghadirkan sejuta ridu di hati. Tak ayal setiap siang, ia selalau menyempatkan makan siang bersama wanita yang masih mencuri hatinya itu.

“Mas Hans,” sapa Intan lembut saat Hans sudah menunggunya di depan kantor.

“Makan siang, yuk!”ajak Hans mesra.

“Boleh.”

Tak berapa lama motor sudah terparkir di salah satu kedai nasi kebuli.

“Mas, aku perhatiin kamu jadi kurus dan hitam ya?” Komentar Intan tiba-tiba membuat Hans tersanjung karena merasa diperhatikan.

“Iyalah, namanya tukang ojek,” sahut Hans. “Panas-panasan kerjanya plus ga ada yang merhatiin,” imbuhnya mencoba menarik simpati.

“Memang istrimu ga perhatian apa, Mas?”

“Dia selalu sibuk dengan dunianya sendiri,” sahutnya. “Sibuk arisan, sibuk inilah, itulah, sama ibunya sendiri.”

“Kasihan banget sih kamu.” Intan mengelus punggung tangan Hans sebagai tanda simpati.

PELAKOR TEKORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang