Chanhee melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya untuk yang kesekian kali. Gigi rapinya bergemelutuk seiring dengan gerakan kakinya yang terlihat gelisah. Kebiasaan saat panik kembali terulang, ujung kuku pada jempolnya ia gigit untuk meredakan rasa cemas yang melanda benaknya.
Sesosok pria dengan setelah jas hitam rapi dengan kacamata berwarna senada perlahan muncul dari ruang tata rias. Kerutan diwajahnya terlihat begitu jelas ketika pria itu menggelengkan kepala seakan paham maksud dari tatapan Chanhee saat ini.
"Dia tidak ada di ruangan ini."
Sudah hampir tidak terhitung seberapa banyak kata itu keluar dari mulut yang berbeda. Chanhee terduduk lemas seketika. Abai dengan pandangan para pihak keamanan yang berkumpul disekitarnya.
Pria yang tadi berbicara kepadanya tiba-tiba menyerahkan secarik kertas dengan tulisan bertinta darah. Sangat merah pekat sampai Chanhee merasa ragu untuk mengambilnya dan akhirnya memilih agar pria tersebut tetap memegangnya sementara Chanhee membaca tulisan tersebut dalam hati.
Lee Hyunjae ada bersamaku. Tidak perlu bersusah-payah untuk mencari, aku akan mengembalikannya kepadamu ketika denyut nadinya telah terhenti. Kau tidak perlu memikirkan masalah uang yang akan aku minta sebagai tebusan, aku tidak membutuhkannya.
Helaan nafas lelah keluar dari mulut kecilnya. Chanhee harus apa sekarang? Meminta bantuan pihak berwajib? Chanhee tidak bodoh, nyawa Hyunjae adalah taruhannya. Jika tujuan awal dari si penculik adalah untuk membunuh Hyunjae, ia mungkin tidak akan berpikir panjang untuk membunuhnya. Si penculik pastinya akan bermain terlebih dahulu dengan Hyunjae, jadi Chanhee pikir ia bisa mengulur waktu untuk memikirkan rencana penyelamatan untuk Hyunjae.
Lagipula, ia bahkan tidak tau akan siapa dan dimana penculik itu berasal. Tidak ada sama sekali jejak yang tersisa. Pihak penyelenggara acara ternyata tidak menambahkan kamera keamanan di ruangan rias artis.
"Sialan," desis Chanhee sambil mengacak surainya. "Siapa penanggung jawab acara ini?" Bertanya dengan serius, Chanhee berpikir jika tuduhan mengarah pada sang penanggung jawab karena ia telah lalai dalam hal menjaga keamanan artis yang diundangnya.
.
[Enigma]
.Kabar diculiknya seorang violinist muda dengan segudang prestasi muncul sebagai hot topic di sosial media maupun media massa lainnya. Wajah sahabatnya terpampang di berbagai saluran televisi swasta. Berbagai artikel dengan banyak judul yang menurutnya mendramatisir menghiasi berita di internet. Nama Hyunjae menjadi pencarian terpopuler setelah polisi menjanjikan akan mengusut tuntas kasus penculikan sang artis di salah satu wawancara.
Chanhee mencibir. Betapa percaya dirinya mereka seakan benar-benar bisa menemukan sang violinist meski satupun petunjuk bahkan belum bisa ditemukan selain secarik kertas biasa yang akan hancur saat terjatuh ke dalam air. Siapa yang tau jika mereka akan menumpang tenar dibalik berita hilangnya Hyunjae?
"Terima kasih untuk infonya. Berkatmu sekarang jabatanku naik!"
Seruan semangat tersebut tidak lantas membuat Chanhee tertarik untuk menyahut. Ji Changmin, sahabatnya yang berprofesi sebagai jurnalis tersenyum bahagia seperti biasa. Kemudian, beralih penasaran ketika melihat wajah Chanhee yang nampak seperti tidak punya semangat sama sekali untuk membalas ucapannya.
"Apa kamu butuh bantuan seorang detektif untuk kasus ini?" Tanyanya memberi tawaran. "Dia cukup dikenal oleh beberapa pihak kepolisian tentang semua prestasi yang didapatnya saat memecahkan kasus yang tidak dapat dituntaskan oleh para polisi. Bersyukurlah karena aku mengenalnya."
Chanhee menggelengkan kepalanya, "Aku butuh psikolog untuk diriku sendiri. Aku rasa aku sudah mulai gila saat memikirkan bagaimana kondisi Hyunjae sekarang. Dia selalu bersikap apatis dalam segala hal, jadi kupikir penculik itu akan membunuhnya sesegera mungkin karena sikap menyebalkannya itu."
Gelak tawa Changmin terdengar memenuhi penjuru rumah Hyunjae. Apakah Chanhee tidak menyadari jika saat ini ia seperti sedang membicarakan dirinya sendiri? Changmin pikir sikap Hyunjae dan Chanhee itu sama. Keras kepala, pemarah, sarkastik. Tidak heran mereka sekarang terbilang akrab satu sama lain.
"Tapi Chanhee, dia sendiri yang menawarkan diri untuk menyelidiki kasus hilangnya Lee Hyunjae."
.
[Tbc]
.Ji Changmin
── a journalist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma +Milju
Fanfiction#1 - juyeon (29/8/2024) The safest place is the most dangerous place. [Lee Hyunjae - Lee Juyeon]